LinkAja Siapkan Strategi Bisnis Digital Dorong Pertumbuhan Transaksi

Rabu, 20 Agustus 2025 | 09:42:22 WIB
LinkAja Siapkan Strategi Bisnis Digital Dorong Pertumbuhan Transaksi

JAKARTA - Persaingan di industri layanan keuangan digital semakin ketat. Sejumlah pemain besar berlomba menawarkan inovasi demi merebut hati pengguna. Dalam konteks ini, PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja menetapkan target ambisius: pertumbuhan transaksi sebesar 10% sepanjang tahun 2025.

Target tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan. Dengan jumlah pengguna yang sudah mencapai puluhan juta, LinkAja percaya diri melangkah dengan strategi baru.

Chief Executive Officer LinkAja, Yogi Rizkian Bahar, mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini telah mencatat lebih dari 92 juta pengguna terdaftar, 3 juta merchant, serta 1,4 juta titik cash in dan cash out di seluruh Indonesia. Angka tersebut menjadi modal penting untuk memperluas skala bisnis dan memperkuat posisi di pasar.

Fokus pada Inovasi dan Kolaborasi

Dalam mencapai target pertumbuhan, LinkAja menyiapkan beberapa langkah konkret. Salah satunya adalah mengakuisisi pengguna baru dan meningkatkan jumlah pengguna aktif melalui peluncuran fitur transaksi harian. Kehadiran fitur ini diharapkan mendorong masyarakat menggunakan aplikasi tidak hanya untuk kebutuhan sesekali, melainkan menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari.

Selain itu, perusahaan juga menekankan pentingnya kolaborasi strategis. “Kolaborasi strategis juga dilakukan dengan mitra dari berbagai sektor, termasuk perluasan jaringan merchant untuk menjangkau pasar yang lebih luas,” jelas Yogi.

Dengan melibatkan mitra dari beragam industri, LinkAja berupaya menciptakan ekosistem digital yang lebih luas. Hal ini bukan hanya meningkatkan daya saing, tetapi juga memberi kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan berbagai jenis transaksi.

Perluasan Model Bisnis

Tak hanya menyasar pengguna individu, LinkAja juga memperkuat penetrasi di sektor bisnis dengan mengembangkan model B2B2C. Yogi menuturkan bahwa sektor B2B memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar. Melalui kerja sama dengan perusahaan, LinkAja bisa menghadirkan solusi pembayaran digital yang menyeluruh, baik untuk bisnis itu sendiri maupun konsumen akhir mereka.

Di sisi lain, segmen B2C tetap mendapat perhatian utama. Fokus diarahkan pada akuisisi serta retensi pengguna dengan biaya yang lebih efisien. Strategi ini bertujuan memastikan basis pengguna terus bertumbuh tanpa mengorbankan efisiensi keuangan perusahaan.

“Ekosistem BUMN tetap menjadi keunggulan kompetitif LinkAja dalam membangun solusi keuangan digital terintegrasi dan memperkuat infrastruktur pembayaran nasional,” lanjut Yogi.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa sinergi dengan badan usaha milik negara akan terus dimanfaatkan sebagai fondasi yang membedakan LinkAja dari kompetitor lain di pasar fintech.

Dorongan untuk Inklusi Keuangan

Lebih jauh, langkah-langkah yang ditempuh LinkAja tak hanya berorientasi pada keuntungan semata. Yogi menegaskan, strategi pertumbuhan ini juga mencerminkan komitmen perusahaan untuk memperluas inklusi keuangan di Indonesia.

Dengan akses yang lebih mudah terhadap layanan keuangan digital, masyarakat dari berbagai lapisan bisa terlibat dalam ekosistem ekonomi modern. Keberadaan 1,4 juta titik cash in dan cash out menjadi bukti nyata bahwa perusahaan serius menjangkau wilayah-wilayah yang belum sepenuhnya terhubung dengan layanan perbankan formal.

Ke depan, jika strategi yang disiapkan berjalan sesuai rencana, pertumbuhan transaksi sebesar 10% di tahun 2025 bukan sekadar target, melainkan langkah maju menuju sistem pembayaran digital yang lebih inklusif, aman, dan terintegrasi di Indonesia.

Terkini