Saham

Setelah Libur Panjang, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Selasa, 10 Juni 2025

Setelah Libur Panjang, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Selasa, 10 Juni 2025
Setelah Libur Panjang, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Selasa, 10 Juni 2025

JAKARTA - Setelah libur panjang yang berlangsung beberapa hari, aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali bergairah pada Selasa, 10 Juni 2025. Para pelaku pasar mulai kembali mencermati pergerakan indeks dan memilih saham-saham yang berpotensi memberikan keuntungan optimal di tengah sentimen pasar yang mulai bergeser.

Sebagai pembuka sesi perdagangan minggu ini, sejumlah analis dan pengamat pasar menyampaikan rekomendasi saham yang layak dicermati para investor, baik investor ritel maupun institusi. Rekomendasi tersebut didasarkan pada analisis fundamental dan teknikal, serta perkembangan ekonomi terkini.

Pergerakan Pasar Pasca Libur Panjang

Setelah beberapa hari BEI tutup karena libur nasional, pasar modal kembali dibuka dengan antusiasme para investor yang berharap mendapatkan peluang baru. Namun, suasana perdagangan cenderung waspada mengingat sejumlah faktor global dan domestik yang belum sepenuhnya stabil.

Analis saham dari PT Riset Finansial Indonesia, Rizky Pratama, mengatakan bahwa kondisi pasar saat ini masih dipengaruhi oleh ketidakpastian dari ekonomi global dan sentimen negatif dari pasar luar negeri.

“Setelah libur panjang, pasar saham Indonesia diperkirakan akan bergerak dengan hati-hati. Pelaku pasar masih menunggu perkembangan kebijakan moneter di Amerika Serikat dan kondisi geopolitik yang memengaruhi sentimen global,” ujar Rizky.

Rekomendasi Saham untuk Hari Ini

Melihat situasi pasar yang relatif stabil namun fluktuatif, beberapa saham unggulan direkomendasikan untuk diperhatikan oleh investor. Saham-saham tersebut diprediksi memiliki potensi kenaikan harga atau menawarkan nilai dividen yang menarik.

Berikut beberapa rekomendasi saham yang disarankan untuk dipantau hari ini:

-PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Saham bank terbesar ini dianggap masih solid dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan di sektor perbankan.

-PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
Saham perusahaan telekomunikasi ini terus menunjukkan kinerja yang stabil didukung oleh ekspansi layanan digital dan infrastruktur jaringan.

-PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
Perusahaan konsumer ini dianggap tahan banting meski ada tekanan inflasi, karena produk-produk yang beragam dan kuat di pasar domestik.

-PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
Harga komoditas logam yang meningkat menjadi katalis positif bagi saham tambang seperti ANTM.

Peluang dan Risiko yang Perlu Diperhatikan Investor

Meski rekomendasi saham tersebut menjanjikan potensi keuntungan, analis juga mengingatkan investor agar tetap waspada terhadap risiko yang ada. Pergerakan harga saham sangat dipengaruhi oleh volatilitas pasar global, kebijakan suku bunga, serta dinamika politik dalam negeri.

Menurut Rizky Pratama, investor harus mengatur strategi portofolio dengan seimbang dan tidak terpengaruh oleh hype pasar.

“Diversifikasi portofolio tetap menjadi kunci untuk menghadapi volatilitas pasar. Jangan terlalu agresif mengambil risiko, apalagi di tengah situasi global yang belum pasti,” kata Rizky.

Sentimen Makroekonomi yang Menjadi Fokus Pasar

Selain faktor teknikal saham, kondisi makroekonomi nasional dan global juga menjadi perhatian utama. Data inflasi, angka pengangguran, serta kebijakan fiskal dan moneter akan terus dipantau oleh investor.

Kementerian Keuangan Indonesia baru saja mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 diprediksi mengalami perlambatan ringan, namun tetap berada di jalur positif. Hal ini dinilai sebagai sinyal agar investor lebih selektif dalam memilih saham.

Tips Bagi Investor

Pasca libur panjang, pasar saham Indonesia memasuki fase baru yang penuh tantangan sekaligus peluang. Rekomendasi saham seperti BBCA, TLKM, UNVR, dan ANTM bisa menjadi pilihan menarik untuk dipertimbangkan.

Namun, investor disarankan untuk selalu memantau perkembangan pasar secara berkala dan melakukan analisis sendiri sebelum mengambil keputusan investasi.

“Berinvestasi di pasar saham harus didasari oleh riset yang matang dan pemahaman risiko. Gunakan waktu pasca libur panjang ini untuk mengevaluasi portofolio dan menyesuaikan strategi,” tutup Rizky Pratama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index