JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) resmi menaikkan peringkat Obligasi Berkelanjutan II PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA Tahap II Tahun 2022 Seri A menjadi idCCC, dari sebelumnya idD. Kenaikan peringkat ini menyusul persetujuan dari pemegang obligasi atas perpanjangan jatuh tempo surat utang senilai Rp593,9 miliar.
Dalam keterangannya yang dikutip Jumat, 2 Mei 2025, Pefindo menyebut keputusan ini didasarkan pada keterbukaan informasi yang disampaikan WIKA pada 23 April 2025, mengenai perubahan tanggal jatuh tempo obligasi dari 18 Februari 2025 menjadi 18 Februari 2027.
"Tindakan pemeringkatan ini terkait dengan keterbukaan informasi tanggal 23 April 2025, di mana WIKA telah memperoleh persetujuan dari pemegang Obligasi Berkelanjutan II Tahap II/2022 Seri A sebesar Rp593,9 miliar untuk memperpanjang jatuh tempo obligasi," tulis Pefindo dalam pernyataan resminya.
Meski terjadi kenaikan peringkat pada salah satu obligasi, Pefindo tetap menegaskan peringkat perusahaan secara keseluruhan masih berada di level idSD. Adapun untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap II/2022 Seri A masih berada di peringkat idD(sy). Beberapa surat utang lain, seperti Obligasi Berkelanjutan I, Obligasi Berkelanjutan II Tahap I dan Tahap II Seri B dan C, serta Obligasi Berkelanjutan III, tetap berada pada peringkat idCCC. Sementara itu, Sukuk Mudharabah lainnya dipertahankan di level idCCC(sy).
Pefindo menjelaskan bahwa meskipun WIKA memiliki posisi yang mapan di sektor konstruksi nasional, kondisi keuangan dan likuiditas perseroan masih menjadi tekanan utama yang membatasi peringkat kreditnya. Selain itu, ekspansi besar-besaran yang dilakukan WIKA di masa lalu turut menambah tekanan terhadap stabilitas keuangannya, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
"Peringkat mencerminkan keberadaan WIKA yang mapan di industri konstruksi nasional. Peringkat dibatasi oleh profil keuangan dan likuiditas yang lemah, risiko ekspansi sebelumnya, serta lingkungan bisnis yang bergejolak," jelas Pefindo.
Lembaga pemeringkat tersebut menambahkan, pihaknya akan meninjau ulang peringkat jika WIKA mampu menyelesaikan kewajiban pembayaran pokok atas sukuk yang telah jatuh tempo dalam waktu dekat.
Sebagai informasi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk merupakan salah satu BUMN konstruksi terbesar di Indonesia. Didirikan pada tahun 1961, WIKA memiliki lima lini bisnis utama yang mencakup investasi, realti dan properti, infrastruktur dan gedung, energi dan industrial plant, serta industri manufaktur. Per akhir Desember 2024, komposisi pemegang saham WIKA adalah Pemerintah Indonesia sebesar 91,02 persen dan publik sebesar 8,98 persen.
Peningkatan peringkat obligasi ini menjadi sinyal positif bagi upaya restrukturisasi utang WIKA, meskipun perusahaan masih dihadapkan pada tantangan berat untuk memperbaiki arus kas dan menyelesaikan kewajiban finansial lainnya.