OJK

OJK Rilis Daftar Sektor Potensial untuk Pembiayaan Perbankan di Tengah Ketidakpastian Global

OJK Rilis Daftar Sektor Potensial untuk Pembiayaan Perbankan di Tengah Ketidakpastian Global
OJK Rilis Daftar Sektor Potensial untuk Pembiayaan Perbankan di Tengah Ketidakpastian Global

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja meluncurkan daftar sektor-sektor yang layak dibiayai oleh bank, dengan fokus utama pada sektor industri pengolahan dan perdagangan besar. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap ketidakpastian global yang masih melanda, serta meningkatnya tensi perang tarif internasional yang memengaruhi perekonomian global.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa hingga Februari 2025, sektor industri pengolahan dan perdagangan besar masih menjadi dua sektor utama yang menyerap pembiayaan terbesar dari bank. “Hingga posisi data Februari 2025, porsi penyaluran kredit perbankan masih didominasi oleh industri pengolahan (15,69%) dan perdagangan besar (14,98%),” kata Dian.

Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar Terus Tumbuh

Menurut Dian, meski terdapat tantangan ekonomi global, kedua sektor ini menunjukkan perkembangan yang positif. Dari sisi kualitas kredit, terlihat bahwa kedua sektor tersebut masih relatif aman, meskipun terjadi sedikit peningkatan Non-Performing Loan (NPL) pada sektor industri pengolahan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut masih memiliki potensi pertumbuhan yang baik, baik dari sisi pembiayaan maupun daya serap pasar.

“Jika dilihat dari NPL-nya secara tahunan (year-on-year), kedua industri tersebut berkembang dengan baik, meskipun NPL industri pengolahan sedikit meningkat. Namun, ini menandakan bahwa kedua industri tersebut masih memiliki prospek yang baik untuk dibiayai oleh perbankan,” tambah Dian.

Prospek Positif untuk Industri Non-Migas dan Komoditas Strategis

Dalam pernyataan yang lebih luas, OJK juga memberikan perhatian khusus pada sektor non-migas, yang diharapkan dapat berkembang lebih pesat dengan dukungan pembiayaan yang tepat dari perbankan. Dian menambahkan bahwa sektor elektronik dan otomotif Indonesia menunjukkan permintaan yang terus meningkat, memberikan peluang besar bagi pengembangan sektor semikonduktor. “Indonesia memiliki prospek yang baik pada pengembangan semikonduktor mulai dari pertambangan (silika, tembaga, bauksit, emas), pengolahan, pembuatan, hingga fabrikasi semikonduktor,” ujarnya.

Tidak hanya itu, sektor nikel juga menjadi komoditas yang tengah diperhatikan, seiring dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). Nikel, yang menjadi bahan utama baterai lithium, memiliki peran penting dalam industri EV global. “Nikel sedang menjadi komoditas yang sangat diperhatikan terkait dengan berkembangnya kendaraan listrik, mengingat nikel menjadi bahan utama baterai lithium EV, dan Indonesia merupakan penghasil nikel terbesar di dunia,” ujar Dian.

Hilirisasi Nikel: Peluang Emas Indonesia di Tengah Tren Global EV

Dian menyoroti bahwa Indonesia memiliki peluang besar dalam rantai nilai hilirisasi nikel. Proses ini dimulai dari pertambangan, pembangunan smelter, hingga produksi dan daur ulang baterai. Dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki, Indonesia diharapkan dapat memperkuat posisinya dalam pasar global kendaraan listrik. “Proses hilirisasi nikel dapat dimulai dari proses penambangan, pembangunan smelter, produksi dan perakitan baterai serta daur ulang baterai. Sehingga, di setiap tahapannya, Indonesia memiliki peran dan peluang pengembangan yang sangat signifikan,” tambah Dian.

Perbankan Harus Lebih Cermat dalam Analisis Makroekonomi

Meski sektor-sektor tersebut menunjukkan prospek yang menjanjikan, OJK tetap mengingatkan perbankan untuk melakukan analisis yang lebih cermat terhadap kondisi makroekonomi global dan domestik. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang tarif internasional dan ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi stabilitas pasar dan kualitas kredit. Oleh karena itu, penting bagi perbankan untuk tidak hanya bergantung pada potensi sektor-sektor yang sedang berkembang, tetapi juga untuk memperhatikan potensi risiko yang muncul.

“OJK meminta bank untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap lingkungan makroekonomi, baik di tingkat global maupun domestik, untuk mengantisipasi potensi penurunan kinerja di industri komoditas. Hal ini sangat penting untuk menjaga kualitas kredit dan stabilitas sektor keuangan nasional,” kata Dian menutup penjelasannya.

Sektor yang Layak Dibiayai oleh Bank: Sektor-Sektor Utama untuk Pembiayaan

Berdasarkan data yang diperoleh OJK, berikut adalah beberapa sektor yang dinilai layak dibiayai oleh bank di Indonesia:

1. Industri Pengolahan – Merupakan sektor yang menyerap pembiayaan terbesar dengan porsi 15,69% dari total pembiayaan perbankan.

2. Perdagangan Besar – Menjadi sektor kedua terbesar dengan porsi 14,98%.

3. Elektronik dan Otomotif – Dengan potensi yang besar, terutama dalam pengembangan semikonduktor.

4. Komoditas Nikel – Menjadi sektor yang sangat strategis, terutama dalam hilirisasi nikel yang berhubungan dengan industri kendaraan listrik (EV).

Seiring dengan perkembangan tersebut, sektor-sektor ini menjadi pilihan utama dalam penyaluran kredit perbankan, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih berkelanjutan meskipun dalam situasi ketidakpastian global.

Dengan terus memantau dinamika pasar dan perkembangan sektor-sektor ini, OJK berharap dapat menjaga stabilitas sektor keuangan di Indonesia dan memitigasi potensi risiko yang mungkin muncul.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index