Bank

Bank Syariah Memacu Pembiayaan UMKM dan Peningkatan Layanan Keagenan Perbankan

Bank Syariah Memacu Pembiayaan UMKM dan Peningkatan Layanan Keagenan Perbankan
Bank Syariah Memacu Pembiayaan UMKM dan Peningkatan Layanan Keagenan Perbankan

JAKARTA - Seiring dengan peningkatan angka transaksi layanan keagenan perbankan dan komitmen yang kuat terhadap sektor UMKM, perbankan Indonesia menunjukkan capaian yang positif pada kuartal I-2025. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan angka yang signifikan dalam hal pertumbuhan agen, transaksi, serta pembiayaan di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pada laporan terbaru, BRI melaporkan jumlah Agen BRILink yang tercatat pada kuartal I-2025 mencapai angka 1,2 juta agen, mengalami lonjakan sebesar 49,48% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini menggambarkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keagenan perbankan yang disediakan oleh BRI. Namun demikian, meskipun jumlah agen terus berkembang, BRI melaporkan adanya penurunan frekuensi transaksi sebesar 4% secara tahunan.

Meski demikian, volume transaksi yang tercatat mencapai Rp423 triliun pada kuartal I-2025, mencatatkan kenaikan 14,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan dalam frekuensi transaksi, volume transaksi tetap menunjukkan tren yang positif.

Menurut Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, keberhasilan dalam mengembangkan Agen BRILink tidak terlepas dari penerapan strategi hybrid yang dijalankan oleh BRI. Agustya menekankan bahwa kombinasi layanan fisik dan digital yang disediakan oleh bank ini sangat efektif untuk melayani nasabah BRI yang beragam.

"Strategi hybrid yang kami terapkan memungkinkan kami untuk tetap menjangkau nasabah di daerah-daerah terpencil. Kami menggabungkan layanan fisik melalui agen BRILink dengan teknologi digital yang memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi tanpa harus datang ke kantor cabang," ujar Agustya.

Sementara itu, di sisi lain, sektor perbankan syariah juga menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam mendukung sektor UMKM. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melaporkan bahwa hingga Maret 2025, pembiayaan untuk UMKM telah meningkat sebesar 14,91% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total pembiayaan mencapai Rp49,87 triliun. Peningkatan ini menjadi indikasi bahwa bank syariah semakin berperan dalam pembiayaan sektor UMKM, yang merupakan salah satu pilar perekonomian Indonesia.

Tak hanya BSI, PT Bank BCA Syariah juga turut mencatatkan hasil positif. Bank ini melaporkan penyaluran pembiayaan untuk segmen UMKM mencapai Rp1,7 triliun pada kuartal I-2025. Meskipun tidak merinci angka pertumbuhan tahunan, BCA Syariah menyatakan bahwa pembiayaan ini tetap terjaga dengan Non-Performing Financing (NPF) yang rendah, hanya 1,1%. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan yang diberikan masih dalam kategori aman dan sehat.

Pranata, Direktur BCA Syariah, menjelaskan bahwa pembiayaan untuk UMKM menempati posisi kedua terbesar dalam komposisi pembiayaan bank setelah pembiayaan komersial. "Kami terus berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada sektor UMKM, yang merupakan sektor yang sangat vital dalam perekonomian Indonesia. Pembiayaan yang kami salurkan berfokus pada pengembangan usaha kecil dan menengah yang memiliki potensi besar," kata Pranata.

Dengan meningkatnya jumlah agen dan transaksi layanan keagenan perbankan serta komitmen yang kuat dari bank syariah dalam mendukung pembiayaan UMKM, sektor perbankan Indonesia diharapkan dapat terus berkontribusi dalam perekonomian negara. Terutama dalam menjangkau masyarakat di daerah terpencil, yang sebelumnya mungkin kesulitan mengakses layanan perbankan formal. Pembiayaan untuk UMKM juga diharapkan dapat memberikan dorongan yang signifikan bagi pertumbuhan usaha kecil dan menengah, yang pada gilirannya akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Ke depan, perbankan di Indonesia diperkirakan akan terus memperkuat perannya dalam sektor ini, baik melalui pengembangan layanan keagenan yang semakin luas, serta melalui pembiayaan yang lebih banyak lagi untuk sektor UMKM. Kombinasi antara kemajuan teknologi dan komitmen terhadap pelayanan di wilayah-wilayah terpencil menjadi kunci untuk mendorong inklusi keuangan di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index