JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) baru-baru ini mengumumkan capaian realisasi investasi Indonesia untuk periode Triwulan II dan Semester I 2023. Angka investasi yang tercatat semakin menunjukkan optimisme bahwa Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi yang solid di tahun 2023.
Pada Triwulan II 2023, realisasi investasi Indonesia mencapai Rp349,8 triliun, meningkat sebesar 6,3% dibandingkan triwulan sebelumnya dan 15,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. Dalam laporan yang dirilis pada 21 Juli 2023, tercatat bahwa investasi ini berhasil menyerap tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 464.289 orang. Angka ini mencerminkan kontribusi positif dari sektor-sektor yang terus berkembang dan meningkatkan daya tarik investasi domestik maupun asing.
Secara kumulatif, investasi Indonesia pada semester pertama tahun 2023 mencapai Rp678,7 triliun, meningkat 16,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini telah memenuhi 48,5% dari target investasi yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo, yakni sebesar Rp1.400 triliun untuk tahun 2023. Dengan demikian, pemerintah optimis bahwa Indonesia dapat mempertahankan momentum pertumbuhan investasi yang solid hingga akhir tahun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan, “Alhamdulillah, insyaallah saya optimis karena kita sudah lewati satu semester. Terima kasih banyak kepada tim DPMPTSP dan Kementerian Investasi. Realisasi ini adalah hasil kolaborasi semua elemen bangsa. Kalau tren ini terus terjadi, meskipun memasuki tahun politik, kita bisa jaga kondisi, maka target bisa tercapai dan mungkin juga sektor lain bisa sama. Pertumbuhan ekonomi kita bisa tetap di atas 5%.”
Bahlil menambahkan bahwa investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada Triwulan II 2023 berkontribusi sebesar 53,3% dari total investasi, mencapai angka Rp186,3 triliun. Angka ini merupakan nilai tertinggi yang tercatat sejak 2019. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan investor asing terhadap Indonesia tetap terjaga, seiring dengan kebijakan pemerintah yang mendukung stabilitas ekonomi dan politik. Lima negara yang menyumbang investasi asing terbesar adalah Singapura, Tiongkok, Hongkong, Jepang, dan Malaysia.
Sektor-sektor yang berhasil menarik perhatian investor antara lain Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi yang mencapai Rp43,0 triliun, diikuti oleh sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya yang tercatat Rp42,4 triliun, dan sektor Pertambangan dengan investasi mencapai Rp37,9 triliun. Sektor Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran juga menunjukkan kontribusi signifikan dengan nilai investasi sebesar Rp30,4 triliun.
Bahlil mengungkapkan, "Kelima sektor ini adalah bagian dari komponen pembangunan industri hilirisasi yang saling mendukung satu sama lain. Investasi yang muncul harus dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas dan memberikan nilai tambah."
Selain sektor besar, investasi UMKM juga menjadi perhatian serius. Data dari Kementerian Investasi menunjukkan bahwa sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) tercatat 1.679.023 proyek dengan komitmen investasi sebesar Rp138,8 triliun. Sebanyak 1.453.318 proyek berasal dari pelaku usaha skala mikro, dengan total nilai investasi Rp74,3 triliun, sementara pelaku usaha skala kecil menyumbang Rp64,5 triliun.
Bahlil menekankan pentingnya perhatian terhadap investasi UMKM, “Perintah Bapak Presiden tidak boleh mengurus investasi yang besar-besar saja, tetapi juga yang kecil-kecil. Tidak boleh ada perlakuan yang berbeda dengan perusahaan besar. Kami menerjemahkan itu dalam data LKPM bagi sektor UMK yang ditarik laporannya per semester.”
Dengan pencapaian yang terus meningkat ini, pemerintah Indonesia berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan merata di seluruh wilayah Indonesia.