JAKARTA - Pemberian vaksin human papillomavirus (HPV) kini tak lagi hanya ditujukan bagi anak perempuan. Dokter spesialis anak, dr. Jessica Sugiharto, Sp.A, menegaskan bahwa vaksin ini sebaiknya diberikan kepada anak laki-laki juga, dengan usia mulai sembilan tahun untuk hasil yang paling optimal.
"Selama ini ada anggapan bahwa vaksin HPV hanya untuk perempuan. Padahal, laki-laki juga membutuhkan perlindungan yang sama," ujar dokter lulusan Universitas Udayana ini dalam sebuah webinar yang dipantau dari Jakarta.
Menurutnya, pemberian vaksin HPV sebelum aktivitas seksual dimulai, seperti sebelum menikah, adalah langkah yang paling disarankan. Anak-anak yang menerima dua dosis vaksin HPV antara usia sembilan hingga 14 tahun sudah mendapatkan proteksi cukup tanpa perlu pengulangan di masa depan.
Jessica juga menekankan pentingnya keterlibatan orang tua dalam keputusan vaksinasi ini. Ia menyebutkan bahwa HPV berisiko tinggi menyebabkan kanker pada pria, seperti kanker penis dengan persentase antara 42–70 persen. Karena itu, peran orang tua sangat penting untuk memastikan anak-anak mereka, baik laki-laki maupun perempuan, menerima vaksinasi ini sedini mungkin.
Jangan Anggap Cukup dengan Vaksin Dasar
Masih banyak orang tua yang merasa cukup dengan memberikan vaksin dasar kepada anak-anak mereka pada usia di bawah dua tahun. Padahal menurut dr. Jessica, langkah tersebut belum sepenuhnya menjamin kekebalan jangka panjang.
"Padahal menurut data, vaksin dasar saja nggak cukup. Kita harus lakukan booster untuk meningkatkan imunitas ke depan," ujarnya mengingatkan.
Vaksinasi tambahan atau booster, kata Jessica, sangat penting untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang disebabkan oleh HPV. Terlebih lagi, rentang waktu antara vaksinasi dasar di bawah usia dua tahun dan vaksinasi berikutnya bisa cukup panjang, membuat banyak orang tua lupa melanjutkan imunisasi.
Ia menjelaskan bahwa saat bayi lahir hingga usia dua tahun, imunisasi dilakukan cukup sering—sekitar dua bulan sekali. Namun setelah anak berusia dua tahun, jadwal vaksinasi menjadi lebih jarang, sekitar enam bulan hingga satu tahun sekali. Hal ini menjadi salah satu penyebab utama terlewatinya jadwal vaksinasi berikutnya.
Untuk mempermudah akses vaksinasi, pemerintah telah menyediakan layanan imunisasi primer di berbagai fasilitas, mulai dari Posyandu, Puskesmas, hingga saat bulan imunisasi anak sekolah (BIAS). Selain itu, masyarakat juga bisa mengakses layanan vaksinasi melalui rumah sakit, klinik, maupun platform layanan kesehatan digital atau telemedisin.
Jessica pun mendorong masyarakat untuk tidak ragu memanfaatkan seluruh saluran ini demi memastikan anak-anak terlindungi secara menyeluruh dari ancaman HPV di masa mendatang.