AAUI: Perlambatan Premi Asuransi Umum Butuh Penyesuaian Cepat

Selasa, 15 Juli 2025 | 08:21:03 WIB
AAUI: Perlambatan Premi Asuransi Umum Butuh Penyesuaian Cepat

JAKARTA - Industri asuransi umum Indonesia sedang berada dalam masa adaptasi di tengah perlambatan pertumbuhan premi yang terjadi sejak awal tahun 2025. Meski pendapatan premi masih mencatat kenaikan, laju pertumbuhan yang menurun menjadi sinyal bahwa perusahaan asuransi harus merancang ulang strategi agar tetap kompetitif di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian dan dinamika proyek nasional yang berubah-ubah.

Dampak Perlambatan Ekonomi dan Proyek Strategis terhadap Asuransi Umum

Menurut Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan, kondisi ekonomi nasional yang sedang menyesuaikan diri menjadi salah satu faktor utama perlambatan tersebut. “Salah satu penyebab utama perlambatan ini adalah dampak dari kondisi perekonomian domestik yang tengah dalam fase penyesuaian,” ujarnya.

Proyek strategis nasional seperti pembangunan 3 juta rumah, infrastruktur energi dan transportasi, serta proyek Ibu Kota Negara (IKN) mengalami penyesuaian jadwal akibat kebijakan konsolidasi fiskal dan revisi alokasi anggaran. Akibatnya, permintaan asuransi di sektor konstruksi, pengangkutan barang, serta asuransi properti dan tanggung jawab hukum mengalami penurunan, sehingga memberi tekanan pada pendapatan premi industri asuransi umum.

Penyerapan anggaran infrastruktur pemerintah yang masih di bawah target sampai pertengahan tahun semakin memperpanjang tantangan ini. Perusahaan asuransi dituntut untuk melakukan penyesuaian cepat agar tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan situasi yang berkembang.

Strategi Internal dan Inovasi untuk Menjaga Pertumbuhan

Selain tekanan dari faktor eksternal, industri asuransi umum juga harus menghadapi penyesuaian internal akibat perubahan regulasi dan standar pelaporan keuangan. Budi menegaskan bahwa penerapan POJK Nomor 23 Tahun 2023 dan standar akuntansi PSAK 117 menuntut perusahaan asuransi untuk lebih selektif dalam memilih risiko (underwriting) serta menjaga kesehatan keuangan secara konservatif.

“Perubahan ini berdampak pada nilai ekuitas perusahaan dan mengharuskan adanya antisipasi agar kesehatan keuangan tetap terjaga,” jelas Budi.

AAUI mendorong perusahaan asuransi untuk memperkuat kolaborasi dengan reasuradur nasional guna meningkatkan kapasitas retensi risiko sekaligus mengurangi ketergantungan pada reasuransi luar negeri yang semakin selektif dan berbiaya tinggi.

Pengembangan produk baru juga menjadi prioritas, seperti asuransi kebencanaan berbasis parametrik, asuransi siber, serta produk untuk segmen mikro dan UMKM. Produk-produk ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat serta sektor riil saat ini.

Teknologi digital menjadi salah satu kunci dalam mendistribusikan produk, meningkatkan layanan pelanggan, serta mempercepat proses klaim. Dengan efisiensi operasional yang didukung teknologi, perusahaan asuransi dapat meningkatkan daya saing dan memberikan pengalaman lebih baik kepada nasabah.

Dengan adaptasi yang tepat, industri asuransi umum diharapkan mampu melewati perlambatan ini dan tetap menjadi penopang penting dalam menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.

Terkini

Harga HP Infinix Terbaru September 2025 Semua Seri

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:14 WIB

POCO C85 Resmi Masuk Indonesia, Baterai Besar 6000mAh

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:12 WIB

Ramalan Shio 11 September 2025: Energi Positif Tiap Shio

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:11 WIB

Harga Sembako Jatim Hari Ini: Cabai dan Bawang Naik

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:10 WIB

Cek Penerima Bansos PKH BPNT 2025 Mudah Cepat

Rabu, 10 September 2025 | 16:22:09 WIB