Harga Batu Bara Menguat Berkat Lonjakan Permintaan India

Selasa, 25 Februari 2025 | 08:18:22 WIB
Harga Batu Bara Menguat Berkat Lonjakan Permintaan India

JAKARTA – Harga batu bara global mengalami kenaikan pada Senin, 24 Februari 2025, didorong oleh meningkatnya permintaan dari India. Data terbaru dari Kementerian Batu Bara dan Pertambangan India menunjukkan lonjakan konsumsi yang berkontribusi terhadap tren positif harga komoditas ini.

Berdasarkan laporan perdagangan, harga batu bara Newcastle untuk Februari 2025 naik US$ 0,25 menjadi US$ 102,25 per ton. Sementara untuk kontrak Maret 2025, harga meningkat US$ 0,25 menjadi US$ 103 per ton. Namun, harga batu bara untuk April 2025 justru turun US$ 0,15 menjadi US$ 106,1 per ton.

Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam juga mengalami pergerakan positif. Kontrak Februari 2025 naik US$ 0,35 menjadi US$ 100,1 per ton. Untuk Maret 2025, harga naik lebih signifikan sebesar US$ 1,25 menjadi US$ 97,35 per ton, sementara April 2025 menguat US$ 0,4 menjadi US$ 96,6 per ton.

Permintaan Batu Bara India Melonjak

Data dari Kementerian Batu Bara dan Pertambangan India menunjukkan bahwa permintaan batu bara di negara tersebut terus mengalami pertumbuhan pesat dalam tiga tahun terakhir. Konsumsi batu bara meningkat lebih dari 20% dari 1.027,22 juta ton pada 2021/2022 menjadi 1.237,54 juta ton pada 2023/2024.

Hingga November 2024, permintaan batu bara di India untuk tahun fiskal 2024/2025 telah mencapai 786,64 juta ton, atau sekitar 63,5% dari total konsumsi tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan tingginya ketergantungan India terhadap batu bara sebagai sumber energi utama.

Selain konsumsi yang meningkat, produksi batu bara dalam negeri India juga mengalami kenaikan stabil. Produksi domestik tercatat tumbuh 18,8% dalam tiga tahun terakhir, naik dari 819,21 juta ton pada 2021/2022 menjadi 973,01 juta ton pada 2023/2024.

Hingga November 2024, pasokan batu bara domestik India telah mencapai 657,12 juta ton. Dengan tren ini, India berpotensi mencatatkan produksi tertinggi dalam sejarah pada akhir tahun fiskal 2024/2025. Seiring dengan peningkatan produksi, pangsa batu bara domestik dalam total konsumsi juga meningkat dari 79,7% pada 2021/2022 menjadi 83,6% pada 2024/2025, mengurangi ketergantungan pada impor.

Impor Tetap Tinggi di Tengah Produksi Domestik

Meskipun produksi dalam negeri terus meningkat, India tetap menjadi salah satu importir batu bara terbesar di dunia. Impor batu bara India naik dari 208,63 juta ton pada 2021/2022 menjadi 264,53 juta ton pada 2023/2024. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan energi di negara tersebut masih belum sepenuhnya terpenuhi oleh produksi dalam negeri.

Sementara itu, analis pasar menyebutkan bahwa kebijakan energi global juga berpengaruh terhadap pergerakan harga batu bara. Laporan dari Montel menunjukkan bahwa tekanan untuk mengakhiri penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara di Jerman kemungkinan akan berkurang secara signifikan. Pergeseran politik di negara tersebut, dengan potensi pemerintahan berhaluan kanan-tengah, membuka peluang bagi teknologi seperti penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) untuk memperpanjang masa pakai pembangkit listrik tenaga batu bara.

"Tren ini menunjukkan bahwa batu bara masih akan memainkan peran penting dalam bauran energi global dalam beberapa tahun ke depan, meskipun ada tekanan untuk transisi energi yang lebih bersih," ujarnya.

Dengan adanya lonjakan permintaan dari India dan dinamika kebijakan energi di berbagai negara, harga batu bara diperkirakan akan tetap berfluktuasi dalam waktu dekat. Investor dan pelaku industri diharapkan terus memantau perkembangan pasar guna mengantisipasi perubahan harga yang dapat berdampak pada bisnis mereka.

Terkini