Dokter Jelaskan Perbedaan GERD dan Maag yang Perlu Diketahui

Rabu, 13 Agustus 2025 | 07:32:54 WIB
Dokter Jelaskan Perbedaan GERD dan Maag yang Perlu Diketahui

JAKARTA - Ketika mengalami gangguan pencernaan, banyak orang sering bingung membedakan antara GERD dan maag. Padahal, menurut dokter, keduanya adalah kondisi yang berbeda meski gejalanya kadang mirip. Pemahaman yang benar tentang perbedaan ini sangat penting agar pasien mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari komplikasi serius.

Perbedaan Penyebab dan Gejala Menurut Dokter

Dokter menjelaskan bahwa GERD terjadi ketika sfingter esofagus bagian bawah melemah sehingga asam lambung naik ke kerongkongan. Faktor penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari obesitas, kehamilan, hernia hiatus, hingga gangguan motilitas esofagus. Gejala khas GERD meliputi heartburn atau rasa terbakar di dada, rasa asam atau pahit di mulut, nyeri dada, batuk kering, suara serak, serta kesulitan menelan. Dokter menambahkan, gejala ini cenderung memburuk saat pasien berbaring atau setelah makan.

Sebaliknya, maag yang sering disebut dispepsia, adalah gangguan pencernaan dengan penyebab yang beragam. Menurut dokter, infeksi bakteri Helicobacter pylori, konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), pola makan tidak teratur, stres, serta makanan pedas dan berlemak bisa memicu maag. Gejala maag biasanya berupa nyeri atau perih di ulu hati, perut kembung, mual, sering bersendawa, dan rasa penuh setelah makan.

Penanganan dan Risiko Komplikasi yang Ditekankan Dokter

Dalam menangani GERD, dokter umumnya meresepkan obat-obatan seperti proton pump inhibitors (PPI) atau H2 blockers untuk menekan produksi asam lambung. Selain itu, dokter menganjurkan perubahan gaya hidup, misalnya menghindari makanan pemicu, makan dalam porsi kecil, dan tidak langsung berbaring setelah makan. Tanpa pengobatan yang tepat, dokter mengingatkan, GERD dapat berujung pada komplikasi seperti esofagitis, striktur esofagus, dan bahkan Barrett’s esophagus yang berisiko kanker.

Sementara itu, dokter menjelaskan bahwa pengobatan maag sangat tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi H. pylori, dokter akan memberikan antibiotik. Untuk maag akibat OAINS, dokter biasanya menyarankan penghentian obat tersebut dan penggunaan obat pelindung lambung. Dokter juga menekankan pentingnya mengatur pola makan dan mengelola stres sebagai bagian dari terapi. Jika diabaikan, maag bisa menyebabkan komplikasi serius seperti tukak lambung, perdarahan saluran cerna, hingga perforasi lambung.

Dokter mengingatkan bahwa meski GERD dan maag punya gejala yang tampak mirip, penyebab dan pengobatannya berbeda. Oleh sebab itu, memahami tanda-tanda masing-masing dan berkonsultasi dengan dokter sangat dianjurkan. Diagnosis yang tepat dari dokter menjadi kunci untuk menentukan pengobatan yang efektif dan mencegah komplikasi jangka panjang.

Jika gejala seperti rasa panas di dada, nyeri ulu hati, atau mual terus berlanjut, segera konsultasi dengan dokter agar penanganan dapat dilakukan sejak dini dan tepat sasaran.

Terkini

BPJS Kesehatan Bisa Tanggung Biaya Pembersihan Telinga

Kamis, 11 September 2025 | 15:55:35 WIB

Pasar Otomotif Domestik Lesu, Ekspor Tumbuh Positif

Kamis, 11 September 2025 | 15:55:34 WIB

Kapal Penyeberangan Banda Aceh Sabang Siap Layani Penumpang

Kamis, 11 September 2025 | 15:55:32 WIB

Harga Minyak Dunia Stabil, Fokus Kembali ke Permintaan

Kamis, 11 September 2025 | 15:55:31 WIB

Ketersediaan BBM Shell di Jabodetabek Masih Terbatas

Kamis, 11 September 2025 | 15:55:29 WIB