Kinerja Wijaya Karya Melemah, Rugi Triliunan dan Pendapatan Tertekan

Jumat, 25 Juli 2025 | 09:17:38 WIB
Kinerja Wijaya Karya Melemah, Rugi Triliunan dan Pendapatan Tertekan

JAKARTA - Tekanan keuangan kembali membayangi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) seiring laporan kerugian bersih yang cukup dalam pada semester I-2025. Emiten konstruksi pelat merah ini mencatatkan kerugian sebesar Rp 1,66 triliun hingga Juni 2025, jauh berbalik dari posisi laba Rp 401,95 miliar yang pernah dibukukan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pelemahan kinerja tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya pendapatan utama dan turunnya pemasukan dari pos pendapatan lain-lain. Meskipun perusahaan berhasil menekan sebagian beban operasional, efisiensi tersebut belum cukup untuk menahan anjloknya profitabilitas.

Pendapatan Anjlok, Kontribusi Utama Tergerus

Selama paruh pertama tahun 2025, pendapatan bersih WIKA tercatat sebesar Rp 5,85 triliun, turun tajam 22,25% dibandingkan Rp 7,53 triliun pada periode yang sama tahun 2024.

Tiga segmen bisnis utama masih menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan perusahaan, yaitu:

Infrastruktur & gedung sebesar Rp 2,34 triliun

Segmen industri Rp 1,61 triliun

Segmen energi dan industrial plant Rp 1,53 triliun

Namun penurunan signifikan justru terjadi pada pos pendapatan lain-lain. Jika pada semester I-2024 perusahaan mengantongi Rp 4,38 triliun dari pos ini, maka pada 2025 hanya tercatat sebesar Rp 891,36 miliar. Penurunan drastis ini menjadi salah satu faktor utama yang memperdalam tekanan terhadap kinerja keuangan WIKA.

Di sisi lain, perusahaan berhasil memangkas beban pokok pendapatan menjadi Rp 5,38 triliun dari sebelumnya Rp 6,88 triliun. Namun langkah efisiensi ini belum cukup menyelamatkan margin laba kotor yang ikut tergerus hingga 26,79% secara tahunan menjadi Rp 473,55 miliar.

Selain itu, beban penjualan meningkat dari tahun sebelumnya menjadi Rp 6,41 miliar, sementara beban umum dan administrasi naik signifikan menjadi Rp 509,31 miliar.

Walaupun beban keuangan menurun dari Rp 1,85 triliun menjadi Rp 1,38 triliun, tekanan tetap datang dari pos kerugian pada entitas asosiasi dan pengendalian bersama, yang tercatat mencapai Rp 626,81 miliar.

Tekanan Likuiditas dan Outlook Perusahaan

Dari sisi neraca keuangan, hingga akhir Juni 2025 WIKA mencatat total aset sebesar Rp 59,03 triliun, mengalami penurunan dari posisi Rp 63,55 triliun pada akhir Desember 2024. Penurunan juga terjadi pada liabilitas perusahaan yang kini tercatat Rp 48,87 triliun, lebih rendah dari Rp 51,68 triliun pada periode akhir tahun lalu. Ekuitas juga turun menjadi Rp 10,16 triliun dari sebelumnya Rp 11,87 triliun.

Yang cukup mencolok adalah posisi kas dan setara kas yang merosot tajam. Pada akhir Desember 2024, perusahaan masih mencatatkan kas sebesar Rp 7,04 triliun, namun per akhir Juni 2025 jumlahnya hanya tersisa Rp 1,61 triliun. Penurunan ini memperlihatkan tekanan likuiditas yang harus segera ditangani, terutama untuk mendukung kebutuhan operasional jangka pendek.

Di tengah berbagai tantangan tersebut, perusahaan menyadari bahwa semester II-2025 akan menjadi periode penentu arah pemulihan kinerja keuangan. Meskipun ada perbaikan pada sisi beban keuangan, tantangan justru muncul dari aspek keberlanjutan proyek hingga perubahan skema pembiayaan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang kini dialihkan ke Danantara. Skema ini membuat fleksibilitas pembiayaan menjadi lebih terbatas.

Dalam upaya membalikkan kondisi, perusahaan menggarisbawahi sejumlah prioritas strategis, seperti:

Menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional tepat waktu

Menekan struktur biaya agar lebih efisien

Mengoptimalkan arus kas operasional

Langkah-langkah tersebut dinilai penting untuk menopang proses pemulihan, sekaligus menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan di tengah ketatnya kompetisi dan fluktuasi kondisi ekonomi global.

Dengan berbagai dinamika yang terjadi pada enam bulan pertama tahun ini, perjalanan ke depan masih akan diwarnai dengan tantangan. Namun manajemen WIKA berharap strategi restrukturisasi dan efisiensi yang sedang dijalankan bisa memberi hasil positif dalam jangka menengah.

Terkini

Menikmati Beragam Menu Lezat Marugame Udon di Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:18 WIB

Chocolate Bingsu, Dessert Segar Favorit Anak Muda Indonesia

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:16 WIB

4 Spot Burnt Cheesecake Paling Lezat di Malang

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:14 WIB

Menikmati Gelato Jogja: Ragam Rasa yang Menggoda Lidah

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:12 WIB

Little Salt Bread Viral: 4 Menu Best Seller Wajib Coba

Selasa, 09 September 2025 | 16:26:10 WIB