Saham

Ekonomi Suriah Mulai Bangkit, Bursa Saham Damaskus Kembali Aktif setelah Sanksi Dicabut

Ekonomi Suriah Mulai Bangkit, Bursa Saham Damaskus Kembali Aktif setelah Sanksi Dicabut
Ekonomi Suriah Mulai Bangkit, Bursa Saham Damaskus Kembali Aktif setelah Sanksi Dicabut

JAKARTA - Perekonomian Suriah mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa resmi mencabut sanksi ekonomi pada bulan lalu. Salah satu indikator utama kebangkitan ini adalah pembukaan kembali pasar modal di ibu kota Damaskus yang sempat terhenti selama enam bulan. Selain itu, Turki mengumumkan rencana pembukaan kembali jalur penerbangan komersial ke Suriah, memperkuat sinyal pemulihan ekonomi negara yang sempat terpuruk akibat konflik berkepanjangan.

Pasar modal Damaskus kembali beroperasi mulai Senin, 2 Juni 2025, setelah sempat dibekukan sejak Desember 2024, saat pemerintahan Presiden Bashar al-Assad digulingkan oleh koalisi kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Dari total 28 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Suriah, sebanyak 14 perusahaan telah mengaktifkan kembali perdagangan sahamnya.

Direktur Bursa Efek Suriah, Fadi Jleilati, menyambut positif momentum ini. "Ini awal dari pemulihan ekonomi bangsa," ujarnya kepada media lokal, menambahkan bahwa meskipun ada sejumlah tantangan, langkah ini merupakan tonggak penting bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Suriah.

Pembukaan Kembali Bursa Saham: Langkah Strategis untuk Pemulihan Ekonomi

Pembukaan kembali Bursa Efek Damaskus merupakan bagian dari upaya pemerintah Suriah dalam memperbaiki kondisi ekonomi yang terpuruk akibat sanksi internasional dan perang saudara yang berkepanjangan. Pasar modal yang aktif akan memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan lokal untuk memperoleh modal segar sekaligus meningkatkan kepercayaan investor.

Menurut data terbaru, dari 28 perusahaan tercatat, 14 perusahaan sudah mulai bertransaksi saham, menandakan kepercayaan pelaku pasar mulai kembali. Namun, masih terdapat tantangan besar, terutama dalam mengintegrasikan bursa Suriah dengan pasar modal global yang selama ini terisolasi.

“Masih ada sejumlah hambatan, antara lain mengintegrasikan bursa Suriah dengan bursa global,” kata Fadi Jleilati. Dia menambahkan bahwa penguatan regulasi dan transparansi menjadi fokus utama agar bursa bisa menarik lebih banyak investor asing.

Dukungan Pemerintah dan Aliran Modal Asing

Menteri Perekonomian Suriah, Mohammed Nidal al-Shaar, mengungkapkan bahwa pemerintah Suriah membuka diri bagi investasi domestik maupun internasional sebagai bagian dari strategi pemulihan ekonomi nasional.

“Sejauh ini, modal sudah mulai mengalir masuk dari negara-negara Arab ataupun komunitas internasional,” kata al-Shaar. Dia menegaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya memperbaiki iklim investasi dan memberikan kemudahan kepada investor untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

Langkah ini diharapkan dapat mendukung berbagai sektor ekonomi Suriah yang terdampak parah selama konflik, mulai dari industri manufaktur, perdagangan, hingga sektor jasa.

Turki Buka Kembali Jalur Penerbangan Komersial ke Suriah

Selain kebangkitan di pasar modal, kabar baik juga datang dari Turki yang mengumumkan akan membuka kembali jalur penerbangan komersial ke Suriah. Ini menjadi sinyal positif bagi aktivitas perdagangan, wisata, dan mobilitas warga yang sangat vital untuk pemulihan ekonomi.

Pembukaan jalur penerbangan diharapkan bisa meningkatkan konektivitas Suriah dengan negara-negara lain, khususnya negara-negara di Timur Tengah. Hal ini menjadi peluang baru untuk memperkuat hubungan dagang dan mempercepat arus modal dan barang masuk ke dalam negeri.

Harapan dan Tantangan ke Depan

Meski optimisme mulai muncul, Suriah masih menghadapi sejumlah tantangan besar dalam upaya membangun kembali ekonominya. Infrastruktur yang rusak, ketidakpastian politik, serta proses reintegrasi sosial masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah.

Namun, pencabutan sanksi dari AS dan Uni Eropa serta langkah-langkah konkret seperti pembukaan kembali pasar modal dan jalur penerbangan menjadi momentum penting yang patut diapresiasi.

Para analis ekonomi menilai, pemulihan Suriah tidak hanya bergantung pada faktor internal, tetapi juga dukungan dan kerja sama internasional. Dengan komitmen yang tepat, Suriah memiliki peluang untuk kembali ke jalur pembangunan dan stabilitas ekonomi yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index