JAKARTA - Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mencatatkan kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir, bahkan di tengah tekanan pasar dan aksi jual yang dilakukan sejumlah investor institusi besar. Saham UNVR naik sebesar 15,15 persen dan ditutup stagnan di level Rp1.330 per lembar.
Kenaikan ini menjadi sorotan karena terjadi di tengah rekomendasi negatif dari sebagian besar analis pasar. Menurut data Bloomberg, dari 32 analis yang memantau saham UNVR, sebanyak 18 analis atau sekitar 58,1 persen memberikan rekomendasi jual. Sementara itu, 11 analis menyarankan untuk menahan, dan hanya dua analis yang memberikan rekomendasi beli.
Meskipun sentimen negatif mendominasi, sejumlah investor justru memanfaatkan momentum ini untuk melakukan akumulasi. Analis menilai, langkah tersebut mencerminkan optimisme terhadap potensi pemulihan jangka panjang kinerja Unilever Indonesia.
Salah satu sentimen yang memengaruhi pergerakan saham UNVR adalah pengurangan kepemilikan saham oleh BlackRock Inc., manajer aset terbesar di dunia. Pada awal Maret 2025, BlackRock tercatat melepas sebagian kepemilikannya di UNVR. Namun, aksi jual ini langsung direspons oleh investor lain yang melihat valuasi saham mulai menarik kembali.
Kinerja keuangan Unilever Indonesia sendiri pada tahun 2024 mencatatkan penurunan signifikan. Laba bersih perseroan turun hampir 30 persen menjadi Rp3,36 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Meski begitu, perseroan tetap mempertahankan kebijakan pembagian dividen penuh dengan rasio 100 persen. Langkah ini dinilai sebagai bentuk komitmen perusahaan terhadap pemegang sahamnya.
Di sisi lain, dinamika di level manajemen global juga turut memengaruhi persepsi investor. Hein Schumacher, CEO Unilever Plc., mengumumkan pengunduran dirinya pada 1 Maret 2025 dan akan resmi meninggalkan jabatannya pada 31 Mei 2025. Kabar ini ternyata memberi sentimen positif terhadap saham UNVR, yang dinilai sebagai awal dari arah baru perusahaan.
"Perubahan di tubuh manajemen kerap dipandang sebagai kesempatan untuk melakukan transformasi strategis, dan ini disambut baik oleh sebagian investor," tulis laporan analis pasar.
Sementara itu, JP Morgan dalam riset terbarunya menyampaikan pandangan yang lebih optimistis terhadap saham UNVR dengan merevisi target harga hingga akhir 2025. Revisi ini didasarkan pada potensi perbaikan operasional dan restrukturisasi strategi bisnis yang tengah digulirkan.
Dengan perkembangan yang dinamis, investor disarankan tetap mencermati pergerakan saham UNVR secara saksama. Evaluasi terhadap strategi investasi dan profil risiko pribadi sangat diperlukan, terutama di tengah fluktuasi pasar dan perubahan fundamental perusahaan.
“Dengan dinamika pasar yang terus bergerak, penting bagi investor untuk fokus pada fundamental jangka panjang dan mempertimbangkan portofolio secara menyeluruh,” demikian tertulis dalam riset yang dirilis JP Morgan.