JAKARTA - Pasar kendaraan listrik kian panas setelah kehadiran BYD Atto 1 di GIIAS 2025 dengan harga Rp195 juta. Peluncuran ini sontak menggebrak segmen EV murah dan menekan para pesaingnya, termasuk Tesla, yang kini dikabarkan menyiapkan varian baru Model Y dengan harga lebih terjangkau.
Menariknya, langkah Tesla ini bukan menghadirkan model sepenuhnya baru, melainkan strategi untuk menekan biaya produksi sambil tetap menjaga daya tarik Model Y sebagai SUV listrik populer. Bocoran foto daring yang muncul belakangan mengindikasikan bahwa versi ekonomis ini siap dirilis pada kuartal keempat 2025.
Strategi Tesla Menekan Biaya Produksi
Dalam laporan keuangan kuartal kedua, CEO Tesla Elon Musk menegaskan bahwa “Tesla murah” yang selama ini dirumorkan sebenarnya adalah varian dari Model Y yang sudah ada.
Langkah ini dinilai lebih efisien karena memanfaatkan basis produksi yang telah berjalan, namun dengan sejumlah penyesuaian untuk memangkas ongkos pembuatan.
Dari sisi interior, beberapa fitur mewah dihilangkan. Atap kaca panorama dan layar hiburan untuk penumpang belakang ditiadakan demi menekan harga. Sandaran tangan tengah depan juga diubah menjadi model pass-through untuk meningkatkan kepraktisan ruang kabin.
Meski begitu, sistem kontrol kolom kemudi masih dipertahankan, dan perpindahan gigi berbasis layar akan tetap hadir, mirip dengan Model Y saat ini.
Perubahan juga terlihat pada eksterior. Desain lampu depan kini lebih tinggi, memberi kesan mirip Tesla Model 3, sementara strip lampu LED kontinu di bagian depan diganti model standar untuk menghemat biaya. Di belakang, strip reflektor tengah ditiadakan, menghasilkan tampilan lebih sederhana sekaligus memangkas ongkos produksi.
Persaingan EV di Pasar Tiongkok Memanas
Keputusan Tesla untuk merilis Model Y versi terjangkau tak lepas dari ketatnya persaingan di pasar Tiongkok. Pada paruh pertama 2025, Model Y masih mendominasi kategori mobil listrik di atas 250.000 yuan dengan 171.491 unit terjual.
Namun, posisi ini mulai terancam oleh merek-merek baru yang agresif.
Xiaomi SU7, misalnya, berhasil mencatat penjualan 155.692 unit, mendekati angka Model Y. Bahkan, YU7 yang baru diluncurkan pada 26 Juni 2025 mencetak rekor dengan 200.000 unit terjual dalam waktu singkat.
Dengan kehadiran pesaing lain seperti XPeng, Li Auto, dan Nio (Onvo) yang akan meluncurkan model EV baru di paruh kedua tahun ini, dominasi Tesla di Tiongkok mulai terkikis.
Peluncuran varian murah ini jelas menjadi langkah strategis untuk menjaga daya saing. Dengan mengurangi fitur non-esensial, Tesla berharap bisa menekan harga jual sekaligus meraih konsumen yang ingin SUV listrik berkualitas tanpa harus membayar harga premium.
BYD Atto 1 Jadi Pemantik Tren EV Murah
Sementara itu, BYD berhasil menggebrak pasar domestik Indonesia lewat Atto 1 yang dibanderol Rp195 juta. Dengan harga kompetitif tersebut, mobil listrik ini memancing perhatian konsumen yang sebelumnya ragu beralih dari kendaraan konvensional.
Tidak heran jika kehadirannya membuat produsen global seperti Tesla harus menyesuaikan strategi harga untuk menghadapi tren EV terjangkau yang semakin diminati.
Kehadiran BYD Atto 1 juga membuktikan bahwa segmen mobil listrik murah memiliki potensi besar di Asia. Jika Tesla mampu meluncurkan Model Y versi ekonomis tepat waktu, pasar global akan semakin ramai, dan persaingan antarprodusen kendaraan listrik akan memasuki babak baru.
Dengan situasi ini, konsumen menjadi pihak yang diuntungkan. Mereka akan mendapatkan lebih banyak pilihan EV dengan harga beragam, mulai dari Rp195 juta seperti BYD Atto 1 hingga Model Y versi murah yang segera hadir. Tahun 2025 bisa menjadi titik balik penting dalam transisi menuju kendaraan listrik massal yang lebih terjangkau.