JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) berhasil mencatat efisiensi biaya hampir Rp400 juta sejak mengimplementasikan teknologi face recognition dalam sistem boarding di stasiun. Inovasi digital yang mulai diterapkan sejak September 2022 ini telah mengurangi ketergantungan pada tiket kertas secara signifikan dan mendorong KAI menuju operasional yang lebih ramah lingkungan.
Hingga 30 April 2025, lebih dari 11 juta pelanggan tercatat telah menggunakan layanan face recognition saat melakukan boarding kereta api. Jumlah ini setara dengan penghematan 26.605 rol tiket kertas. Secara nominal, efisiensi yang diraih mencapai Rp399.073.036 dalam kurun waktu hampir tiga tahun.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga mendukung langkah KAI menuju transformasi digital yang berkelanjutan.
“Selama Januari–April 2025 saja, sebanyak 1.093.834 pelanggan telah menggunakan layanan face recognition. Kami menghemat pembelian 2.604 rol kertas tiket dengan nilai efisiensi sebesar Rp39.065.500 hanya dalam empat bulan,” ungkap Anne dalam keterangannya.
Mendukung SDGs dan Lingkungan
Anne menekankan bahwa inovasi ini bukan sekadar langkah efisiensi, melainkan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung prinsip Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-12 mengenai konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
“Face recognition bukan sekadar inovasi, tapi bagian dari gerakan sadar lingkungan. Satu pemindaian wajah setara dengan satu cetakan tiket yang tidak perlu. Kalau dikalikan jutaan penumpang, dampaknya sangat nyata,” ujarnya.
Teknologi ini dinilai mampu mempercepat proses boarding penumpang sekaligus mengurangi limbah kertas dari tiket sekali pakai yang selama ini masih umum digunakan.
Tersedia di 21 Stasiun Seluruh Indonesia
Hingga saat ini, layanan face recognition telah tersedia di 21 stasiun besar yang tersebar di berbagai wilayah operasional KAI. Di wilayah Daop 1 Jakarta, layanan ini tersedia di Stasiun Gambir, Pasar Senen, dan Bekasi. Wilayah lainnya yang sudah dilengkapi teknologi ini meliputi:
-Daop 2 Bandung: Stasiun Bandung, Kiaracondong
-Daop 3 Cirebon: Stasiun Cirebon
-Daop 4 Semarang: Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Pekalongan, Tegal
-Daop 5 Purwokerto: Purwokerto, Kutoarjo
-Daop 6 Yogyakarta: Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan
-Daop 7 Madiun: Stasiun Madiun
-Daop 8 Surabaya: Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, Malang
-Daop 9 Jember: Stasiun Jember
-Divre I Sumatera Utara: Stasiun Medan
KAI menyatakan bahwa ekspansi fitur face recognition akan terus dilakukan seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap layanan ini.
Sistem Data Berstandar Internasional
KAI juga menaruh perhatian besar terhadap aspek keamanan data pelanggan. Sistem pengelolaan data face recognition telah mengantongi sertifikasi internasional ISO 27001. Data pribadi pelanggan seperti nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan foto hanya disimpan selama maksimal satu tahun.
Pelanggan juga memiliki kontrol penuh terhadap datanya. Proses penghapusan data dapat dilakukan secara otomatis melalui aplikasi Access by KAI atau dengan bantuan petugas Customer Service di stasiun.
Inovasi Lain: Water Station Ramah Lingkungan
Sebagai bagian dari kampanye gaya hidup berkelanjutan, KAI juga menyediakan water station di sejumlah stasiun utama. Fasilitas ini memungkinkan penumpang mengisi ulang air minum secara gratis, yang bertujuan mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai.
Upaya ini menjadi bagian dari langkah nyata KAI dalam mendorong operasional transportasi yang lebih ramah lingkungan, sejalan dengan tren global dan kebutuhan masyarakat modern akan layanan publik yang efisien dan berkelanjutan.
Dengan berbagai inovasi ini, PT KAI tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan tetapi juga membuktikan komitmennya dalam membangun sistem transportasi nasional yang efisien, aman, dan berwawasan lingkungan.
