Saham Unggulan Berpeluang Menguat Saat IHSG Rebound

Rabu, 27 Agustus 2025 | 11:15:07 WIB
Saham Unggulan Berpeluang Menguat Saat IHSG Rebound

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi kembali menguat pada perdagangan Rabu, 27 Agustus 2025, setelah sebelumnya ditutup melemah. Pergerakan indeks yang sempat tertekan dinilai masih menyimpan peluang rebound menuju level 8.025–8.102. Momentum ini sekaligus membuka kesempatan bagi investor untuk melirik sejumlah saham unggulan yang sensitif terhadap perubahan suku bunga.

Proyeksi Pergerakan IHSG Hari Ini

Pada perdagangan Selasa, 26 Agustus 2025, IHSG ditutup melemah 0,27% ke posisi 7.905. Pelemahan ini disertai dengan meningkatnya volume penjualan, menandakan adanya aksi ambil untung dari sebagian pelaku pasar. Namun, analis menilai tren pelemahan tersebut tidak berlangsung lama.

Tim Analis MNC Sekuritas menyebutkan bahwa posisi IHSG saat ini berada pada bagian dari wave [v] dari wave 1 dari wave (3) pada label hitam. "Hal tersebut berarti, masih terdapat ruang IHSG menguat menguji 8.025-8.102, namun demikian tetap cermati akan adanya koreksi jangka pendek ke rentang 7.815-7.831," ujar Tim Riset MNC Sekuritas, Rabu, 27 Agustus 2025.

MNC Sekuritas memperkirakan level support IHSG berada di kisaran 7.800 dan 7.680, sedangkan level resistansi terdekat diproyeksikan pada 8.008 dan 8.103. Beberapa saham yang direkomendasikan untuk perdagangan hari ini antara lain BMRI, BUKA, BUMI, dan GJTL.

Senada dengan proyeksi tersebut, Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, juga memperkirakan indeks komposit berpeluang menembus level 8.000. Menurutnya, pasar tengah merespons positif kebijakan moneter terbaru Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan, serta kemungkinan langkah serupa oleh The Fed pada September 2025 mendatang.

“Proyeksi adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed berpotensi besar membuat aliran dana asing masuk ke pasar saham Indonesia, mengingat pada sepekan lalu juga terjadi inflow di pasar reguler sebesar Rp2,6 triliun,” kata Indri.

Sektor Sensitif Suku Bunga Jadi Primadona

Optimisme rebound IHSG juga didorong oleh pandangan bahwa sektor-sektor tertentu akan lebih diuntungkan dengan adanya pemangkasan suku bunga, baik di dalam negeri maupun global. Indri menekankan, sektor perbankan, properti, infrastruktur, dan telekomunikasi berpotensi menjadi pilihan menarik bagi investor.

Sektor perbankan, misalnya, dapat terdampak positif dari penurunan suku bunga karena mampu menurunkan beban pencadangan dana, sehingga meningkatkan efisiensi dan kinerja keuangan bank. Selain itu, dengan turunnya biaya dana, perbankan memiliki ruang lebih besar untuk menyalurkan kredit produktif.

Di sisi lain, sektor properti, infrastruktur, dan telekomunikasi juga berpotensi mendapatkan angin segar. “Sektor properti, infrastruktur dan telekomunikasi turut diuntungkan karena dapat menurunkan beban bunga perusahaan sehingga berpotensi mempertebal margin perusahaan,” tutur Indri.

Jika dikombinasikan dengan tren inflow asing yang terus masuk, peluang penguatan di sektor-sektor tersebut semakin terbuka. Tak hanya mendukung IHSG menembus level psikologis 8.000, kondisi ini juga dapat memunculkan sentimen positif bagi keberlanjutan tren jangka menengah.

Momentum Pasar Saham Indonesia di Mata Asing

Secara umum, mayoritas bursa negara berkembang tengah mengalami penguatan serupa dengan Indonesia. Hal ini mencerminkan optimisme global terhadap prospek ekonomi di tengah penyesuaian kebijakan moneter dunia. Indonesia menjadi salah satu tujuan menarik bagi investor asing karena fundamental ekonomi yang relatif kuat serta potensi pertumbuhan pasar domestik yang besar.

Arus dana asing yang tercatat masuk sebesar Rp2,6 triliun dalam sepekan terakhir menunjukkan adanya keyakinan investor terhadap pasar modal Indonesia. Dengan sentimen positif dari kebijakan suku bunga dan stabilitas makroekonomi, peluang IHSG untuk menembus rekor baru dalam waktu dekat dinilai masih terbuka lebar.

Prospek Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Meskipun peluang rebound IHSG terlihat kuat, analis mengingatkan agar pelaku pasar tetap waspada terhadap potensi koreksi jangka pendek. Pergerakan cepat dalam satu-dua hari perdagangan seringkali dipengaruhi oleh aksi ambil untung, terutama setelah indeks menyentuh level psikologis tertentu.

Untuk jangka pendek, strategi trading dapat difokuskan pada saham-saham sektor perbankan dan properti yang sensitif terhadap kebijakan suku bunga. Sementara untuk jangka menengah hingga panjang, investor bisa menimbang sektor infrastruktur dan telekomunikasi yang berpotensi memperoleh manfaat lebih luas dari peningkatan aktivitas ekonomi.

Optimisme Menguat di Tengah Fluktuasi

Secara keseluruhan, meski IHSG sempat terkoreksi, arah pergerakan indeks pada perdagangan hari ini menunjukkan adanya optimisme baru. Rebound menuju kisaran 8.025–8.102 dianggap realistis, terutama dengan dukungan aliran dana asing serta sentimen positif dari kebijakan moneter global dan domestik.

Bagi investor, momen ini dapat menjadi kesempatan untuk menyusun strategi sesuai profil risiko masing-masing. Mengamati saham-saham rekomendasi analis dan mencermati sektor unggulan yang sedang mendapat sorotan bisa menjadi kunci meraih peluang di tengah dinamika pasar.

Dengan kondisi tersebut, pasar saham Indonesia kembali memperlihatkan daya tariknya, tidak hanya sebagai sarana investasi jangka pendek, tetapi juga sebagai pilar pertumbuhan kekayaan jangka panjang di tengah ketidakpastian global.

Terkini