JAKARTA - Industri skincare di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan pesat dengan nilai perputaran bisnis yang diperkirakan menembus lebih dari Rp90 triliun pada tahun 2025. Data terbaru dari Radar Surabaya mengungkapkan peningkatan jumlah pelaku usaha di sektor kosmetik nasional dari 913 perusahaan pada 2022 menjadi lebih dari 1.500 pada akhir 2023, di mana sebagian besar adalah industri kecil dan menengah (IKM). Hal ini menandakan bahwa bisnis skincare kini menjadi ladang usaha yang menjanjikan, terutama bagi pelaku UMKM.
Tren Produk Skincare yang Diprediksi Booming di 2025
Perkembangan pasar skincare didorong oleh sejumlah tren produk yang diprediksi akan mendominasi pada tahun ini, antara lain:
-Produk Berbahan Alami dan Organik
Kesadaran konsumen akan pentingnya bahan alami terus meningkat. Produk skincare berbahan dasar tumbuhan, bebas bahan kimia berbahaya, dan ramah lingkungan diprediksi semakin diminati, sejalan dengan tren gaya hidup sehat dan eco-friendly.
-Skincare Berbasis Teknologi
Inovasi teknologi memegang peranan penting. Produk skincare yang menggunakan teknologi nano dan kecerdasan buatan (AI) untuk menyesuaikan kebutuhan kulit secara personal mulai menarik perhatian pasar. Teknologi ini memungkinkan rekomendasi produk yang tepat sesuai karakteristik kulit individu.
-Sustainability dan Eco-friendly Packaging
Semakin banyak produsen skincare yang mengusung kemasan ramah lingkungan dan menerapkan program daur ulang. Tren ini tidak hanya menjadi nilai tambah produk, tapi juga menjawab tuntutan konsumen akan produk yang berkelanjutan.
-Produk Skincare untuk Pria
Pasar skincare pria menunjukkan pertumbuhan signifikan, menggeser persepsi bahwa perawatan kulit hanya untuk wanita. Kesadaran pria akan pentingnya menjaga kesehatan kulit mendorong permintaan produk khusus yang sesuai kebutuhan mereka.
-Personalized Skincare
Konsumen makin mencari produk yang bisa disesuaikan dengan kondisi kulit masing-masing. Produk yang menawarkan personalisasi ini dinilai lebih efektif dan menarik, sehingga banyak brand mulai mengembangkan produk dengan konsep ini.
Peluang Besar untuk UMKM
Pertumbuhan pesat industri kosmetik nasional terutama didorong oleh pelaku usaha kecil dan menengah (IKM). Menurut Radar Surabaya, jumlah pelaku usaha meningkat dari 913 pada 2022 menjadi lebih dari 1.500 pada akhir 2023, mencerminkan semakin terbukanya peluang bisnis skincare di kalangan UMKM.
Direktur PT Pesona Bintang Utama menyatakan, “Dengan modal terjangkau, mulai dari Rp6,5 juta hingga Rp11 juta, calon pengusaha sudah bisa memulai bisnis skincare dengan brand sendiri. Hal ini membuka peluang luas bagi masyarakat yang ingin terjun ke bisnis ini.”
Tantangan di Tengah Peluang
Meski potensi bisnis skincare menjanjikan, tantangan yang harus dihadapi tidak kecil. Survei Indonesia Industry Outlook 2025 menunjukkan bahwa hampir 49% masyarakat kelas menengah mengalami penurunan daya beli akibat naiknya harga kebutuhan pokok, biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal, serta stagnasi pendapatan.
Situasi ini tentu mempengaruhi konsumsi produk skincare. Oleh karena itu, strategi pemasaran yang tepat sangat diperlukan.
Pengamat bisnis dari OCBC menyatakan, “Media sosial menjadi alat utama dalam mempromosikan produk skincare. Karena skincare sudah menjadi bagian dari gaya hidup, produk dapat dengan mudah dijangkau dan dikenal oleh target pasar melalui digital marketing.”
Industri skincare di Indonesia pada tahun 2025 menawarkan peluang bisnis yang sangat menjanjikan, khususnya bagi pelaku UMKM yang mampu beradaptasi dengan tren pasar dan memanfaatkan teknologi. Namun, penurunan daya beli masyarakat menjadi tantangan yang harus diantisipasi dengan inovasi produk dan strategi pemasaran yang efektif.
Bagi yang tertarik memulai bisnis skincare atau ingin menggali peluang di sektor ini, penting untuk terus memantau perkembangan pasar dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada guna memaksimalkan potensi keuntungan.