BSI

BSI Bukukan Laba Bersih Rp1,87 Triliun pada Kuartal I-2025, Tumbuh 10,05 Persen YoY

BSI Bukukan Laba Bersih Rp1,87 Triliun pada Kuartal I-2025, Tumbuh 10,05 Persen YoY
BSI Bukukan Laba Bersih Rp1,87 Triliun pada Kuartal I-2025, Tumbuh 10,05 Persen YoY

JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus mencatatkan kinerja positif pada awal 2025. Hingga kuartal I-2025, emiten bersandi saham BRIS ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,87 triliun, tumbuh 10,05% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan tersebut turut ditopang oleh peningkatan signifikan pada pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang tumbuh 39,3% yoy menjadi Rp1,71 triliun.

Kinerja gemilang BSI disampaikan langsung oleh Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Utama BSI Bob T. Ananta dalam konferensi pers paparan kinerja triwulan I yang digelar secara daring. Menurutnya, pencapaian tersebut menunjukkan daya tahan dan kualitas pertumbuhan yang baik dibandingkan industri.

“Alhamdulillah, BSI dapat menunjukkan kinerja keuangan yang solid dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan BSI kuartal I-2025 dapat tumbuh di atas pertumbuhan industri dengan kualitas yang sehat,” ujar Bob T. Ananta.

Total aset BSI per akhir Maret 2025 tercatat sebesar Rp401 triliun, tumbuh 12,01% yoy. Dari sisi intermediasi, BSI menyalurkan pembiayaan senilai Rp287 triliun atau meningkat 16,21% yoy. Seluruh segmen pembiayaan menunjukkan pertumbuhan positif: segmen wholesale naik 17,27% yoy, segmen retail tumbuh 14,92% yoy, dan segmen konsumer meningkat 16,08% yoy.

Salah satu penopang pertumbuhan signifikan datang dari pembiayaan produk cicil emas yang melonjak 168,64% yoy. BSI melihat tren investasi emas di masyarakat kian meningkat, menjadikan bisnis cicil emas sebagai salah satu fokus utama perusahaan.

Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan, BSI juga menjaga kualitas aset tetap sehat. Rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross tercatat di level 1,88% per Maret 2025, sementara financing at risk (FaR) membaik menjadi 7,18%. Rasio biaya risiko atau cost of credit (CoC) pun terjaga di angka 0,93%.

Dari sisi likuiditas, BSI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp319 triliun, tumbuh 7,40% yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) yang terdiri dari giro dan tabungan tercatat sebesar Rp195 triliun, tumbuh 7,57% yoy. Sementara tabungan mencapai Rp137 triliun, tumbuh 9,37% yoy dengan komposisi terhadap total DPK sebesar 42%. Tabungan berbasis wadiah pun meningkat dan kini mencapai porsi 40% dari total tabungan.

Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menambahkan bahwa selain peningkatan transaksi emas, permintaan layanan haji juga meningkat tajam pada awal tahun ini.

“Biasanya di BSI itu pendaftar haji per bulan sekitar 30 ribuan, 30-50 ribu orang. Di Maret kemarin mencapai rekor baru per bulannya menembus 111 ribu orang. Maka selain bisnis emas, bisnis haji juga akan menjadi bisnis yang akan kita dorong di BSI,” kata Ade Cahyo.

Dengan capaian positif ini, BSI menegaskan komitmennya untuk terus memperluas jangkauan layanan keuangan syariah di Indonesia melalui pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index