Bank Indonesia Catat Uang Beredar M2 Juni Tumbuh Capai Rp9.597 Triliun

Rabu, 23 Juli 2025 | 08:49:55 WIB
Bank Indonesia Catat Uang Beredar M2 Juni Tumbuh Capai Rp9.597 Triliun

JAKARTA - Meningkatnya jumlah uang beredar menjadi indikator penting bagi dinamika ekonomi nasional. Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Juni 2025 mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 6,5 persen year on year (yoy), mencapai total Rp9.597,7 triliun.

Kinerja tersebut menunjukkan kenaikan dari bulan sebelumnya, di mana M2 pada Mei 2025 hanya tumbuh 4,9 persen (yoy). Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa tren pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor penting dalam struktur moneter nasional.

“Pertumbuhan M2 pada Juni 2025 sebesar 6,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Mei 2025 sebesar 4,9 persen (yoy) sehingga tercatat Rp9.597,7 triliun,” ujar Ramdan di Jakarta.

Ramdan menjelaskan bahwa pertumbuhan M2 ini ditopang oleh peningkatan uang beredar sempit (M1) yang mencapai 8,0 persen (yoy) serta kenaikan uang kuasi sebesar 4,7 persen (yoy).

Faktor Penopang: Kredit dan Aktiva Luar Negeri

Pertumbuhan uang beredar M2 pada Juni ini disebutkan terutama didorong oleh perkembangan penyaluran kredit serta aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,6 persen (yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,1 persen (yoy).

Perlu dicatat bahwa data tersebut hanya mencakup kredit dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak mencakup instrumen keuangan lain seperti surat berharga, tagihan akseptasi, serta repo. Selain itu, angka kredit juga tidak memasukkan kredit dari kantor bank umum di luar negeri atau kredit kepada pemerintah pusat dan non-penduduk.

Dari sisi eksternal, aktiva luar negeri bersih mencatat pertumbuhan sebesar 3,9 persen, menunjukkan kestabilan jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada Mei 2025.

Sementara itu, BI melaporkan bahwa tagihan bersih kepada pemerintah pusat mengalami kontraksi 8,2 persen (yoy), yang merupakan pelambatan dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar 25,7 persen (yoy).

Dalam laporan tersebut, BI juga menyinggung perkembangan uang primer (M0) adjusted yang tumbuh 8,6 persen (yoy) pada Juni 2025. Kenaikan ini melanjutkan tren positif dari bulan Mei 2025 yang mencatatkan pertumbuhan 14,5 persen (yoy), sehingga nilai M0 adjusted mencapai Rp1.957,1 triliun.

Pertumbuhan uang primer ini dipicu oleh dua komponen utama, yaitu uang kartal yang diedarkan dan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted. Masing-masing mencatat pertumbuhan 9,0 persen (yoy) dan 8,1 persen (yoy).

Menurut BI, perkembangan M0 adjusted dipengaruhi oleh strategi pengendalian moneter yang telah mempertimbangkan efek dari pemberian insentif likuiditas terhadap pasar.

Secara keseluruhan, kinerja indikator moneter sepanjang Juni 2025 mencerminkan arah kebijakan yang tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan stabilitas sistem keuangan.

Bank Indonesia terus memantau berbagai variabel ekonomi dan moneter, serta tetap menjalankan kebijakan makroprudensial yang akomodatif dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Terkini

Trey Lyles Resmi Perkuat Real Madrid Hingga 2026

Kamis, 11 September 2025 | 09:06:40 WIB

Pilates dan Padel, 2 Olahraga Modern yang Lagi Hits

Kamis, 11 September 2025 | 09:06:36 WIB

19 Spot Kuliner Halal Bali yang Paling Dicari Wisatawan

Kamis, 11 September 2025 | 09:06:34 WIB

7 Khasiat Wedang Uwuh yang Baik untuk Kesehatan Tubuh

Kamis, 11 September 2025 | 09:06:32 WIB