JAKARTA – Bank Mandiri menyatakan akan terus mencermati dinamika global, khususnya kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, yang berpotensi memicu perang dagang dan memengaruhi stabilitas ekonomi global, termasuk terhadap kinerja sektor keuangan nasional.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menyampaikan bahwa ketidakpastian global yang muncul akibat kebijakan proteksionis tersebut berdampak pada sentimen pasar, aktivitas perdagangan internasional, dan arus modal ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Kami akan terus mencermati berbagai dinamika global, termasuk dampak dari kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat yang memicu perang tarif terhadap kinerja Perseroan,” ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Triwulan I 2025.
Meski menghadapi tantangan eksternal, Darmawan menegaskan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini tergolong kuat. Hal itu tercermin dari inflasi yang terkendali, cadangan devisa yang memadai, serta komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas fiskal dan ekonomi secara keseluruhan.
“Kami meyakini dengan koordinasi kebijakan yang erat antara otoritas fiskal, moneter, dan sektor keuangan, ketahanan ekonomi Indonesia dapat tetap terjaga dengan baik,” ungkapnya.
Dalam menghadapi volatilitas pasar, Bank Mandiri tetap mempertahankan optimisme terhadap pertumbuhan kredit. Strategi pembiayaan diarahkan pada sektor-sektor yang tergolong hijau dan kuning atau sektor dengan prospek positif dan ketahanan yang baik.
“Artinya memang masih cukup menarik dan moderat, prospektif dan resilience. Strategi ini memungkinkan kami menjaga kualitas aset secara sustain di tengah volatilitas pasar,” kata Darmawan.
Bank Mandiri juga terus memperkuat manajemen risiko dan memperdalam pemanfaatan inovasi digital untuk memastikan efektivitas penyaluran kredit secara berkelanjutan. Transformasi digital menjadi salah satu pilar utama bank dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
“Dengan kombinasi antara fundamental yang solid, transformasi digital yang progresif, serta komitmen pada pengelolaan risiko yang disiplin, kami yakin Bank Mandiri dapat menjaga pertumbuhan kredit yang sehat dan berkontribusi pada dorongan, pemulihan, dan pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun dan juga di tahun-tahun berikutnya,” jelasnya.
Sebelumnya, Bank Mandiri melaporkan pertumbuhan laba bersih sebesar 3,9 persen secara tahunan menjadi Rp13,2 triliun pada kuartal I 2025. Selain itu, perusahaan juga menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp294 triliun, sebagai bentuk komitmen terhadap prinsip ekonomi hijau.
Dengan strategi bisnis yang adaptif dan prinsip kehati-hatian yang kuat, Bank Mandiri optimistis mampu menghadapi ketidakpastian global sembari terus mendukung agenda pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara jangka panjang.