Investasi

Industri Kendaraan Listrik Indonesia Tumbuh Pesat, 79 Pabrik Beroperasi dengan Investasi Capai Rp5,6 Triliun

Industri Kendaraan Listrik Indonesia Tumbuh Pesat, 79 Pabrik Beroperasi dengan Investasi Capai Rp5,6 Triliun
Industri Kendaraan Listrik Indonesia Tumbuh Pesat, 79 Pabrik Beroperasi dengan Investasi Capai Rp5,6 Triliun

JAKARTA – Industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat hingga Mei 2025, sebanyak 79 pabrik kendaraan listrik telah berdiri dan beroperasi di berbagai wilayah Tanah Air. Total investasi yang telah mengalir ke sektor ini mencapai Rp5,6 triliun, mencerminkan geliat positif menuju transisi energi bersih nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, industri kendaraan listrik telah berkembang menjadi salah satu sektor strategis yang mampu menyerap investasi besar sekaligus memperkuat daya saing industri otomotif nasional. Dari total 79 pabrik tersebut, 63 merupakan fasilitas produksi motor listrik, sembilan pabrik memproduksi mobil listrik, dan tujuh pabrik memfokuskan diri pada produksi bus listrik.

"Untuk itu kita sama-sama harus memastikan, produk-produk otomotif kita punya daya saing lebih tinggi, sehingga akan memperkuat pasar kita di internasional melalui kualitas produk dan strategi yang tepat," ujar Menperin Agus Gumiwang dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Lebih lanjut, Menperin menyebutkan bahwa kapasitas produksi nasional dari pabrik kendaraan listrik ini menunjukkan potensi yang luar biasa untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri sekaligus membuka peluang ekspor ke pasar global. Tujuh pabrik bus listrik yang beroperasi saat ini memiliki kapasitas produksi hingga 3.100 unit per tahun. Untuk mobil listrik, sembilan pabrik mampu memproduksi hingga 70.060 unit per tahun. Sementara itu, 63 pabrik motor listrik mencatatkan kapasitas produksi terbesar, mencapai 2,28 juta unit per tahun.

Pemerintah juga mencatat kemajuan signifikan dalam penggunaan kendaraan listrik dalam sektor transportasi umum. Armada bus listrik kini telah digunakan oleh TransJakarta untuk melayani rute-rute di kawasan perkotaan. Tak hanya itu, Perusahaan Otobus (PO) Sumber Alam turut mencatat sejarah sebagai operator bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) pertama yang mengoperasikan bus listrik untuk layanan rute jarak jauh.

Langkah-langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi besar Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan menekan emisi karbon, sejalan dengan komitmen global menuju netralitas karbon.

Di sisi lain, data terbaru Kemenperin menunjukkan lonjakan signifikan dalam populasi kendaraan listrik di Indonesia. Hingga akhir tahun 2024, jumlah kendaraan listrik yang terdaftar telah mencapai 207 ribu unit, meningkat 78 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menanggapi tren tersebut, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan mobil listrik di tahun 2025 dapat mencapai angka 60 ribu unit. Target ini dianggap realistis seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan dan dukungan regulasi dari pemerintah.

Kemenperin juga menegaskan pentingnya peningkatan kualitas dan teknologi produk kendaraan listrik Indonesia agar mampu bersaing dengan produk dari negara lain. Dukungan terhadap riset dan pengembangan (R&D) serta insentif fiskal dinilai penting untuk menciptakan ekosistem industri EV yang tangguh.

"Kami ingin ekosistem kendaraan listrik ini tidak hanya tumbuh dalam hal jumlah produksi, tetapi juga kualitas dan inovasi," tegas Menperin Agus.

Sebagai bagian dari roadmap industri otomotif nasional, pemerintah telah menyusun sejumlah strategi yang mencakup pemberian insentif kepada produsen, pembebasan pajak tertentu, hingga dukungan dalam hal penyediaan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

Sejumlah pelaku industri juga menyambut positif perkembangan ini. Menurut mereka, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci utama dalam percepatan elektrifikasi transportasi nasional. Selain menciptakan peluang usaha, industri kendaraan listrik juga membuka lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi hijau.

Pengamat otomotif dan energi, Didi Kurniawan, menyatakan bahwa pertumbuhan industri EV di Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga konsistensi kebijakan pemerintah dan memperluas akses masyarakat terhadap produk kendaraan listrik yang terjangkau.

"Kunci keberhasilan ada pada kesinambungan regulasi, pembiayaan yang mudah, serta edukasi publik agar makin banyak masyarakat yang beralih ke kendaraan listrik," ujar Didi.

Dengan dukungan yang terus mengalir, baik dari sisi kebijakan maupun investasi, Indonesia diharapkan mampu menjadi salah satu pemain utama dalam industri kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara, bahkan global. Pemerintah juga terus berkomitmen untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif serta mendorong investasi baru yang akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri kendaraan listrik dunia.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa kendaraan listrik bukan lagi sekadar tren, tetapi telah menjadi bagian dari transformasi besar di sektor transportasi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index