JAKARTA - Belitung kini bukan hanya tentang pantai dan batu granit. Lewat inisiatif Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), wajah baru pariwisata Belitung mulai menarik perhatian wisatawan yang mencari lebih dari sekadar pemandangan. Pengalaman budaya, petualangan alam, hingga aktivitas konservasi hadir sebagai pilihan alternatif bagi mereka yang ingin mengenal sisi otentik negeri Laskar Pelangi ini.
Berikut tiga destinasi wisata tersembunyi di Belitung yang menawarkan keunikan tersendiri:
1. Pulau Seliu: Menyatu dengan Kehidupan Bahari
Tak jauh dari Tanjung Pandan, Pulau Seliu menjadi surga tersembunyi yang menyuguhkan kedekatan emosional dengan budaya nelayan lokal. Komunitas Melayu yang tinggal di pulau ini ramah menyambut wisatawan yang ingin tinggal di homestay milik warga.
Aktivitas sehari-hari yang bisa diikuti sangat beragam, mulai dari memproses kelapa menjadi kopra, menganyam jaring, memasak hasil laut segar, hingga membuat emping dan kerupuk kemplang dari ikan lokal. Selain itu, suasana damai desa serta garis pantai yang masih alami menghadirkan kedamaian yang sulit ditemukan di kota.
Jangan lewatkan kesempatan mengunjungi Pantai Gusong, gundukan pasir putih yang hanya muncul saat laut surut. Tempat ini cocok untuk menikmati sunset sambil berswafoto. Akses menuju pulau ini pun mudah, cukup dengan menyeberang sekitar 15 menit dari Teluk Gembira menggunakan perahu nelayan.
2. Desa Terong: Eduwisata Kreatif dari Bekas Tambang
Desa Terong berhasil mengubah citra kawasan bekas tambang timah menjadi tempat wisata edukatif yang menarik. Hanya sekitar 20 menit dari pusat kota Tanjung Pandan, desa ini menyuguhkan pengalaman wisata yang menggabungkan elemen alam, budaya, dan edukasi.
Salah satu kegiatan seru adalah trekking ke Bukit Tebalu Simpor Laki, di mana pengunjung bisa menikmati panorama hijau perbukitan. Setelah itu, kamu bisa mengeksplorasi hutan mangrove sambil memancing ikan Beluko atau mencari kerang bakau saat air laut surut.
Wisata edukatif lainnya mencakup belajar menganyam daun lais menjadi kerajinan tangan seperti tas dan tikar. Kamu juga bisa ikut panen sayuran di kebun warga dan memasaknya bersama ibu-ibu setempat. Desa ini telah masuk dalam daftar 75 Desa Wisata Terbaik versi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023—membuktikan kualitasnya sebagai destinasi wisata unggulan.
3. Desa Keciput: Konservasi Penyu dan Budaya Lokal
Jika kamu ingin berlibur sambil memberi dampak positif terhadap lingkungan, maka Desa Keciput adalah pilihan yang tepat. Terletak di Kecamatan Sijuk, desa ini memiliki Penangkaran Tukik Aik Batu Banyak yang dikelola oleh komunitas lokal. Wisatawan bisa ikut serta dalam pelepasan tukik ke laut dan belajar tentang pelestarian satwa laut yang semakin langka ini.
Lebih dari itu, Desa Keciput juga memiliki kekayaan budaya yang patut dicoba. Terdapat pertunjukan tari Hadera, ritual adat Muang Jong, hingga Selamat Kampong yang sarat nilai tradisi. Wisatawan bisa mengikuti kelas membatik khas pesisir atau membuat kerajinan tangan bersama warga.
Fasilitas di desa ini pun memadai. Tersedia tempat makan, musholla, dan spot-spot foto menarik yang cocok untuk media sosial. Hanya berjarak 40 menit dari Tanjung Pandan, Desa Keciput menjadi destinasi yang cocok untuk wisata keluarga, edukasi pelajar, maupun liburan bermakna bagi siapa saja.
Melalui BBWI, Kementerian Pariwisata ingin membuka lebih banyak peluang untuk destinasi lokal agar tak hanya dikenal, tetapi juga dipahami nilai dan keunikannya. Belitung, lewat berbagai sudutnya yang jarang tersorot, memperlihatkan bahwa pariwisata Indonesia sangat kaya: menyentuh, membumi, dan mengedukasi.
Kini, pilihan liburan bukan sekadar relaksasi, tapi juga tentang mengenal budaya, menghargai lingkungan, dan berbagi pengalaman yang menginspirasi. Jadi, sudah siap menjelajah Belitung yang berbeda?