JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim menunjukkan performa positif pada enam bulan pertama tahun ini. Penyaluran kredit menjadi motor utama pertumbuhan kinerja, dengan nilai mencapai Rp67,31 triliun secara bank only selama Semester I 2025. Angka ini mencerminkan kenaikan 15,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kinerja pembiayaan tersebut tidak hanya mencerminkan permintaan kredit yang sehat, tetapi juga memperlihatkan konsistensi Bank Jatim dalam memperluas layanan intermediasi di tengah tantangan ekonomi yang dinamis.
Seiring dengan kenaikan kredit, Bank Jatim juga mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar Rp708 miliar. Jika dibandingkan dengan Semester I 2024, laba ini mengalami pertumbuhan secara year on year (YoY). Kenaikan ini didorong oleh berbagai faktor pendukung dari sisi pendapatan bunga, pendapatan nonbunga, dan efisiensi operasional yang tetap dijaga.
Bank Jatim melaporkan pendapatan bunga dan syariah sebesar Rp4,94 triliun, meningkat 27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini menunjukkan kualitas aset produktif Bank Jatim tetap terjaga dengan baik dan memberikan kontribusi optimal terhadap pendapatan utama perusahaan.
Di sisi lain, pendapatan nonbunga atau fee-based income juga tumbuh signifikan menjadi Rp456 miliar, meningkat 22,6 persen. Kenaikan ini berasal dari berbagai aktivitas layanan perbankan lainnya yang memberikan nilai tambah di luar sektor kredit, seperti jasa layanan elektronik dan transaksi keuangan lainnya.
Sementara itu, beban operasional mengalami kenaikan, terutama pada pos Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atau provisi yang termasuk dalam beban operasional. Total beban tersebut naik sebesar 62 persen menjadi Rp793 miliar. Meskipun demikian, laba operasional tetap mencatatkan kenaikan 30 persen menjadi Rp1,08 triliun. Ini menunjukkan Bank Jatim masih mampu menjaga efisiensi operasional di tengah kewajiban pencadangan yang lebih tinggi.
Peningkatan CKPN dilakukan sebagai langkah mitigasi risiko dan strategi kehati-hatian dalam menghadapi potensi penurunan kualitas aset. Hal ini sejalan dengan prinsip tata kelola dan manajemen risiko yang diterapkan oleh Bank Jatim dalam menjaga keberlanjutan bisnis jangka panjang.
Pertumbuhan kredit yang dicapai Bank Jatim hingga Semester I 2025 merefleksikan kepercayaan masyarakat, pelaku usaha, dan mitra pemerintah daerah terhadap layanan dan produk yang disediakan oleh perseroan. Bank Jatim terus menargetkan perluasan portofolio kredit produktif yang menyasar sektor-sektor strategis dan UMKM sebagai penopang pertumbuhan ekonomi di wilayah operasionalnya.
Manajemen Bank Jatim optimistis kinerja semester II 2025 juga akan menunjukkan pertumbuhan serupa, terutama dengan dukungan transformasi digital, penguatan kapabilitas sumber daya manusia, dan perluasan layanan keuangan inklusif yang menyasar masyarakat secara lebih luas.
Dengan fundamental yang kuat dan pertumbuhan kredit yang solid, Bank Jatim menargetkan kinerja keuangan hingga akhir tahun tetap berada di jalur positif. Perusahaan juga terus memperkuat sinergi dengan berbagai stakeholder untuk mendorong pembangunan daerah melalui pembiayaan yang berkelanjutan.