JAKARTA - PT Angkasa Pura II (AP II) terus memperkuat komitmennya dalam meningkatkan layanan bandara melalui penerapan konsep Smart Digital Airport di 15 bandara yang dikelolanya. Langkah strategis ini dilakukan untuk menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman, efisien, dan modern bagi para penumpang, sejalan dengan pertumbuhan signifikan jumlah penumpang dan trafik penerbangan pasca-pandemi.
Bandara-bandara besar seperti Soekarno-Hatta (Tangerang), Kualanamu (Deli Serdang), dan Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang) menjadi bagian dari transformasi digital yang digagas AP II.
“Kami terus menyeimbangkan hard infrastructure dan soft infrastructure bandara-bandara di bawah naungan AP II. Soft infrastructure akan diperbaiki menyeluruh. Konsep Smart Digital Airport ini sudah menjadi kebutuhan. Jumlah penumpang dan traffic pesawat tinggi,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin.
Teknologi Digital Jadi Tulang Punggung Layanan
Dalam mewujudkan Smart Digital Airport, AP II mengintegrasikan berbagai teknologi mutakhir seperti sistem informasi berbasis digital, aplikasi mobile, serta layanan berbasis Internet of Things (IoT). Teknologi ini memungkinkan penumpang mengakses informasi penerbangan secara real-time, melakukan proses check-in secara mandiri, hingga menikmati berbagai fasilitas berbasis digital lainnya yang mempercepat mobilitas di area bandara.
Salah satu inovasi unggulan adalah penerapan sistem penilaian layanan digital secara langsung melalui perangkat i-Mate Kiosk. Dengan sistem ini, penumpang dapat memberikan rating secara langsung terhadap berbagai aspek layanan di bandara, mulai dari proses check-in, kenyamanan ruang tunggu, hingga kualitas Wi-Fi.
“Sistem penilaian secara real-time dari pelanggan ini membuat PT Angkasa Pura II dapat lebih memaksimalkan kinerja sehingga terjadi quick response terhadap masukan pelanggan,” ungkap Awaluddin.
Targetkan Standar Global Layanan Bandara
Penerapan digitalisasi tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan, tetapi juga untuk memenuhi standar global layanan bandara seperti yang ditetapkan oleh Airport Council International (ACI) dan Skytrax.
“Penilaian dengan hasil real-time ini sangat berguna bagi kami untuk mempertahankan standar global atau memenuhi seluruh kriteria dalam komponen Airport Service Quality,” tambah Awaluddin.
Bandara-bandara di bawah naungan AP II pun menunjukkan performa yang semakin baik. Terbukti dari penghargaan yang diraih, seperti tiga bandara – Sultan Mahmud Badaruddin II, Supadio, dan Depati Amir – yang meraih Airport Service Quality (ASQ) Awards 2023 dari ACI.
“Ketiga bandara AP II total meraih 10 penghargaan ACI ASQ Awards 2023,” jelas Vice President of Corporate Communication AP II, Cin Asmoro.
Merger Strategis Menuju Operator Bandara Terbesar Dunia
Sebagai bagian dari transformasi industri aviasi nasional, PT Angkasa Pura II bersama PT Angkasa Pura I resmi bergabung pada 9 September 2024 menjadi satu entitas baru bernama PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports). Dengan merger ini, Indonesia kini memiliki operator bandara terbesar kelima di dunia.
“Pasca merger, tepat di hari ini kita menjadi operator airport nomor 5 terbesar di dunia,” ungkap Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria.
InJourney Airports kini mengelola 37 bandara di seluruh Indonesia dengan total penumpang mencapai sekitar 172 juta per tahun. Penggabungan ini diharapkan memperkuat sinergi, mempercepat pengembangan teknologi, serta meningkatkan daya saing bandara Indonesia di tingkat internasional.
Komitmen Terhadap Keamanan dan Kenyamanan
Selain fokus pada digitalisasi dan efisiensi, AP II tetap memprioritaskan aspek keamanan serta kenyamanan penumpang. Dengan sistem pemantauan yang canggih, evaluasi layanan secara terus-menerus, dan pelatihan staf yang berkelanjutan, perusahaan berupaya menciptakan ekosistem bandara yang ramah, aman, dan modern.
Langkah-langkah inovatif dan integratif ini mencerminkan visi jangka panjang PT Angkasa Pura II dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat aviasi regional di Asia Tenggara.