JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat tipis selama sepekan perdagangan pada periode 9–13 Juni 2025. IHSG mencatatkan kenaikan 0,74% ke level 7.166,06, dari posisi 7.113,43 pada akhir pekan sebelumnya.
“Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami kenaikan sebesar 0,74% dan ditutup pada level 7.166,065,” ungkap Sekretaris Perusahaan PT BEI, Kautsar Primadi Nurahmad.
Selain penguatan IHSG, data perdagangan bursa juga menunjukkan beberapa indikator utama yang mengalami peningkatan. Rata-rata volume transaksi harian mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 15,52% menjadi 28,05 miliar lembar saham, dibandingkan pekan lalu yang tercatat 24,28 miliar lembar.
Frekuensi transaksi harian juga turut meningkat sebesar 3,98%, dari 1,36 juta kali menjadi 1,42 juta kali transaksi. Namun demikian, rata-rata nilai transaksi harian justru mengalami penurunan sebesar 5,21%, dari Rp17,14 triliun menjadi Rp16,24 triliun.
Sementara itu, kapitalisasi pasar BEI mengalami pertumbuhan sebesar 0,92%, naik dari Rp12.381 triliun menjadi Rp12.495 triliun. Kinerja ini menunjukkan adanya optimisme pasar meski nilai transaksi menurun.
Dari sisi investor asing, pada Jumat, 13 Juni 2025, tercatat nilai beli bersih sebesar Rp478,76 miliar. Namun secara year-to-date, investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp48,582 triliun.
Aktivitas Pencatatan Efek Sepanjang Pekan
BEI juga mencatat aktivitas pencatatan efek yang signifikan sepanjang pekan ini. Pada Kamis (12/6), PT MNC Kapital Indonesia Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V MNC Kapital Indonesia Tahap II Tahun 2025 dengan nilai nominal Rp55 miliar. Obligasi ini mendapatkan peringkat idBBB+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat.
Pada Jumat (13/6), giliran PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk yang melakukan pencatatan tiga instrumen surat utang sekaligus, yaitu:
Obligasi Berkelanjutan V Indah Kiat Pulp & Paper Tahap IV Tahun 2025 dengan nilai nominal Rp1,23 triliun,
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan IV Indah Kiat Pulp & Paper Tahap IV Tahun 2025 senilai Rp1,20 triliun,
Obligasi USD Berkelanjutan II Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun 2025 senilai US$4,16 juta.
PEFINDO memberikan peringkat idA+ untuk dua obligasi dan idA+(sy) untuk sukuk mudharabah yang diterbitkan oleh Indah Kiat. Adapun wali amanat untuk surat utang ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.
Total Emisi Obligasi dan Sukuk 2025
Hingga pekan kedua Juni 2025, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 50 emisi dari 32 emiten, dengan total nilai Rp68,59 triliun. Secara keseluruhan, BEI kini mencatat 611 emisi obligasi dan sukuk dari 133 emiten, dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp489,35 triliun dan US$107,92 juta.
Tak hanya itu, BEI juga mencatat 190 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp6.345,92 triliun dan US$502,10 juta. Selain itu, terdapat tujuh emisi Efek Beragun Aset (EBA) yang tercatat dengan total nilai Rp2,22 triliun.
Pergerakan positif IHSG sepanjang pekan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap pasar modal domestik di tengah fluktuasi nilai transaksi harian. Aktivitas pencatatan efek yang cukup aktif juga menjadi sinyal positif terhadap dinamika pembiayaan korporasi di Indonesia. Dengan kapitalisasi pasar yang menembus Rp12.495 triliun dan minat investor asing yang mulai kembali menguat, pasar modal Indonesia berpotensi terus tumbuh menuju paruh kedua tahun ini.