JAKARTA - Emiten-emiten yang berada di bawah payung Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Industri Pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID), menunjukkan performa tangguh di tengah tantangan pasar global dan fluktuasi harga komoditas. Strategi hilirisasi mineral, terutama nikel, serta diversifikasi energi menjadi andalan dalam memperkuat ketahanan bisnis dan memastikan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
MIND ID membawahi sejumlah emiten tambang besar di Bursa Efek Indonesia seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Seluruh entitas ini kini berfokus untuk meningkatkan nilai tambah produk melalui pengembangan industri hilir dan sektor energi terbarukan.
Salah satu program andalan adalah pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV). PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sebagai produsen utama nikel di Indonesia, aktif menggarap proyek pengolahan nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik. Langkah ini dinilai strategis karena mendukung upaya transisi energi bersih nasional dan menciptakan peluang pasar yang menjanjikan secara global.
"Pengolahan nikel menjadi bahan baku baterai merupakan bagian penting dari strategi hilirisasi. Ini bukan hanya tentang peningkatan nilai tambah, tetapi juga memastikan kita masuk ke dalam rantai pasok kendaraan listrik dunia," ujar salah satu sumber internal MIND ID.
Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengambil arah berbeda dengan fokus pada energi terbarukan. Emiten batu bara pelat merah ini tengah mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lahan bekas tambang. Inisiatif ini tak hanya memanfaatkan aset yang ada, tetapi juga berperan mendukung target bauran energi baru terbarukan (EBT) nasional.
"Melalui pemanfaatan lahan bekas tambang, kami ingin menciptakan nilai baru yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tapi juga berkontribusi terhadap lingkungan," ungkap manajemen PTBA dalam keterangan resmi.
Kinerja keuangan emiten-emiten MIND ID juga dinilai masih solid. Meskipun harga komoditas seperti batu bara, nikel, dan timah mengalami volatilitas, strategi efisiensi biaya dan optimalisasi rantai pasok berhasil menjaga marjin keuntungan perusahaan. Selain itu, sinergi di antara anggota holding menjadi kekuatan tersendiri dalam mempertahankan daya saing di pasar internasional.
"Kolaborasi antarperusahaan di dalam MIND ID memberikan keuntungan besar, khususnya dalam berbagi teknologi, logistik, hingga sumber daya manusia," ujar analis pasar modal dari Mandiri Sekuritas.
Para analis memperkirakan bahwa prospek emiten-emiten tambang milik negara ini masih menjanjikan dalam jangka menengah hingga panjang. Kebijakan pemerintah yang mendukung hilirisasi mineral dan pengembangan energi baru menjadi katalis positif yang akan terus mendongkrak kinerja sektor ini, meskipun tetap dibayangi risiko dari ketidakpastian ekonomi global.
"Pemerintah kini sangat agresif mendorong hilirisasi dan industri baterai. Emiten-emiten seperti ANTM dan INCO jelas akan diuntungkan. Tapi tetap diperlukan kehati-hatian, terutama dalam menghadapi fluktuasi harga global," ujar seorang analis dari Samuel Sekuritas.
Dengan beragam strategi yang dijalankan dan adaptasi terhadap tren global, MIND ID optimistis dapat menjaga napas panjang pertumbuhan bisnisnya. Lebih dari sekadar mengejar profit, holding tambang ini juga membawa misi pembangunan berkelanjutan dan transisi energi hijau sebagai bagian dari peran aktif BUMN dalam mendorong transformasi ekonomi nasional.
Langkah transformasional MIND ID pun dinilai akan terus berkontribusi besar terhadap pertumbuhan industri nasional, baik dari sisi penyerapan tenaga kerja, peningkatan penerimaan negara, hingga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, khususnya pada komoditas strategis seperti nikel dan tembaga.