OJK Dorong Bank Kelola Dana Murah untuk Tekan Bunga Kredit

Senin, 25 Agustus 2025 | 08:17:42 WIB
OJK Dorong Bank Kelola Dana Murah untuk Tekan Bunga Kredit

JAKARTA - Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) menjadi 5 persen sejak 20 Agustus 2025 membuka peluang baru bagi industri perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai ruang penurunan bunga kredit masih tersedia, namun kuncinya terletak pada strategi pendanaan masing-masing bank.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa penurunan bunga kredit sangat ditentukan oleh struktur biaya dana (cost of fund/CoF). Masih banyak bank yang mengandalkan deposito berjangka atau dana mahal, sehingga pergerakan bunga kredit cenderung terbatas.

“Oleh karena itu, bank perlu mengelola strategi pendanaan, khususnya dengan meningkatkan porsi dana murah, untuk menciptakan ruang penurunan bunga kredit yang lebih signifikan,” ujarnya.

Tren Penurunan Kredit dan Tantangan Perbankan

OJK mencatat, seiring turunnya BI-Rate, bunga kredit perbankan mulai bergerak menurun. Pada Juli 2025, rata-rata tertimbang bunga kredit rupiah turun 7 basis poin dibanding periode yang sama tahun lalu, terutama pada kredit produktif.

Menurut Dian, biasanya penurunan BI-Rate akan diikuti penurunan bunga kredit dengan jeda waktu tertentu. Dengan kondisi saat ini, ia memperkirakan tren penurunan bunga kredit masih akan berlanjut sepanjang 2025.

Namun demikian, OJK mengingatkan agar penyesuaian dilakukan bertahap dan tetap sejalan dengan kondisi pasar. Bank diimbau menjaga rasio keuangan tetap sehat, sekaligus menghindari persaingan bunga yang tidak sehat. Transparansi kepada nasabah juga ditekankan agar konsumen mendapatkan perlindungan yang memadai.

Sementara itu, revisi Rencana Bisnis Bank Umum (RBB) pada semester I-2025 menunjukkan target yang lebih konservatif. Hal ini mencerminkan dampak kondisi makroekonomi dan dinamika global. Walau demikian, OJK menilai kinerja perbankan secara umum masih stabil, dengan pertumbuhan kredit yang tetap berlangsung di sektor-sektor produktif dan prospektif.

Pertumbuhan kredit ke depan diperkirakan sedikit termoderasi. Bank menjadi lebih hati-hati dalam menyalurkan kredit pada segmen berisiko tinggi, namun ekspansi tetap diarahkan ke sektor yang dinilai mampu memberikan kontribusi besar pada perekonomian nasional.

Optimisme Industri dan Peran Strategis OJK

Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) pada triwulan III-2025 menunjukkan bahwa mayoritas bank umum masih optimistis terhadap kinerja di sisa tahun ini. Optimisme tersebut muncul seiring proyeksi perbaikan makroekonomi domestik yang diyakini memberi dorongan positif bagi perbankan.

Ekspetasi kinerja perbankan juga melanjutkan tren positif dari kuartal sebelumnya. Keyakinan bank ditopang oleh potensi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), ekspansi penyaluran kredit, serta prospek peningkatan laba dan permodalan.

Selain itu, turunnya BI-Rate pada Mei dan Juli 2025 dari 5,5 persen menjadi 5,25 persen, hingga kini 5 persen, memberikan efek langsung berupa penurunan biaya kredit. Kondisi ini diyakini akan mendorong peningkatan permintaan kredit dari debitur, terutama pada sektor produktif.

Dari sisi pendanaan, pertumbuhan DPK diperkirakan tetap solid. Faktor pendorongnya antara lain masuknya dana nasabah korporasi, strategi peningkatan dana murah yang gencar dilakukan bank, serta penempatan dana pemerintah pusat ke bank-bank daerah pada triwulan III-2025.

OJK menekankan pentingnya bank memiliki strategi adaptif dan inovatif dalam menghadapi perubahan kondisi makroekonomi. Hal ini bukan hanya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, tetapi juga untuk memastikan roda perekonomian tetap bergerak.

Dian menambahkan, otoritas akan terus memantau potensi gangguan terhadap kinerja perbankan, stabilitas sistem keuangan, dan kepercayaan publik. Koordinasi juga dilakukan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) agar kontribusi perbankan terhadap perekonomian nasional terus meningkat.

Menjaga Keseimbangan antara Stabilitas dan Pertumbuhan

Penurunan suku bunga acuan BI membuka jalan bagi bunga kredit yang lebih rendah. Namun jalan itu tidak bisa ditempuh tanpa upaya serius perbankan dalam menata struktur pendanaan.

Dengan dorongan OJK, diharapkan bank mampu memperbesar porsi dana murah, menjaga kesehatan keuangan, serta tetap transparan terhadap nasabah.

Optimisme industri yang terekam dalam survei OJK menegaskan bahwa perbankan Indonesia siap menghadapi tantangan 2025. Jika tren penurunan bunga kredit berlanjut, bukan hanya stabilitas sistem keuangan yang terjaga, tetapi juga pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin kuat.

Terkini