JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk menyatakan komitmennya dalam mendukung pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) dengan menyiapkan pendanaan hingga Rp9 triliun untuk keperluan tahap pertama proyek transportasi massal tersebut.
Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto, mengungkapkan bahwa dana tersebut siap digunakan apabila dibutuhkan untuk mendukung kelancaran pembangunan LRT. “Sampai sekarang kami sudah mengeluarkan Rp3,5 triliun,” kata Budi Harto saat ditemui di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta, Senin, 29 Mei 2017.
Proyek LRT Jabodebek tahap I memiliki nilai investasi infrastruktur (prasarana) yang cukup besar, yakni mencapai Rp23,3 triliun. Sementara itu, nilai investasi untuk sarana pendukung seperti rangkaian kereta dan sistem pendukung lainnya ditaksir mencapai Rp3,7 triliun.
Adhi Karya sebelumnya telah menandatangani kontrak pembangunan proyek ini bersama Kementerian Perhubungan pada Februari. Untuk memperkuat pembiayaan proyek, Budi juga menyebutkan bahwa Adhi Karya menargetkan penandatanganan kontrak pembayaran proyek bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada Juli atau Agustus tahun yang sama.
“Pembayaran dari KAI penting sebagai bagian dari skema kelanjutan pembangunan dan pemanfaatan proyek LRT ini,” ujar Budi, menegaskan pentingnya sinergi antar-BUMN dalam proyek strategis nasional tersebut.
Seiring dengan kemajuan pembangunan fisik, Budi menjelaskan bahwa progres konstruksi di beberapa koridor utama sudah menunjukkan perkembangan. Untuk rute Cibubur–Cawang, pembangunan telah mencapai 25 persen. Sementara itu, koridor Bekasi Timur–Cawang mencapai 15 persen, dan rute Cawang–Dukuh Atas baru mencapai 2 persen.
Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi proyek ini adalah proses pembebasan lahan yang masih berlangsung. Menurut Budi, proses negosiasi masih dilakukan dengan pihak-pihak terkait. Adapun lahan yang paling luas untuk dibebaskan berada di kawasan Bekasi Timur, yakni sekitar 10 hektare. Sementara itu, di wilayah Cibubur masih terdapat sekitar 1 hektare lahan yang perlu dibebaskan untuk kelanjutan proyek.
“Pembebasan lahan menjadi krusial agar pembangunan tidak tertunda dan bisa selesai tepat waktu,” tambah Budi.
Pemerintah sendiri menaruh harapan besar terhadap proyek LRT Jabodebek, yang dirancang sebagai solusi kemacetan di kawasan penyangga Ibu Kota. LRT ini nantinya akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya seperti MRT dan KRL Commuter Line untuk mempermudah mobilitas masyarakat.
Dengan progres yang terus berjalan dan dukungan pembiayaan dari Adhi Karya, proyek LRT Jabodebek tahap pertama diharapkan dapat rampung sesuai jadwal dan memberikan manfaat besar bagi sistem transportasi nasional, khususnya di wilayah Jabodetabek.