Harga Bitcoin Anjlok Usai Ancaman Tarif Trump ke China Guncang Pasar Kripto

Senin, 13 Oktober 2025 | 10:03:40 WIB
Harga Bitcoin Anjlok Usai Ancaman Tarif Trump ke China Guncang Pasar Kripto

JAKARTA - Pasar kripto kembali mengalami tekanan besar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan pernyataan keras terhadap Tiongkok. Ia mengancam akan menaikkan tarif impor hingga 100% bagi produk asal Negeri Tirai Bambu, yang sontak mengguncang sentimen investor global.

Dampak dari kebijakan tersebut terasa cepat di pasar aset digital. Berdasarkan data per Minggu, 12 Oktober 2025, harga Bitcoin anjlok 0,12% ke posisi US$ 111.493 per koin setelah sebelumnya sempat menembus US$ 126.000 pada Selasa, 7 Oktober 2025. Dalam sepekan terakhir, mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini sudah turun 10,55%, mencerminkan besarnya tekanan jual yang melanda pasar.

Kapitalisasi Pasar Kripto Turun dan Sentimen Investor Memburuk

Tekanan terhadap Bitcoin juga menyeret aset kripto lain ke zona merah. Total kapitalisasi pasar kripto tercatat menyusut 1,23% menjadi US$ 3,71 triliun, padahal pada Jumat, 10 Oktober 2025, sempat mencapai US$ 4,14 triliun.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pelaku pasar global masih cenderung menghindari aset berisiko tinggi di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan internasional. Indeks Fear and Greed, yang menggambarkan tingkat emosi investor di pasar keuangan AS, kini berada di level 31, menandakan bahwa sentimen pasar masih didominasi rasa takut (fear).

Investor tampak lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama setelah meningkatnya ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut. Ketidakpastian geopolitik membuat arus modal beralih ke aset yang dianggap lebih aman seperti dolar AS dan emas.

Pengamat Nilai Kebijakan Trump Menekan Selera Risiko Investor

Menurut Christopher Tahir, pengamat kripto sekaligus pengelola Channel Duit Pintar, ancaman kebijakan tarif baru dari Trump telah menekan selera risiko investor global. Ia menilai bahwa keputusan politik tersebut menciptakan efek domino yang langsung memengaruhi pergerakan aset kripto, yang dikenal sangat sensitif terhadap isu makroekonomi.

“Adanya gangguan sistem di Binance juga memicu penutupan posisi secara masif di pasar,” jelas Christopher pada Minggu, 12 Oktober 2025. Ia menambahkan, kombinasi antara tekanan eksternal dan faktor teknis di bursa membuat pasar kripto semakin tidak stabil.

Gangguan teknis di salah satu bursa terbesar dunia tersebut mempercepat proses likuidasi besar-besaran di berbagai aset digital. Akibatnya, volatilitas meningkat tajam dalam waktu singkat dan menyebabkan koreksi harga yang lebih dalam dari perkiraan sebelumnya.

Koreksi Dianggap Sebagai Proses Deleverage Besar

Christopher menjelaskan bahwa koreksi tajam yang terjadi di pasar saat ini merupakan bagian dari proses deleverage besar. Menurutnya, banyak pelaku pasar sebelumnya menggunakan leverage tinggi untuk mengambil posisi beli, dan ketika harga mulai turun, mereka terpaksa menutup posisi secara bersamaan.

“Koreksi besar ini sudah merupakan deleverage posisi yang besar sekali, jadi kita harus lihat dulu kondisi sepekan ini bagaimana,” ujarnya. Ia menilai bahwa penurunan kali ini lebih banyak bersifat teknikal dibandingkan fundamental.

Meskipun demikian, Christopher mengingatkan bahwa risiko penurunan lanjutan masih terbuka, terutama jika ketegangan antara AS dan Tiongkok terus meningkat. Namun, ia menilai bahwa tekanan kali ini kemungkinan tidak akan sebesar sebelumnya, karena sebagian besar posisi spekulatif sudah terlikuidasi.

Sentimen Global Jadi Kunci Arah Pergerakan Pasar Kripto

Ke depan, faktor risiko global akan menjadi penentu utama arah pasar kripto. Menurut Christopher, sentimen investor terhadap aset berisiko, termasuk minat terhadap produk-produk turunan seperti ETF kripto, akan sangat berpengaruh pada pergerakan harga di sisa tahun ini.

Pernyataan-pernyataan kebijakan dari pemerintahan Trump terkait hubungan dagang dengan Tiongkok akan terus menjadi sorotan utama. Jika ketegangan meningkat, investor cenderung melakukan aksi lindung nilai dengan menjual aset digital untuk menghindari kerugian lebih dalam.

Sebaliknya, jika tensi mereda dan data ekonomi global menunjukkan pemulihan, aset kripto bisa kembali mendapatkan momentum penguatan. Namun, kondisi saat ini masih menuntut kehati-hatian karena volatilitas tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu.

Investor Disarankan Fokus pada Aset Utama dan Strategi Pendek

Dalam situasi pasar yang tidak stabil seperti sekarang, Christopher menyarankan investor agar lebih fokus pada aset kripto utama seperti Bitcoin dan Ethereum. Kedua aset tersebut dinilai memiliki fundamental dan likuiditas yang lebih kuat dibandingkan altcoin berkapitalisasi kecil.

“Saat ini, ada baiknya investor tetap fokus koleksi aset kripto utama dan trading jangka pendek,” ujarnya. Strategi ini dianggap lebih aman untuk menghadapi fluktuasi pasar yang masih sulit diprediksi.

Christopher juga menyarankan agar investor mulai mengurangi eksposur terhadap aset berisiko secara bertahap. “Kita sudah mendekati akhir dari siklus, ada baiknya mengurangi eksposur risiko secara bertahap,” imbuhnya.

Arah Pasar Kripto Masih Sulit Diprediksi

Meskipun tekanan global masih membayangi, sejumlah analis melihat peluang pemulihan jangka menengah jika ketegangan dagang tidak berlarut-larut. Pasar kripto dikenal memiliki kemampuan untuk rebound cepat ketika kondisi makro mulai stabil kembali.

Namun, selama ketidakpastian politik dan ekonomi global belum mereda, harga kripto masih berpotensi bergerak fluktuatif. Investor disarankan untuk tidak mengambil posisi spekulatif berlebihan dan tetap memperhatikan faktor risiko eksternal.

Dalam jangka panjang, fundamental kripto dinilai masih kuat, terutama dengan semakin banyaknya adopsi institusional dan perkembangan teknologi blockchain. Akan tetapi, stabilitas pasar tetap sangat bergantung pada situasi global dan arah kebijakan ekonomi AS.

Kondisi pasar kripto saat ini mencerminkan respon kuat terhadap ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Ancaman tarif impor tambahan dari Presiden Trump telah membuat investor global kehilangan selera risiko, sehingga memicu penurunan tajam pada harga Bitcoin dan aset digital lainnya.

Meski begitu, banyak analis percaya bahwa koreksi besar ini menjadi proses penyehatan pasar setelah periode penguatan yang panjang. Dalam jangka pendek, investor perlu tetap waspada dan disiplin dalam mengelola portofolio agar tidak terjebak dalam volatilitas ekstrem.

Apabila situasi geopolitik mulai tenang dan pasar kembali stabil, aset kripto berpotensi bangkit kembali sebagai instrumen investasi menarik di era ekonomi digital.

Terkini