JAKARTA - Pergerakan tanah yang terjadi di wilayah Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, berpotensi mengancam keberlangsungan jalur vital nasional, Tol Cipularang. Lokasi pergerakan tanah yang masif ini berjarak hanya sekitar satu kilometer dari jalan tol yang menjadi penghubung utama antara Jakarta dan Bandung tersebut.
Kondisi tanah yang bergerak secara aktif telah menyebabkan sejumlah rumah di sekitar Kampung Cigintung dan Sukamulya mengalami kerusakan berat hingga ambruk. Tak hanya itu, akses jalan penghubung antarwilayah juga terdampak, mengganggu aktivitas masyarakat setempat.
BPBD Jawa Barat Waspadai Dampak Luas Pergerakan Tanah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat bersama BPBD Kabupaten Purwakarta melakukan pengamatan langsung. Kepala BPBD Jawa Barat, Teten Ali Mulku Engkun, menyampaikan kekhawatirannya terhadap kondisi tersebut.
“Pergerakan tanah sangat masif dan cukup mengkhawatirkan. Jika tidak segera ditangani, bisa merembet ke Tol Cipularang yang merupakan jalur vital nasional,” ujar Teten saat meninjau lokasi terdampak.
BPBD Jawa Barat pun mengingatkan potensi bahaya yang mungkin meluas, mengancam infrastruktur penting di sekitar. Tol Cipularang sendiri merupakan salah satu rute transportasi strategis yang menghubungkan dua kota besar dan menjadi tulang punggung distribusi logistik serta mobilitas warga.
Jasa Marga Masih Dalami Dampak Pergerakan Tanah
Sementara itu, Jasa Marga Metropolitan Tollroad Regional Division, selaku pengelola Tol Cipularang, hingga kini belum memberikan pernyataan resmi terkait potensi dampak langsung pergerakan tanah tersebut terhadap kondisi jalan tol.
Panji Satriya, Marketing and Communication Department Head Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division Plaza Tol Cililitan Jakarta, mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil investigasi tim teknis sebelum memberikan update.
“Kami belum dapat memberi tanggapan karena masih didalami oleh tim teknis. Kalau sudah ada update terkait dampak ke jalan tol, kami segera update lewat release ya,” kata Panji.
Lokasi Pergerakan Tanah Dekat KM 91-93 Tol Cipularang
Menurut pengamatan, pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul berlokasi di sekitar Kilometer (KM) 91 hingga KM 93 Tol Cipularang. Kondisi tanah yang tidak stabil ini menjadi perhatian serius karena keberadaan jalan tol yang hanya berjarak satu kilometer dari titik terdampak.
Kondisi ini memperingatkan pentingnya mitigasi dan antisipasi agar infrastruktur vital tidak mengalami kerusakan yang dapat mengganggu arus lalu lintas maupun distribusi barang.
Ancaman Bagi Infrastruktur dan Masyarakat
Selain ancaman pada Tol Cipularang, pergerakan tanah juga mengancam rumah warga yang menyebabkan kerusakan bangunan dan membahayakan keselamatan penduduk. Aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat di sekitar juga terhambat akibat akses jalan penghubung yang rusak.
Menurut Teten Ali Mulku Engkun, langkah penanganan darurat sangat dibutuhkan untuk mengendalikan pergerakan tanah dan mencegah dampak yang lebih besar.
“Penanganan segera harus dilakukan agar dampak ini tidak meluas dan mengganggu lebih banyak fasilitas publik serta keselamatan warga,” tegasnya.
Penanganan dan Upaya Mitigasi
BPBD Jawa Barat bersama pemerintah daerah dan berbagai instansi terkait terus melakukan pemantauan intensif serta merencanakan langkah mitigasi. Penanganan yang tepat diharapkan dapat mengendalikan pergerakan tanah dan menjaga kondisi infrastruktur vital seperti Tol Cipularang tetap aman dan fungsional.
Masyarakat diimbau tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas agar risiko bahaya dapat diminimalkan. Pemerintah daerah juga mendorong koordinasi lintas sektoral agar upaya mitigasi berjalan efektif.
Pergerakan tanah di Purwakarta yang dekat dengan Tol Cipularang menjadi perhatian serius pemerintah dan pengelola jalan tol. Hingga saat ini, Jasa Marga masih mendalami dampak yang mungkin terjadi, sementara BPBD Jawa Barat mengingatkan risiko besar jika tidak segera ditangani. Mitigasi dan penanganan cepat menjadi kunci menjaga keselamatan masyarakat dan kelancaran arus transportasi di wilayah strategis tersebut.