Bank Indonesia

Bank Indonesia Jaga Inflasi Lewat Penguatan Kelompok Tani di Bali

Bank Indonesia Jaga Inflasi Lewat Penguatan Kelompok Tani di Bali
Bank Indonesia Jaga Inflasi Lewat Penguatan Kelompok Tani di Bali

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengambil langkah strategis dalam menjaga inflasi di Provinsi Bali dengan mengembangkan sektor pertanian melalui dukungan kepada kelompok tani. Salah satu fokus utama BI adalah pengendalian harga cabai, komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi di Bali karena konsumsi tinggi dan pasokan yang kerap terganggu musim pancaroba.

Di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, hujan sore pada Kamis, 22 Mei 2025, membasahi lahan pertanian milik Kelompok Tani Ternak (KTT) Mekar Nadi Sari. Di tengah suasana sejuk desa, berdiri sebuah greenhouse berukuran 9x16 meter yang merupakan bantuan BI sejak tahun 2023. Greenhouse semi permanen ini dilengkapi atap plastik ultraviolet dan jaring penghalang hama, berfungsi sebagai tempat pengembangan benih dan bibit cabai.

Ketua KTT Mekar Nadi Sari, I Nyoman Sudiyasa, menjelaskan, “Greenhouse ini sangat membantu kami dalam pengembangan bibit cabai agar hasil panen lebih maksimal dan tahan terhadap serangan hama.” Ia menambahkan bahwa cabai merupakan komoditas penting yang sangat berpengaruh terhadap inflasi di Bali.

BI Fokus pada Sektor Hulu Pertanian

Bali kerap menghadapi ketidakseimbangan pasokan cabai, terutama saat musim pancaroba yang menurunkan produktivitas petani lokal sehingga memaksa pengimporan cabai dari luar Bali. “BI memilih untuk fokus pada sektor hulu pertanian agar pasokan cabai di Bali tetap terjaga dan harga di pasar tidak naik secara signifikan, sehingga inflasi tetap terkendali,” tambah Nyoman.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, inflasi di Bali terjaga dengan baik, tercatat 0,73% secara bulanan dan 2,30% secara tahunan pada April 2025. Upaya pengembangan kelompok tani seperti KTT Mekar Nadi Sari turut berkontribusi pada stabilitas ini.

Inovasi Teknologi Pertanian Dorong Efisiensi

Selain greenhouse, BI juga memberikan bantuan berupa teknologi Internet of Things (IoT), traktor, dan alat pertanian lainnya untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan lahan. KTT Mekar Nadi Sari kini memiliki lahan produktif seluas 10,3 are yang ditanami cabai, tomat, dan sawi.

Teknologi IoT memungkinkan penyiraman dan penyemprotan pestisida secara otomatis dan terkontrol melalui aplikasi smartphone. “Kami menggunakan aplikasi ‘Smart Life’ yang dikembangkan Petani Muda Keren, di mana kami bisa memantau kondisi lahan dari jarak jauh melalui CCTV dan mengoperasikan semprotan otomatis,” jelas Nyoman.

Mengembalikan Kejayaan Desa Baturiti

Nyoman juga menuturkan harapannya agar bantuan BI ini bisa membangkitkan kembali kejayaan Desa Baturiti sebagai salah satu sentra penghasil cabai terbesar di Bali pada era 1980-1990an. Kini, KTT Mekar Nadi Sari mulai mengirim hasil panen cabainya ke pasar lokal dan mengolah produk olahan cabai seperti Sambal Merah Bangah Khas Bali yang diproduksi oleh kelompok wanita tani setempat.

“Ada 10 ibu-ibu yang aktif di kelompok wanita tani kami, dan kami terbuka bagi warga atau generasi muda yang ingin bergabung untuk meningkatkan perekonomian desa,” imbuh Nyoman.

Sinergi Nasional dalam Pengendalian Inflasi

Pada acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Balinusra 2025, Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman, menegaskan bahwa BI mendukung sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi di tingkat provinsi dan daerah untuk menjaga stabilitas harga, terutama pada komoditas pangan yang sensitif.

“Program GNPIP berfokus pada sektor hulu pertanian agar ketersediaan dan distribusi pangan lancar serta harga tetap terjangkau,” kata Aida. Ia menambahkan bahwa penggabungan komoditas pangan dengan sektor pariwisata melalui gerakan Bangga Produk Lokal juga membantu memastikan harga dan pasokan pangan tetap stabil.

Pengembangan Bibit dan Mandiri Produksi Cabai

Deputi Kepala Perwakilan Grup Perumusan dan Implementasi KEKDA BI Bali, Butet Linda Panjaitan, menambahkan bahwa pengembangan bibit cabai lokal menjadi kunci utama meningkatkan produksi. “Bibit berkualitas sering kali sulit didapatkan di kabupaten-kabupaten sekitar, sehingga BI fokus menyediakan bibit berkualitas di hulu agar petani lebih mudah memperoleh,” jelas Butet.

Ia berharap bantuan greenhouse dan teknologi yang diberikan ke KTT Mekar Nadi Sari dapat menjadikan kelompok tani ini lebih mandiri dan mampu memasok cabai untuk kebutuhan daerah sekitar.

Langkah Bank Indonesia mengembangkan kelompok tani melalui bantuan teknologi dan infrastruktur pertanian di Desa Baturiti menunjukkan komitmen kuat dalam pengendalian inflasi pangan di Bali. Inovasi yang diterapkan mampu meningkatkan efisiensi produksi cabai sekaligus memperkuat ekonomi lokal dan mendukung stabilitas harga yang penting bagi kesejahteraan masyarakat dan sektor pariwisata di Pulau Dewata.

Dengan strategi yang terintegrasi antara pengembangan hulu pertanian, pemanfaatan teknologi, dan sinergi pemerintah daerah, BI optimis inflasi di Bali dapat terus terkendali dan pertumbuhan ekonomi tetap berjalan positif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index