PLTP Muara Laboh Unit 2 Dorong Sumatera Barat Menuju Energi Bersih Terbarukan

Senin, 20 Oktober 2025 | 09:11:37 WIB
PLTP Muara Laboh Unit 2 Dorong Sumatera Barat Menuju Energi Bersih Terbarukan

JAKARTA - Sumatera Barat semakin memperkuat langkahnya menuju energi bersih melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2. PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) bersama PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat resmi melaksanakan Tajak Sumur Pertama atau First Spudding Ceremony pada Kamis, 16 Oktober 2025.

Kegiatan ini digelar di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Liki Pinangawan, Kabupaten Solok Selatan. Proyek ini memiliki kapasitas 80 Megawatt (MW) dan menjadi bagian penting dari upaya transisi energi di Pulau Sumatera.

Sinergi Pemerintah dan Sektor Swasta

Acara dihadiri oleh sekitar 150 peserta, termasuk jajaran manajemen PLN, PT Supreme Energy Muara Laboh, serta unsur Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten Solok Selatan. Kehadiran mereka menegaskan komitmen bersama untuk mendorong pengembangan energi terbarukan di daerah.

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, turut hadir dan memberikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin. Ia menekankan bahwa sinergi ini menjadi contoh nyata pemanfaatan potensi panas bumi untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

“Sumatera Barat memiliki potensi panas bumi yang luar biasa, dan proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 ini menjadi salah satu bukti nyata bagaimana potensi tersebut dimanfaatkan. Kami berharap proyek ini berjalan lancar serta memberikan manfaat besar bagi pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan,” ujar Gubernur Mahyeldi.

Kolaborasi antara pemerintah daerah, PLN, dan sektor swasta menunjukkan bahwa energi bersih bisa menjadi pendorong pembangunan regional. Pendekatan ini juga mengedepankan prinsip keberlanjutan dan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat setempat.

Peran Strategis PLTP Muara Laboh Unit 2

Pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 menjadi langkah strategis untuk memperkuat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sumatera. Proyek ini diharapkan mempercepat transisi energi nasional menuju sistem kelistrikan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Target pembangunan Unit 2 ini adalah rampung dan beroperasi penuh pada akhir tahun 2027. Dengan kapasitas 80 MW, PLTP ini diproyeksikan mampu memasok listrik bersih bagi ribuan rumah tangga di wilayah Sumatera Barat.

Proyek ini juga menjadi tonggak penting dalam memanfaatkan potensi panas bumi sebagai sumber energi lokal. Efisiensi dan pemanfaatan optimal energi panas bumi akan memperkuat ketahanan energi nasional di Pulau Sumatera.

Komitmen PLN terhadap Energi Terbarukan

General Manager PLN UID Sumatera Barat, Ajrun Karim, menegaskan bahwa proyek ini mencerminkan komitmen PLN dalam mendukung pengembangan energi terbarukan. Hal ini sejalan dengan visi PLN untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.

“PLN terus memperluas pemanfaatan energi terbarukan, khususnya panas bumi yang potensinya sangat besar di Sumatera Barat. Kolaborasi antara PLN dan PT Supreme Energy Muara Laboh ini menjadi langkah konkret dalam mendukung target Net Zero Emission 2060,” ujar Ajrun Karim.

Langkah strategis ini menegaskan peran PLN sebagai motor penggerak transisi energi di Indonesia. Proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 menjadi bukti nyata komitmen perusahaan BUMN dalam mendukung energi bersih yang ramah lingkungan.

PLN juga memastikan proses pembangunan berjalan sesuai standar teknis dan lingkungan. Monitoring berkelanjutan dan pengelolaan risiko menjadi bagian dari strategi untuk mencapai hasil optimal.

Dampak Ekonomi dan Lingkungan

Dengan dimulainya kegiatan Tajak Sumur Pertama, diharapkan proses pengembangan PLTP Muara Laboh Unit 2 berjalan lancar. Proyek ini sekaligus mempertegas posisi Sumatera Barat sebagai daerah berenergi hijau di Indonesia.

Selain memperkuat bauran energi bersih, proyek ini membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal. Tenaga kerja lokal dilibatkan dalam berbagai tahapan pembangunan, sehingga manfaat sosial dan ekonomi dapat dirasakan secara langsung.

Pemanfaatan panas bumi juga membantu menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dan PLN dalam mengurangi emisi karbon serta meningkatkan ketahanan energi nasional.

Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan PLTP lainnya di Sumatera dan wilayah Indonesia. Pendekatan kolaboratif antara sektor publik dan swasta menjadi kunci keberhasilan transisi energi yang berkelanjutan.

PLTP Muara Laboh Unit 2 juga berpotensi meningkatkan pasokan listrik untuk kebutuhan industri dan masyarakat. Energi yang dihasilkan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan.

Selain aspek ekonomi, proyek ini juga memperhatikan kelestarian lingkungan. Pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi bersih membantu menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar lokasi WKP.

Dengan kapasitas 80 MW, proyek ini menjadi salah satu inisiatif strategis untuk memperkuat kontribusi energi terbarukan di Sumatera Barat. PLTP ini menegaskan bahwa panas bumi dapat menjadi fondasi energi masa depan yang hijau dan berkelanjutan.

Hingga saat ini, persiapan dan peresmian tajak sumur pertama menunjukkan progres positif dalam pengembangan proyek. Kegiatan ini menjadi simbol awal dari perjalanan panjang menuju pemanfaatan energi panas bumi yang maksimal.

Keberhasilan proyek ini juga menambah portofolio PLN dalam pengembangan energi bersih nasional. Kombinasi investasi sektor swasta dan dukungan pemerintah menjadi model ideal untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

PLTP Muara Laboh Unit 2 diharapkan menjadi inspirasi bagi pengembangan energi bersih di daerah lain. Kesuksesan proyek ini menunjukkan bahwa kolaborasi dan teknologi dapat mendorong transisi energi yang berkelanjutan.

Dengan tonggak pembangunan ini, Sumatera Barat semakin mendekat pada visi energi hijau dan Net Zero Emission 2060. Proyek ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam pengelolaan energi panas bumi secara nasional.

Terkini