Bakwan, Gorengan Favorit Takjil Ramadan: Lezat tapi Perlu Batasan Konsumsi

Senin, 03 Maret 2025 | 17:03:39 WIB
Bakwan, Gorengan Favorit Takjil Ramadan: Lezat tapi Perlu Batasan Konsumsic

JAKARTA – Saat bulan Ramadan tiba, suasana pasar takjil dan pedagang kaki lima di tepi jalan selalu dipenuhi pembeli yang berburu makanan berbuka puasa. Salah satu kudapan yang paling diminati adalah bakwan, gorengan berbahan dasar tepung dan sayuran yang memiliki rasa gurih serta tekstur renyah. Mudah ditemukan di pasar Ramadan dan gerobak pedagang kaki lima, bakwan menjadi pilihan praktis dan ekonomis bagi banyak orang.

Selain rasanya yang lezat, harga bakwan juga lebih terjangkau dibandingkan dengan takjil lain seperti kolak atau es buah. Makanan ini pun mudah dibuat di rumah dengan berbagai variasi, seperti bakwan jagung, bakwan udang, hingga bakwan kornet untuk menambah cita rasa. Survei Populix tahun 2024 mencatat bahwa lebih dari 70% masyarakat Indonesia memilih gorengan, termasuk bakwan, sebagai takjil favorit mereka saat berbuka puasa.

Beragam Gorengan Favorit saat Ramadan

Selain bakwan, berbagai jenis gorengan lain juga banyak disajikan saat berbuka puasa. Tempe mendoan yang dibalut tepung berbumbu dan digoreng setengah matang menjadi pilihan favorit lainnya. Tahu isi dengan campuran sayuran, pisang goreng yang memiliki rasa manis, serta risoles dan pastel berisi daging atau sayuran juga sering ditemukan di meja berbuka masyarakat Indonesia.

Namun, meskipun menggugah selera, konsumsi gorengan seperti bakwan perlu diperhatikan. Minyak yang digunakan berulang kali dalam proses menggoreng dapat meningkatkan kadar lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan. Risiko seperti peningkatan kadar kolesterol, gangguan pencernaan, serta penyakit jantung dan obesitas menjadi perhatian utama bagi mereka yang gemar mengonsumsi gorengan secara berlebihan.

Dampak Kesehatan dan Anjuran Konsumsi

Menurut Kementerian Kesehatan RI, konsumsi gorengan yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama karena kandungan lemak jenuh yang tinggi. "Gorengan memang nikmat, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi dan gangguan pencernaan," ujar dr. Rina Kartika, ahli gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Untuk tetap menikmati bakwan tanpa mengkhawatirkan dampak negatifnya, Kementerian Kesehatan RI memberikan beberapa rekomendasi sehat, antara lain:

-Gunakan minyak baru saat menggoreng – Hindari menggunakan minyak bekas yang sudah dipakai berulang kali karena dapat meningkatkan kandungan lemak trans yang berbahaya bagi tubuh.

-Pilih metode memasak yang lebih sehat – Memanggang atau menggunakan air fryer dapat menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan minyak berlebih.

-Seimbangkan dengan makanan bergizi – Konsumsi gorengan sebaiknya disertai dengan asupan makanan bernutrisi, seperti buah dan sayuran segar, agar tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang seimbang.

-Ahli gizi lainnya, dr. Siti Nurhayati, juga menyarankan untuk membatasi konsumsi gorengan maksimal tiga kali dalam seminggu. "Menikmati gorengan seperti bakwan memang sah-sah saja, tetapi sebaiknya tidak setiap hari. Pola makan seimbang sangat penting, terutama selama Ramadan agar tubuh tetap sehat dan bugar," ungkapnya.

Bakwan dan gorengan lainnya memang menjadi primadona saat bulan Ramadan, terutama sebagai menu berbuka puasa yang lezat dan mudah didapat. Namun, konsumsi yang tidak terkendali dapat berdampak buruk pada kesehatan. Oleh karena itu, menerapkan pola makan seimbang dan memilih metode memasak yang lebih sehat dapat menjadi solusi agar tetap bisa menikmati bakwan tanpa risiko kesehatan yang berlebihan. Dengan langkah yang tepat, bakwan tetap bisa menjadi bagian dari tradisi takjil Ramadan yang nikmat dan aman dikonsumsi.

Terkini