Bank Indonesia Diperkirakan Tahan Suku Bunga di 5,5 persen

Rabu, 16 Juli 2025 | 09:07:48 WIB
Bank Indonesia Diperkirakan Tahan Suku Bunga di 5,5 persen

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 16 Juli 2025. Keputusan ini dinilai sebagai langkah kehati-hatian mengingat tekanan eksternal yang masih membayangi perekonomian nasional meski nilai tukar rupiah mulai menunjukkan tren penguatan.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menegaskan bahwa BI masih memilih untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global yang belum mereda. “Kami memperkirakan BI akan mempertimbangkan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI rate di level 5,5 persen dalam RDG BI bulan ini,” ujarnya.

Meski rupiah memperlihatkan apresiasi dalam beberapa waktu terakhir, yang biasanya membuka ruang bagi penurunan suku bunga, dinamika risiko eksternal justru menuntut kebijakan yang lebih konservatif dari bank sentral. Salah satu tantangan terbesar berasal dari ketegangan perdagangan internasional yang kembali meningkat, terutama setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif balasan sebesar 32 persen pada beberapa mitra dagangnya, termasuk Indonesia.

Josua menjelaskan, “Salah satu pertimbangan utama datang dari memanasnya kembali ketegangan perdagangan global, terutama setelah kebijakan terbaru Presiden AS Donald Trump yang kembali memberlakukan tarif balasan sebesar 32 persen terhadap sejumlah mitra dagang utama, termasuk Indonesia.” Kondisi ini memicu sentimen risk-off di pasar keuangan dunia, yang berpotensi memberikan tekanan negatif terhadap nilai tukar rupiah dalam jangka pendek.

Dengan risiko-risiko tersebut, BI lebih memilih menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi daripada mengambil risiko pelonggaran kebijakan moneter secara prematur. Namun, Josua masih membuka kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen pada RDG September 2025, apabila kondisi global membaik.

“Peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen masih cukup terbuka, kemungkinan besar pada RDG September 2025,” kata Josua. Harapan ini muncul jika tercapai kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat, apalagi jika kebijakan tarif 32 persen terhadap produk ekspor Indonesia dapat ditunda atau dibatalkan sebelum 1 Agustus.

Faktor Domestik dan Global yang Menentukan Kebijakan BI

Selain tekanan eksternal, ada sejumlah faktor domestik yang turut menjadi pertimbangan BI dalam menentukan arah suku bunga. Salah satu perhatian utama adalah potensi kenaikan inflasi dari kebijakan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) yang mulai berlaku pada semester kedua 2025.

Josua menyebutkan bahwa penerapan cukai tersebut dapat mendorong inflasi inti naik secara bertahap. Ini menjadi elemen penting yang harus diperhitungkan oleh BI sebelum mengambil keputusan menurunkan suku bunga. Dalam konteks tersebut, BI akan terus memantau perkembangan inflasi agar kebijakan moneter yang diambil tetap tepat sasaran.

Di sisi lain, Ekonom LPEM FEB UI, Teuku Riefky, turut memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan pada bulan ini. Riefky menilai meskipun inflasi tahunan naik menjadi 1,87 persen pada Juni 2025, penguatan rupiah masih berlanjut karena pelemahan dolar AS secara global.

“Kami menilai Bank Indonesia sebaiknya menahan BI-Rate di level 5,50 persen pada Rapat Dewan Gubernur bulan Juli ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” ujar Riefky.

Riefky juga mengingatkan bahwa tekanan inflasi masih berpotensi meningkat seiring memasuki musim tahun ajaran baru, peningkatan aktivitas belanja liburan, serta kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi. Di samping itu, ketegangan geopolitik dan ancaman tarif AS yang terus membayangi juga memperkuat alasan BI untuk berhati-hati dalam menetapkan kebijakan suku bunga.

Menurutnya, BI harus menyeimbangkan antara menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, keputusan mempertahankan suku bunga saat ini menjadi strategi yang tepat dalam menghadapi ketidakpastian baik dari dalam maupun luar negeri.

Bank Indonesia berada pada posisi yang penuh tantangan dalam mengelola kebijakan moneter di tengah ketidakpastian global dan tekanan domestik yang beragam. Meski rupiah mulai menguat, berbagai risiko eksternal seperti ketegangan perdagangan dunia dan kebijakan tarif AS menuntut kebijakan yang prudent dari BI.

Secara domestik, faktor inflasi yang dipicu oleh kebijakan cukai dan musim belanja menjadi perhatian tambahan yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan suku bunga. Oleh karena itu, BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada 5,5 persen untuk menjaga stabilitas perekonomian sampai kondisi global dan domestik lebih kondusif.

Dengan proyeksi ini, pelaku pasar dan masyarakat diharapkan dapat mempersiapkan diri menghadapi berbagai dinamika ekonomi yang mungkin terjadi dalam beberapa bulan ke depan.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB