JAKARTA – PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 780,17 miliar pada kuartal pertama tahun 2025. Meskipun angka ini masih menunjukkan kerugian, kinerja perusahaan menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan bersih WIKA pada kuartal I 2025 tercatat sebesar Rp 3,11 triliun, mengalami penurunan sebesar 11,87% dibandingkan dengan pendapatan sebesar Rp 3,53 triliun pada kuartal I 2024. Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh tantangan ekonomi global dan sektor konstruksi yang lebih berat, yang turut mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Segmen-Segmen Penyumbang Pendapatan
Secara rinci, segmen-segmen penyumbang utama pendapatan WIKA pada kuartal pertama 2025 adalah segmen infrastruktur dan gedung yang menyumbang Rp 1,21 triliun, diikuti oleh segmen industri dengan kontribusi Rp 1,02 triliun. Segmen energi dan industrial plant menyumbang Rp 748,43 miliar, sementara segmen hotel hanya berkontribusi Rp 50,04 miliar. Segmen lainnya, seperti realty dan properti, menyumbang Rp 40,97 miliar, sedangkan segmen investasi berkontribusi Rp 33,32 miliar.
Meski pendapatan mengalami penurunan, WIKA berhasil mengurangi beban pokok pendapatan dari Rp 3,24 triliun di kuartal I 2024 menjadi Rp 2,88 triliun pada kuartal pertama 2025. Hal ini berkontribusi pada penurunan laba kotor, yang tercatat sebesar Rp 231,33 miliar, turun 18,77% dibandingkan dengan laba kotor Rp 284,82 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja Positif pada Pos Pendapatan Lain-Lain
Salah satu titik terang dalam laporan keuangan WIKA adalah kenaikan signifikan pada pos pendapatan lain-lain. Pendapatan lain-lain tercatat mencapai Rp 816,92 miliar pada akhir Maret 2025, naik drastis dari Rp 180,26 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan pada pos pendapatan lain-lain ini turut berkontribusi pada perbaikan rugi bersih yang lebih baik dibandingkan dengan kerugian yang tercatat pada kuartal pertama 2024. Kerugian bersih per saham dasar juga mengalami penurunan menjadi Rp 19,57 pada kuartal I 2025, berkurang tajam dibandingkan dengan Rp 126,28 pada kuartal I 2024.
Perbaikan Kinerja di Tengah Tantangan Ekonomi
Meskipun mengalami kerugian, WIKA menunjukkan optimisme terhadap prospek bisnisnya. Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya, menjelaskan bahwa meski sektor konstruksi menghadapi tantangan yang cukup berat, perusahaan terus melakukan transformasi dan mengoptimalkan program lean construction untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Mahendra menjelaskan, “Meskipun sektor konstruksi menghadapi tantangan besar, program transformasi dan lean construction yang kami jalankan membuat operasional bisnis semakin efisien. Kami juga terus berupaya menurunkan beban pendanaan, yang akan mendukung kestabilan finansial perusahaan di masa depan,” ujar Mahendra dalam keterangannya kepada Kontan pada Jumat (2/5).
Selain itu, WIKA juga berhasil meraih kontrak baru senilai Rp 2,16 triliun sepanjang kuartal pertama 2025. Hal ini memberikan harapan bagi perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik pada kuartal-kuartal mendatang, meski kondisi pasar tetap penuh tantangan.
Kondisi Keuangan WIKA di Kuartal I 2025
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2025, WIKA memiliki total aset sebesar Rp 61,12 triliun, mengalami penurunan dari Rp 63,55 triliun pada 31 Desember 2024. Penurunan ini seiring dengan penurunan liabilitas perusahaan yang tercatat sebesar Rp 50,04 triliun, turun dari Rp 51,68 triliun pada akhir Desember 2024.
Sementara itu, total ekuitas WIKA tercatat sebesar Rp 11,08 triliun pada kuartal pertama 2025, mengalami penurunan dibandingkan dengan Rp 11,87 triliun pada akhir tahun 2024. WIKA juga mencatatkan kas dan setara kas sebesar Rp 1,60 triliun pada akhir Maret 2025, menurun dari Rp 1,95 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Prospek WIKA ke Depan
Meskipun WIKA menghadapi berbagai tantangan yang cukup besar, perusahaan tetap optimis untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan yang ada di masa depan. Dengan langkah-langkah efisiensi yang terus dilakukan dan pengelolaan kontrak baru yang baik, WIKA berharap dapat memperbaiki kinerjanya pada sisa tahun 2025.
“Dengan transformasi yang terus kami lakukan dan efisiensi yang kami tingkatkan, kami optimis WIKA dapat bangkit dan meraih kinerja yang lebih baik di kuartal-kuartal mendatang,” tambah Mahendra.
Perusahaan konstruksi besar ini kini menghadapi momen penting untuk memulihkan kinerjanya dan mencapai target-target yang telah ditetapkan. Namun, dengan beragam langkah strategis yang telah disiapkan, WIKA tetap berkomitmen untuk menjadi salah satu pemain utama di sektor konstruksi Indonesia.