Fakta Ilmiah Anak Lebih Dekat dengan Keluarga Ibu

Selasa, 05 Agustus 2025 | 14:42:56 WIB
Fakta Ilmiah Anak Lebih Dekat dengan Keluarga Ibu

JAKARTA - Fenomena anak-anak yang merasa lebih nyaman bersama keluarga dari pihak ibu ternyata bukan sekadar kebetulan. Sejumlah penelitian mengungkap, kedekatan emosional itu terjadi lintas generasi dan bahkan bisa dijelaskan secara ilmiah. Dalam banyak kasus, nenek dari pihak ibu menjadi sosok yang paling diingat, paling hangat, dan paling sering berinteraksi dengan cucu dibandingkan keluarga pihak ayah.

Kecenderungan ini dikenal dengan istilah keunggulan matrilineal, yaitu kecenderungan manusia memiliki ikatan emosional yang lebih erat dengan keluarga dari garis ibu. Hasil survei dan pengamatan sosiolog menunjukkan, pola ini muncul berulang dan konsisten di berbagai belahan dunia.

Keunggulan Matrilineal dan Peran Sentral Ibu

Sosiolog Sonia Salari dari Universitas Utah kerap menanyakan hal sederhana saat mengajar studi keluarga: siapa yang paling dekat dengan nenek dari pihak ibu? Mayoritas mahasiswa mengangkat tangan, sedangkan yang merasa dekat dengan kakek atau nenek dari pihak ayah jauh lebih sedikit. Pola yang sama terulang di setiap angkatan.

Fenomena ini mencerminkan bagaimana garis keturunan ibu kerap menjadi pusat kehangatan emosional. Berbagai penelitian menunjukkan, anak-anak lebih sering merasa nyaman dengan nenek dari pihak ibu, bahkan ketika tinggal lebih dekat secara geografis dengan kakek-nenek pihak ayah. Dalam skenario hipotetis ekstrem, seperti memilih siapa yang diselamatkan dari bahaya, banyak responden cenderung memprioritaskan kerabat dari garis ibu.

Salah satu penjelasan ilmiah di balik fenomena ini adalah peran sentral perempuan dalam menjaga hubungan kekeluargaan. Ibu dan nenek dari pihak ibu biasanya menjadi penghubung emosional keluarga: mengingat ulang tahun, mengatur pertemuan, menjaga komunikasi, dan memastikan suasana akrab dalam acara keluarga. Studi tahun 2017 menemukan 91 persen orang yang berperan sebagai “penjaga kekerabatan” adalah perempuan.

Studi lain pada 2010 yang mengamati keluarga tiga generasi juga menunjukkan bahwa setelah ibu, nenek dari pihak ibu menjadi tokoh yang paling aktif dalam menjalin komunikasi dengan seluruh anggota keluarga. Hal ini memperkuat alasan mengapa anak lebih dekat secara emosional dengan keluarga dari pihak ibu.

Anak dan Kedekatan Emosional dengan Ibu

Selain faktor keluarga besar, hubungan langsung anak dengan orangtua juga berpengaruh. Banyak anak merasa lebih dekat dengan ibu karena interaksi yang lebih intens dan hangat. Sosok ibu cenderung menjadi tempat aman dan suportif, tidak mudah marah, dan responsif terhadap perasaan anak.

Sebaliknya, sosok ayah sering kali terasa lebih jauh secara emosional. Kehadiran fisik ayah di rumah belum tentu diiringi keterlibatan batin yang memadai. Tidak sedikit anak yang mengaku jarang bercerita pada ayah karena takut mendapatkan reaksi berlebihan, dianggap remeh, atau merasa ayah kurang memahami perasaan mereka.

Hal ini membuat anak-anak, saat menghadapi masalah, lebih memilih curhat kepada ibu atau teman sebaya. Intensitas dan kualitas interaksi yang lebih tinggi inilah yang membentuk kedekatan emosional yang kuat dengan ibu dan keluarga dari garis ibu.

Kecenderungan anak lebih dekat dengan keluarga ibu adalah hasil perpaduan faktor biologis, sosial, dan emosional. Dari peran ibu sebagai pusat relasi keluarga hingga kualitas interaksi sehari-hari, semua membentuk ikatan matrilineal yang konsisten terlihat dari generasi ke generasi.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB