Waskita Karya Garap Proyek Karian–Serpong, Dorong Ketahanan Air Bersih Tiga Provinsi

Kamis, 23 Oktober 2025 | 11:05:54 WIB
Waskita Karya Garap Proyek Karian–Serpong, Dorong Ketahanan Air Bersih Tiga Provinsi

JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk kembali menunjukkan kiprahnya dalam pembangunan infrastruktur strategis nasional. Perusahaan pelat merah ini dipercaya untuk mengerjakan Paket Pekerjaan Konstruksi Karian Dam–Serpong Conveyance System (KSCS) Project Package 1, yang menjadi bagian penting dari sistem penyediaan air baku nasional.

Proyek besar ini memiliki nilai kontrak mencapai USD 56,86 juta, dan menjadi tonggak baru dalam mendukung program pemerintah untuk penyediaan air bersih yang merata bagi masyarakat. Melalui proyek ini, Waskita Karya berperan aktif dalam upaya memperkuat ketahanan air di tiga provinsi utama, yaitu Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan bahwa penandatanganan kontrak proyek KSCS merupakan wujud komitmen pemerintah dalam membangun sistem air baku nasional yang terintegrasi. Ia menyebutkan bahwa proyek ini tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga membawa makna sosial dan ekonomi yang luas bagi masyarakat.

“Proyek KSCS adalah bagian integral dari sistem penyediaan air baku Bendungan Karian. Melalui infrastruktur ini, air dari Karian dijalankan ke Serpong untuk melayani hampir dua juta jiwa atau setara 360 ribu sambungan rumah, serta akan mendukung sektor industri UMKM di kawasan metropolitan,” ujarnya pada Senin, 20 Oktober 2025.

Dody menambahkan bahwa proyek ini merupakan simbol penghubung kehidupan dan pemerataan kesejahteraan. Aliran air yang mengalir dari bendungan menuju ribuan rumah tangga menjadi cerminan nyata bagaimana sumber daya alam dapat dikelola untuk kemakmuran rakyat.

Implementasi Air Baku dari Bendungan Karian untuk Wilayah Metropolitan

Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, menjelaskan bahwa proyek KSCS menjadi implementasi nyata pemanfaatan air baku dari Bendungan Karian melalui sistem perpipaan ke wilayah layanan utama. Wilayah tersebut mencakup Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, dan Kabupaten Bogor.

Menurut Hanugroho, pembangunan sistem perpipaan ini akan meningkatkan efisiensi distribusi air baku ke berbagai wilayah yang padat penduduk. Sistem tersebut akan berfungsi mengalirkan air bersih dari sumber utama menuju wilayah perkotaan yang membutuhkan pasokan tinggi untuk kebutuhan rumah tangga dan industri.

“Keberadaan KSCS bertujuan menyediakan air baku untuk tiga provinsi, yaitu Banten sebesar 9,5 meter kubik per detik, DKI Jakarta 3,45 meter kubik per detik, dan Jawa Barat 0,95 meter kubik per detik. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan akses air bersih,” ujarnya.

Hanugroho atau akrab disapa Oho menegaskan bahwa proyek ini menjadi bukti konkret peran Waskita Karya dalam menjalankan mandat pemerintah untuk memperkuat infrastruktur sumber daya air nasional. Ia menyebut proyek ini tidak sekadar konstruksi teknis, tetapi juga bentuk kontribusi sosial untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

“KSCS tidak hanya menyediakan air baku di wilayah PDAM, tapi juga meningkatkan kesehatan dan sanitasi masyarakat. Proyek ini mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs pada sektor air bersih dan sanitasi,” jelas Oho.

Waskita Karya Perkuat Komitmen terhadap Pembangunan Berkelanjutan

Waskita Karya terus memperkuat kiprahnya dalam pembangunan infrastruktur strategis yang berdampak langsung terhadap kesejahteraan rakyat. Melalui proyek KSCS, perusahaan menunjukkan konsistensinya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada pilar ketahanan air dan sanitasi.

Pembangunan sistem air baku ini menjadi langkah konkret dalam mengatasi kesenjangan akses air bersih di wilayah perkotaan dan pedesaan. Dengan meningkatnya kapasitas distribusi air baku, diharapkan masyarakat di Banten, Jakarta, dan Jawa Barat dapat memperoleh pasokan air secara merata sepanjang tahun.

Selain memperkuat aspek sosial, proyek ini juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Pasokan air yang stabil akan mendorong produktivitas sektor industri kecil dan menengah, termasuk kegiatan ekonomi lokal di kawasan metropolitan. Dengan demikian, manfaat proyek KSCS akan terasa langsung di berbagai lapisan masyarakat.

Oho menambahkan bahwa Waskita Karya berkomitmen mengutamakan proyek yang memiliki multiplier effect tinggi. Setiap proyek yang dikerjakan tidak hanya ditujukan untuk memenuhi target fisik, tetapi juga membawa nilai tambah bagi perekonomian nasional.

“Ke depannya, kami akan terus berperan aktif dalam proyek-proyek strategis yang mendorong kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ketahanan infrastruktur nasional,” tegasnya.

Infrastruktur Air Sebagai Kunci Pemerataan Ekonomi dan Sosial

Pembangunan proyek Karian–Serpong Conveyance System tidak hanya bertujuan untuk penyediaan air bersih semata, tetapi juga memiliki nilai strategis dalam pemerataan ekonomi. Ketika kebutuhan air bagi industri, rumah tangga, dan pertanian terpenuhi secara berkelanjutan, maka stabilitas ekonomi daerah akan semakin kuat.

Waskita Karya menempatkan proyek ini sebagai salah satu tonggak penting dalam upaya menjaga ketersediaan air bagi masyarakat perkotaan yang terus tumbuh. Infrastruktur perpipaan yang dibangun akan berfungsi mengalirkan air dari sumber utama di Bendungan Karian ke area pemukiman padat di wilayah metropolitan Serpong dan sekitarnya.

Dengan kapasitas distribusi yang besar, proyek ini diharapkan mampu melayani sekitar dua juta penduduk, setara dengan 360 ribu sambungan rumah tangga. Selain itu, penyediaan air bersih juga akan memperkuat ketahanan sektor industri kecil dan menengah yang sangat bergantung pada pasokan air untuk kegiatan produksinya.

Waskita Karya dan Tantangan Proyek Air Bersih di Masa Depan

Sebagai perusahaan konstruksi nasional, Waskita Karya terus menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan efisiensi, keberlanjutan, dan kecepatan pengerjaan proyek. Proyek Karian–Serpong menjadi salah satu langkah penting dalam membangun reputasi perusahaan sebagai pelaksana proyek infrastruktur air bersih berskala besar.

Selain memastikan kualitas pembangunan, Waskita juga berfokus pada efisiensi energi dan penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam setiap tahap konstruksi. Pendekatan ini diharapkan dapat memperpanjang usia infrastruktur sekaligus menekan dampak lingkungan yang mungkin timbul dari kegiatan proyek.

Proyek KSCS juga menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah dan BUMN dalam menjawab tantangan krisis air bersih di wilayah perkotaan. Dengan sinergi yang kuat, proyek ini akan membantu Indonesia mencapai kemandirian sumber daya air dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di masa depan.

Arah Baru Pembangunan Air Nasional

Melalui pembangunan KSCS, pemerintah bersama Waskita Karya sedang menyiapkan fondasi penting bagi masa depan pengelolaan air nasional. Sistem yang dibangun bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga untuk menghadapi tantangan iklim dan pertumbuhan penduduk di masa mendatang.

Dengan keberhasilan proyek ini, diharapkan kawasan metropolitan di tiga provinsi besar dapat menikmati pasokan air bersih yang stabil dan berkelanjutan. Hal ini sekaligus menandai langkah baru Indonesia dalam mewujudkan pemerataan akses air bersih sebagai hak dasar seluruh rakyat.

Proyek KSCS menjadi contoh nyata bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya berbicara soal beton dan pipa, tetapi juga tentang kehidupan, keadilan sosial, dan masa depan generasi yang lebih sehat dan sejahtera.

Terkini