JAKARTA - Perbankan nasional terus mempercepat penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) demi mendukung target pemerintah mewujudkan Program 3 Juta Rumah. Hingga Juli 2025, sejumlah bank besar mencatatkan penyaluran pembiayaan yang signifikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dengan tren yang terus meningkat.
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) melaporkan bahwa realisasi penyaluran rumah subsidi lewat FLPP telah mencapai Rp 15,73 triliun untuk 126.032 unit rumah hingga pertengahan tahun ini. Jawa Barat menjadi wilayah dengan penyaluran terbanyak, sejalan dengan tingginya kebutuhan hunian bagi MBR.
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, mengatakan bahwa pencapaian tersebut merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam memperluas kepemilikan rumah yang layak huni bagi masyarakat.
BRI Fokus Perluas Akses Hunian untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Sebagai salah satu bank penyalur terbesar, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan capaian positif dalam penyaluran KPR FLPP. Per Juni 2025, BRI telah menjangkau 97.878 penerima manfaat, meningkat 18% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan nilai outstanding Rp 13,35 triliun, tumbuh 19,51% secara tahunan (YoY).
Kualitas pembiayaan tetap terjaga, terlihat dari rasio Non-Performing Loan (NPL) yang rendah di angka 1,1%. Skema FLPP sendiri menyumbang 97% dari total KPR bersubsidi yang disalurkan BRI hingga pertengahan 2025.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menegaskan bahwa pembiayaan rumah bersubsidi adalah komitmen nyata BRI untuk memperluas akses hunian bagi MBR.
“Peningkatan jumlah rumah subsidi yang disalurkan tidak hanya memperluas akses hunian terjangkau bagi MBR, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang lebih luas. Efeknya terasa hingga sektor konstruksi, bahan bangunan, jasa tukang, logistik, bahkan UMKM di sekitar kawasan perumahan,” jelas Hendy, Senin (28/7).
Guna memperluas akses pembiayaan, BRI menjalin kerja sama strategis dengan berbagai pihak, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan sejumlah instansi pemerintah seperti Kementerian PANRB, BKN, ANRI, dan LAN. Tak hanya itu, BRI juga menggarap segmen pekerja informal melalui kemitraan dengan PT Bluebird Tbk, sehingga pengemudi taksi dapat memiliki rumah pertama melalui skema FLPP.
BTN dan BNI Perkuat Dukungan Program 3 Juta Rumah
Sebagai penyalur KPR FLPP terbesar, PT Bank Tabungan Negara (BTN) mencatat telah menyalurkan pembiayaan KPR Sejahtera FLPP sebanyak 79.104 unit hingga akhir Mei 2025. Tahun ini, BTN menargetkan dapat menyalurkan hingga 220.000 unit KPR Sejahtera FLPP untuk mendukung Program Rumah Rakyat.
Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menegaskan kesiapan pihaknya untuk mendukung Kementerian PUPR dalam merealisasikan Program 3 Juta Rumah.
“Kami siap bekerja keras menyukseskan Program 3 Juta Rumah. Kami juga selalu terjun ke lapangan untuk melihat rumah yang dibangun untuk masyarakat serta mengusulkan berbagai skema pembiayaan perumahan terbaik untuk masyarakat,” kata Nixon.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (BNI) juga menunjukkan komitmennya. Per 23 Juli 2025, BNI telah menyalurkan 6.025 unit KPR FLPP senilai Rp 759,57 miliar. Tahun ini, BNI memperoleh kuota 25.000 unit, melonjak lebih dari dua kali lipat dibanding kuota awal yang hanya 10.750 unit.
Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, menyatakan bahwa peningkatan kuota ini menjadi bukti kepercayaan pemerintah terhadap kemampuan BNI dalam mendukung program penyediaan rumah layak bagi MBR.
“Dengan kuota 25.000 unit, BNI siap mendukung percepatan penyediaan rumah layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Ini adalah bentuk nyata dari komitmen kami untuk hadir di tengah masyarakat,” ujarnya.
Dengan dukungan dari berbagai bank, pemerintah berharap program FLPP tidak hanya mengurangi backlog perumahan nasional, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor konstruksi dan industri turunannya.