JAKARTA - Tak hanya fokus pada urusan pemerintahan dan pelayanan publik, Wakil Bupati Tangerang Intan Nurul Hikmah ternyata punya cara tersendiri untuk melepas penat. Ia dikenal memiliki ketertarikan khusus terhadap dunia kuliner, terutama makanan lokal yang menggugah selera. Di sela agenda padatnya, Intan kerap menyempatkan diri menjelajahi aneka cita rasa dari berbagai sudut wilayah.
“Atuh, namanya juga cewek, kang. Ya tahu lah kalo cuma sekadar Bakso Lintong, ketan bintul,” ucap Intan sambil tertawa saat ditemui di Hotel Lemo, Karawaci, Kamis, 24 Juli 2025. Perkataan santainya ini mengungkapkan sisi personal Intan yang bersahaja dan membumi, seperti halnya masyarakat biasa yang gemar jajan kuliner favorit.
Hobi ini pun telah tumbuh sejak Intan masih duduk di bangku SMA. Tak heran jika dirinya hafal betul tempat-tempat makan legendaris dan hidden gem, terutama di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Ia bahkan punya sejumlah daftar tempat makan yang menurutnya patut dikunjungi karena rasa dan reputasinya sudah teruji.
Dari Bakso Lintong hingga Soto Kumis: Kuliner Favorit Intan Nurul Hikmah
Salah satu tempat yang paling berkesan baginya adalah Bakso Lintong. Terletak di Jalan Mayor Syafei Nomor 5, Kelurahan Kotabaru, Kota Serang, rumah makan ini sudah berdiri sejak tahun 1962. Cita rasa bakso daging sapi yang kenyal serta pilihan bakso ikan yang menggoda menjadikan Bakso Lintong sebagai salah satu kuliner legendaris. Tak hanya itu, nasi tim ayam di sana juga termasuk menu yang kerap ia santap.
Di daerah Kota Tangerang, Intan juga punya beberapa spot favorit lainnya. Jika berada di sekitar Lapangan Ahmad Yani, ia merekomendasikan Soto Kumis sebagai pilihan. Menurutnya, rasa soto yang khas dan otentik tak pernah gagal memuaskan lidahnya. Sedangkan untuk penggemar bakso, Intan menyebut Bakso Gino yang berada di depan SMPN 1 Tangerang masih menjadi andalan. “Masih ada. Dan, masih enak kok,” katanya dengan penuh semangat.
Kegemarannya ini menunjukkan bagaimana seorang pemimpin daerah bisa tetap dekat dengan kehidupan sehari-hari warganya. Lewat kecintaannya terhadap kuliner, Intan tak hanya mengejar kenikmatan rasa, tapi juga mendekatkan diri dengan lingkungan dan budaya lokal yang menjadi bagian dari identitas daerahnya.
Lebih dari sekadar selera, aktivitas ini juga menjadi bagian dari keseimbangan antara rutinitas kerja dan waktu pribadi. Bisa jadi, dari secangkir kuah soto atau semangkuk bakso, Intan mendapatkan energi dan inspirasi baru untuk kembali menjalankan tugas-tugasnya sebagai pejabat publik.