Garuda Indonesia Siap Uji Bahan Bakar Ramah Lingkungan SAF

Jumat, 29 Agustus 2025 | 09:01:47 WIB
Garuda Indonesia Siap Uji Bahan Bakar Ramah Lingkungan SAF

JAKARTA — Upaya transisi energi ramah lingkungan kini merambah sektor penerbangan nasional. PT Garuda Indonesia disebut tengah mempersiapkan langkah strategis untuk menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF), bahan bakar pesawat ramah lingkungan yang diolah dari minyak jelantah.

Rencana ini terungkap dari pernyataan Komisaris Utama Pertamina, Mochammad Iriawan, yang memastikan komunikasi antara sejumlah maskapai dengan Pertamina sudah dilakukan, termasuk dengan Garuda Indonesia.

“Sudah ada beberapa maskapai penerbangan yang berkomunikasi dengan Dirut Pelita Air, termasuk Garuda,” kata Iriawan.

Langkah Lanjutan dari Uji Coba Pertama

Gagasan Garuda Indonesia untuk memakai SAF tak muncul begitu saja. Inisiatif ini didorong oleh kesuksesan uji coba penerbangan Pelita Air yang menggunakan PertaminaSAF pada rute Jakarta–Denpasar. Uji coba tersebut menjadi bukti bahwa avtur hijau bisa digunakan tanpa kendala berarti dalam operasional penerbangan komersial.

Pertamina pun berkomitmen memperluas produksi bahan bakar ramah lingkungan ini. Saat ini, kilang di Cilacap sudah mulai menghasilkan SAF, dan perusahaan menargetkan pembangunan fasilitas tambahan di Dumai serta Balongan agar pasokan semakin memadai.

Langkah ini dinilai penting tidak hanya untuk mendukung dekarbonisasi, tetapi juga menjadi bagian dari strategi nasional menuju transisi energi berkelanjutan di sektor aviasi.

Minyak Jelantah Jadi Sumber Bahan Baku

Salah satu keunggulan SAF yang dikembangkan Pertamina adalah bahan bakunya yang berasal dari minyak jelantah. Penggunaan limbah rumah tangga ini sekaligus memberi nilai tambah bagi ekonomi sirkular, karena limbah yang selama ini tidak termanfaatkan kini bisa diolah menjadi energi hijau.

Untuk menjaga keberlanjutan pasokan, Pertamina aktif memperluas jaringan titik pengumpulan minyak jelantah di SPBU. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 35 SPBU yang berfungsi sebagai drop point, dan jumlah tersebut akan terus ditambah secara bertahap.

Dengan sistem ini, masyarakat bisa turut berpartisipasi langsung dalam mendukung energi hijau hanya dengan menyerahkan minyak jelantah bekas pakai rumah tangga.

SAF sebagai Peluang Bisnis Baru

Di sisi lain, kehadiran regulasi pemerintah yang akan mewajibkan penggunaan SAF bagi maskapai menjadi peluang besar bagi Pertamina.

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa perusahaan siap menjadi pemasok utama avtur berkelanjutan di dalam negeri. Dukungan regulasi akan mendorong penggunaan SAF secara masif sehingga tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat posisi Pertamina di industri energi hijau.

Dengan langkah ini, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara di kawasan yang lebih dahulu mengembangkan ekosistem bahan bakar penerbangan berkelanjutan.

Menuju Industri Penerbangan yang Lebih Hijau

Rencana Garuda Indonesia mengadopsi SAF menjadi bagian penting dalam mewujudkan industri penerbangan nasional yang ramah lingkungan. Penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku menegaskan bahwa transisi energi bukan hanya jargon, tetapi sudah menyentuh sektor strategis yang bersentuhan langsung dengan mobilitas masyarakat.

Selain mendukung komitmen global untuk mengurangi emisi karbon, inisiatif ini juga memberi pesan bahwa kolaborasi antara perusahaan energi dan maskapai penerbangan dapat menghasilkan terobosan nyata.

Jika rencana ini terealisasi, bukan hanya Garuda Indonesia, tetapi juga maskapai lain bisa ikut terdorong mengikuti jejak yang sama. Pada akhirnya, penggunaan SAF akan menjadi standar baru dalam dunia penerbangan nasional.

Inisiatif penggunaan Sustainable Aviation Fuel oleh Garuda Indonesia dengan dukungan Pertamina menandai babak baru sektor aviasi Indonesia. Dari uji coba Pelita Air hingga ekspansi produksi SAF di berbagai kilang, semua langkah ini merupakan bagian dari strategi besar menuju transportasi udara rendah emisi.

Dengan melibatkan masyarakat dalam penyediaan minyak jelantah, serta dorongan regulasi pemerintah, SAF bukan sekadar wacana, melainkan solusi nyata yang menghubungkan ekonomi sirkular, bisnis energi hijau, dan masa depan penerbangan berkelanjutan di Indonesia.

Terkini