Investasi

Investasi Terbesar di Kabupaten Cirebon, Kepulauan Marshall Salip China

Investasi Terbesar di Kabupaten Cirebon, Kepulauan Marshall Salip China
Investasi Terbesar di Kabupaten Cirebon, Kepulauan Marshall Salip China

JAKARTA - Kabupaten Cirebon mencatat pencapaian luar biasa dalam sektor penanaman modal asing sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Kepulauan Marshall muncul sebagai negara dengan investasi asing terbesar di wilayah ini, mengalahkan raksasa ekonomi seperti China dan Singapura.

Lima negara teratas yang menyumbang investasi asing terbesar di Kabupaten Cirebon adalah Kepulauan Marshall, China, Samoa Barat, Singapura, dan Denmark. Dari kelima negara tersebut, Kepulauan Marshall mencatat nilai investasi tertinggi, yaitu sebesar Rp124,5 miliar, atau sekitar 38,9% dari total nilai investasi asing.

“Data ini menggambarkan Kabupaten Cirebon tidak hanya menarik minat investor dari kawasan Asia, tapi juga dari negara-negara nontradisional seperti Kepulauan Marshall dan Samoa Barat. Ini bukti bahwa sektor industri kita kian dikenal dan dipercaya,” ujar Kepala DPMPTSP Cirebon, Dede Sudiono, pada Jumat, 13 Juni 2025.

Industri Kulit dan Alas Kaki Jadi Daya Tarik

Menurut Dede, dominasi investasi dari Kepulauan Marshall dipicu oleh tingginya minat pada sektor industri barang dari kulit dan alas kaki, yang saat ini berkembang pesat di Kabupaten Cirebon. Keunggulan wilayah ini dalam hal ketersediaan tenaga kerja terampil dan lokasi yang strategis membuatnya semakin menarik di mata investor global.

“Industri kulit dan alas kaki memang menjadi primadona saat ini. Selain karena permintaan ekspor yang tinggi, para investor juga melihat efisiensi biaya produksi di Cirebon,” tambahnya.

China Tetap Kuat di Posisi Kedua

Meski tersingkir dari posisi puncak, China masih menjadi salah satu pemain utama dalam peta investasi asing di Cirebon. Negeri Tirai Bambu itu mencatatkan investasi sebesar Rp88,3 miliar, atau sekitar 27,6% dari total nilai investasi asing.

China tercatat menanamkan modal di berbagai sektor strategis seperti transportasi dan telekomunikasi, peternakan, industri makanan, hingga industri kimia, logam, dan energi. “Investor dari China memiliki orientasi jangka panjang. Mereka masuk ke sektor-sektor strategis yang menopang kebutuhan dasar dan rantai pasok industri lainnya,” jelas Dede.

Samoa Barat Tambah Warna dalam Investasi Daerah

Posisi ketiga ditempati oleh Samoa Barat, dengan total investasi sebesar Rp49,6 miliar atau 15,5%. Negara kecil di wilayah Pasifik ini menunjukkan minat pada industri kulit dan alas kaki, kertas dan percetakan, serta tekstil.

Dede menilai kehadiran investor dari Samoa Barat membawa nilai tambah karena memperkaya struktur ekonomi daerah. “Mereka membawa perspektif dan jaringan pasar baru yang berpotensi membuka jalur ekspor ke wilayah yang belum tergarap sebelumnya,” ujarnya.

Singapura dan Denmark Lengkapi Daftar

Di posisi keempat, Singapura mencatat nilai investasi sebesar Rp42,3 miliar atau 13,2%. Investasi dari negara kota ini tersebar di sektor peternakan, industri makanan, perdagangan, jasa, serta hotel dan restoran. Selain itu, sektor kimia, logam, dan farmasi juga menjadi fokus utama mereka.

“Singapura memang dikenal sebagai hub bisnis Asia Tenggara. Mereka biasanya menjadikan Cirebon sebagai basis produksi untuk mendukung suplai regional,” tutur Dede.

Sementara itu, Denmark berada di urutan kelima dengan investasi senilai Rp15 miliar atau 4,7%. Meski nilainya lebih kecil dibanding negara lain, Denmark berkontribusi signifikan melalui investasi di industri kayu dan sektor berbasis sumber daya alam lokal.

“Kontribusi Denmark mendorong penguatan nilai tambah produk lokal dan sekaligus memperkuat ekosistem industri berkelanjutan,” imbuhnya.

Strategi DPMPTSP Dorong Investasi Lebih Besar

Guna menjaga dan meningkatkan tren positif ini, DPMPTSP Kabupaten Cirebon terus melakukan berbagai upaya strategis. Beberapa langkah konkret yang dijalankan meliputi percepatan proses perizinan, pembentukan desk layanan khusus untuk investor asing, serta pemberian insentif bagi sektor padat karya dan ramah lingkungan.

“Kami juga membuka ruang dialog langsung antara investor dengan kepala daerah maupun OPD terkait. Ini penting agar komunikasi lancar dan investasi tidak terganggu oleh hambatan teknis di lapangan,” terang Dede.

Tantangan Infrastruktur dan SDM Masih Menghantui

Meski demikian, Dede tidak menampik bahwa masih terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi, seperti keterbatasan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat.

“Kami butuh dukungan untuk pembangunan jalan industri, akses logistik, dan pelatihan vokasi. Jika itu semua bisa dipenuhi, maka target investasi tahun ini bisa terlampaui,” pungkasnya.

Dominasi Kepulauan Marshall sebagai investor asing terbesar di Kabupaten Cirebon menunjukkan betapa luasnya potensi daerah ini di mata dunia. Dengan terus memperkuat daya saing industri lokal, memperbaiki infrastruktur, serta menciptakan iklim investasi yang kondusif, Kabupaten Cirebon berpeluang menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi regional yang patut diperhitungkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index