Bank Indonesia

Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,50 Persen: Stimulus untuk Ekonomi Domestik

Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,50 Persen: Stimulus untuk Ekonomi Domestik
Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,50 Persen: Stimulus untuk Ekonomi Domestik

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 21 Mei 2025. Keputusan ini menandai langkah pelonggaran kebijakan moneter yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik di tengah stabilitas inflasi dan nilai tukar Rupiah.

Penurunan Suku Bunga Acuan dan Dampaknya

Selain BI-Rate, BI juga menyesuaikan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75% dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,25%. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi inflasi yang terkendali sesuai target, serta penguatan nilai tukar Rupiah dalam beberapa waktu terakhir.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa keputusan penurunan suku bunga ini didasari oleh evaluasi menyeluruh terhadap prospek ekonomi global dan domestik. Inflasi yang berada dalam sasaran target BI (2,5% ±1%) memberikan ruang bagi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneternya. “Penurunan suku bunga ini bertujuan untuk memperkuat stimulus pertumbuhan ekonomi domestik, terutama melalui percepatan transmisi suku bunga kredit perbankan,” ujar Perry dalam konferensi pers.

Diharapkan, biaya pinjaman yang lebih rendah akan mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha, yang pada gilirannya akan mendukung laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Respons Pengamat Ekonomi

Keputusan BI ini disambut positif oleh sejumlah pengamat ekonomi, meskipun dengan catatan kehati-hatian.

Dr. Ryan Kiryanto, Ekonom Senior, menilai langkah BI sebagai kebijakan yang tepat waktu dan terukur. “Pemangkasan BI-Rate adalah langkah yang tepat dan terukur dari Bank Indonesia untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi, terutama di tengah proyeksi pertumbuhan global yang masih diwarnai ketidakpastian,” ungkap Dr. Ryan. Dia menambahkan bahwa kondisi inflasi yang terkendali dan penguatan Rupiah memberikan dasar kuat bagi BI untuk melonggarkan kebijakan moneter.

Senada, Prof. Dr. Sri Adiningsih, Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM, juga melihat kebijakan ini sebagai sinyal positif. “Keputusan BI untuk memangkas suku bunga menunjukkan optimisme terhadap prospek ekonomi domestik. Ini adalah sinyal bahwa BI siap memberikan stimulus yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih ambisius, selama stabilitas makroekonomi tetap terjaga,” jelas Prof. Sri.

Meskipun demikian, Prof. Sri mengingatkan perlunya kehati-hatian terhadap dinamika ekonomi global, terutama terkait kebijakan suku bunga bank sentral utama seperti Federal Reserve Amerika Serikat.

Dampak yang Diproyeksikan

Penurunan suku bunga acuan ini diharapkan akan berdampak pada sektor-sektor kunci perekonomian:

-Sektor Perbankan: Diharapkan dapat menurunkan cost of fund bank dan mendorong ekspansi kredit, khususnya di segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), serta kredit investasi dan modal kerja bagi pelaku usaha.

-Sektor Riil: Stimulus kredit yang lebih murah berpotensi mendorong investasi baru dan ekspansi bisnis, yang pada akhirnya dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat.

-Pasar Modal: Pasar saham, khususnya saham-saham dari sektor properti, perbankan, dan otomotif, diproyeksikan akan mendapatkan sentimen positif dari kebijakan ini.

BI menegaskan akan terus memantau perkembangan ekonomi domestik dan global serta dampaknya terhadap inflasi, stabilitas Rupiah, dan sistem keuangan secara keseluruhan. Transmisi kebijakan moneter yang efektif ke suku bunga perbankan menjadi kunci keberhasilan upaya stimulus ini.

Dengan langkah ini, Bank Indonesia menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui kebijakan moneter yang responsif terhadap kondisi ekonomi domestik dan global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index