JAKARTA – Pemerintah Indonesia berfokus pada hilirisasi nikel sebagai strategi andalan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Langkah ini tak hanya merangsang sektor industri dalam negeri tetapi juga meningkatkan kontribusi keuangan melalui pendapatan pajak yang signifikan. Dukungan perbankan nasional menjadi kunci utama dalam mendanai proyek smelter nikel yang memacu perkembangan ekonomi lebih lanjut.
Dukungan Finansial dari Perbankan untuk Smelter Nikel
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno, menyoroti bahwa sudah ada fasilitas smelter nikel di Indonesia yang mendapat dukungan finansial dari perbankan nasional. Ceria Group, sebuah perusahaan yang terjun dalam hilirisasi nikel, telah menerima pembiayaan signifikan dari PT Bank Mandiri Tbk untuk menjalankan proyek pemurnian nikel mereka.
"Sudah ada, setahu saya smelter nikel milik Ceria Group yang menggunakan pendanaan dari beberapa bank," kata Tri Winarno saat diwawancarai di Jakarta pada 26 Februari 2025.
Pendanaan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi institusi keuangan lainnya untuk turut ambil bagian dalam mendukung proyek-proyek hilirisasi serupa, mendorong lebih banyak investasi masuk ke sektor ini.
Kontribusi Pajak yang Meningkat dan Dampak Sosial
PT Ceria Nugraha Indotama, salah satu pelaku utama dalam hilirisasi nikel, mencatat kontribusi pajaknya kepada negara mengalami lonjakan 147%, meningkat dari Rp150 miliar menjadi lebih dari Rp300 miliar. Direktur Operasional PT Ceria Nugraha Indotama, Yusram Rantesalu, mengungkapkan bahwa peningkatan ini memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat di sekitar area operasi mereka.
"Hal ini menegaskan peran perusahaan dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat lokal. Perannya juga sangat berdampak dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Wolo dengan tidak adanya tingkat miskin ekstrem," ujar Yusram.
Dengan kontribusi pajak yang tinggi, manfaat dari industri nikel ini merambah hingga ke tingkat lokal, memberikan dampak positif langsung terhadap kesejahteraan masyarakat setempat.
Posisi Strategis Smelter dalam Menarik Dukungan Finansial
Posisi strategis dari proyek smelter memainkan peran penting dalam menarik perhatian perbankan nasional untuk menyalurkan kredit. Dalam mensukseskan hilirisasi nikel, posisi lokasi dari smelter yang mendukung efisiensi operasional menjadi nilai tambah yang bersifat strategis bagi para investor dan institusi finansial.
Keberhasilan proyek-proyek seperti yang dijalankan oleh Ceria Group menunjukkan bahwa dengan dukungan finansial yang tepat dan lokasi yang strategis, sektor nikel dapat meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan negara, mencakup berbagai pajak baik untuk pemerintah pusat maupun daerah, serta termasuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan royalti.
Hilirisasi Nikel Sebagai Tujuan Jangka Panjang
Hilirisasi nikel tidak hanya sekadar strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan oleh pemerintah, tetapi juga merupakan upaya jangka panjang untuk menyerap nilai tambah sektor pertambangan Indonesia. Melalui proyek seperti smelter nikel yang didanai oleh Ceria Group dan Bank Mandiri, Indonesia berupaya meningkatkan nilai tambah dari ekspor mineral mentah dengan mengolahnya menjadi produk setengah jadi atau produk jadi berdaya saing lebih tinggi di pasar internasional.
Kesuksesan inisiatif ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investor dan pelaku industri untuk terlibat dalam proyek serupa, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kemampuan ekonomi lokal serta daya saing nasional di pasar global. Dengan demikian, sektor nikel dan hilirisasi menjadi salah satu motor penggerak ekonomi penting bagi Indonesia, sesuai dengan ambisi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang solid dan bertahan lama.