JAKARTA - Petarung UFC asal Inggris, Paddy Pimblett, mengungkapkan keinginannya agar UFC kembali menggelar turnamen satu malam seperti era awal kompetisi tersebut. Menurutnya, konsep di mana petarung harus bertanding beberapa kali dalam satu hari akan menjadi pengalaman yang seru dan menantang.
“Saya selalu ingin melakukan turnamen satu malam. Namun saat ini hal tersebut tidak akan terjadi,” ujar Pimblett.
Ia menambahkan, “Saya harap mereka [UFC] mau mewujudkannya. Saya senang bila mampu menjalani tiga pertandingan dalam satu malam atau bahkan hanya dua laga, namun saat ini mereka tidak mau melakukannya lagi.”
Pernyataan Pimblett mengingatkan kembali pada format klasik UFC. Pada era awal, UFC memang menggelar turnamen yang berlangsung dalam satu malam. Misalnya, pada UFC 1, Royce Gracie berhasil merebut gelar juara setelah bertarung tiga kali dalam satu hari.
Format Lama Dihapus demi Keselamatan Petarung
Di masa awal, UFC menggunakan aturan yang jauh lebih longgar dibandingkan sekarang. Tidak ada sarung tinju, batas waktu, atau peraturan ketat seperti saat ini. Meski menarik bagi penonton, risiko cedera serius bagi petarung sangat tinggi.
Sejak 1999, UFC menghentikan format turnamen satu malam untuk meningkatkan keselamatan para atletnya. Sistem kompetisi kemudian berubah menjadi pertandingan tunggal yang terjadwal, dengan protokol medis dan regulasi yang lebih ketat.
Bagi Pimblett, keinginan untuk merasakan turnamen satu malam bukan semata-mata soal nostalgia, tetapi juga tantangan fisik dan mental. Ia mengaku siap jika kesempatan itu datang, meski ia menyadari peluangnya kecil karena UFC kini lebih fokus pada keselamatan dan komersialisasi.
Pimblett Terus Bersinar di Kelas Ringan
Paddy Pimblett, kelahiran 1995, bergabung dengan UFC pada 2021 dan sejauh ini belum terkalahkan dalam tujuh laga. Rekor profesionalnya mencatat 23 kemenangan dan 3 kekalahan. Ia berhasil menaklukkan sejumlah lawan tangguh, termasuk Tony Ferguson dan Michael Chandler.
Dengan performa gemilang tersebut, Pimblett kini berada di peringkat sembilan penantang kelas ringan UFC. Banyak pengamat menilai ia punya potensi besar untuk menembus jajaran elite dan bahkan menjadi calon juara masa depan.
Bagi Pimblett, impian bertarung dalam format satu malam mungkin hanyalah angan, tetapi semangatnya untuk terus tampil memikat di octagon tetap menjadi fokus utama. Sementara itu, UFC kemungkinan besar akan tetap mempertahankan format modern yang lebih aman bagi petarung.