JAKARTA - Sektor perbankan di Sumatera Utara terus memperlihatkan performa yang solid hingga Mei 2025, menegaskan ketahanan yang kuat di tengah dinamika ekonomi nasional maupun global. Data terbaru yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa bank-bank di wilayah ini berhasil menjaga permodalan dan likuiditas dengan baik, sekaligus mencatat pertumbuhan kredit produktif yang signifikan.
Kepala Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien, menegaskan kondisi positif ini dalam keterangan persnya. Rasio likuiditas bank seperti Alat Likuid terhadap Dana Non-Core Deposit (AL/NCD) bahkan meningkat drastis dari 91,88 persen pada Januari 2025 menjadi 116,55 persen pada Mei 2025. Begitu pula rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang naik dari 19,39 persen ke angka 23,37 persen, jauh melampaui batas minimal yang ditetapkan, masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Pertumbuhan Kredit Produktif Mendorong Ekonomi Lokal
Sektor perbankan Sumut tidak hanya kuat dalam hal likuiditas, tetapi juga aktif menyalurkan kredit yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Hingga akhir Mei 2025, pertumbuhan kredit perbankan umum di Sumatera Utara mencapai 14,34 persen year on year (yoy), melampaui rata-rata nasional yang berada di 8,43 persen. Total kredit produktif yang disalurkan sudah menembus Rp214,52 triliun, menyumbang 70,34 persen dari total portofolio kredit dan tumbuh sebesar 15,3 persen yoy.
Pertumbuhan ini didorong terutama oleh peningkatan kredit modal kerja yang mencapai 44,05 persen dari total kredit dengan pertumbuhan 13,22 persen yoy. Kredit investasi pun tidak kalah mencatatkan lonjakan sebesar 18,96 persen yoy dengan porsi 26,29 persen dari total kredit.
Dari sisi sektor usaha, industri pengolahan menjadi penyumbang utama dengan pangsa 24,39 persen dan pertumbuhan kredit sebesar 21,45 persen yoy. Sektor pertanian dan perkebunan juga mencatat pertumbuhan menggembirakan sebesar 23,37 persen yoy, didukung oleh program Skema Pengembangan Komoditas Sawit Rakyat (SERAYA) yang diinisiasi oleh Kantor OJK Sumut.
Tidak ketinggalan, dukungan terhadap sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus diperkuat. Penyaluran kredit UMKM hingga Mei 2025 mencapai Rp81,15 triliun, naik 1,79 persen yoy. Sebagian besar kredit ini difokuskan pada segmen Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dengan porsi 81,47 persen dan pertumbuhan 5,74 persen yoy, sedangkan Usaha Menengah menyumbang 18,53 persen.
Kualitas Kredit dan Dana Pihak Ketiga Menjaga Stabilitas
Selain fokus pada pertumbuhan, kualitas kredit perbankan di Sumatera Utara juga terus terjaga. Rasio Non-Performing Loan (NPL) net tercatat sebesar 0,87 persen pada Mei 2025, naik sedikit dari 0,73 persen pada Desember 2024. Namun, NPL gross justru menunjukkan perbaikan menjadi 1,91 persen dari sebelumnya 2,05 persen. Indikator risiko lainnya, Loan at Risk (LaR), juga menurun menjadi 6,25 persen dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar 7,39 persen.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) per Mei 2025 mencapai Rp325,59 triliun dengan pertumbuhan 2,59 persen yoy. Kenaikan ini didukung oleh peningkatan tabungan sebesar 2,11 persen dan deposito sebesar 3,46 persen yoy. Struktur DPK didominasi oleh tabungan dengan porsi 43,51 persen, diikuti deposito 39,6 persen dan giro 16,9 persen.
Sektor perbankan di Sumatera Utara menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan yang membanggakan hingga pertengahan 2025. Berkat manajemen likuiditas yang sehat, kualitas kredit yang terjaga, serta penyaluran kredit produktif yang agresif, perekonomian daerah ini berhasil tumbuh di atas rata-rata nasional. Dukungan berkelanjutan untuk sektor industri, pertanian, dan UMKM semakin mengokohkan peran perbankan sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi regional.
Ke depan, data ini memberi optimisme bahwa bank-bank di Sumut siap menghadapi tantangan ekonomi dengan fondasi yang kuat dan strategi yang tepat, demi mendukung kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah.