Bank Indonesia Izinkan Semua Bank Devisa Salurkan Renminbi

Senin, 14 Juli 2025 | 14:28:40 WIB
Bank Indonesia Izinkan Semua Bank Devisa Salurkan Renminbi

JAKARTA - Dalam upaya memperkuat kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Tiongkok, Bank Indonesia mengambil pendekatan terbuka terhadap penggunaan renminbi (yuan) dalam transaksi perdagangan antarnegara. Tanpa menunjuk agen resmi, seluruh bank devisa di Tanah Air kini diberi keleluasaan untuk menyalurkan mata uang asal Tiongkok tersebut, asalkan memiliki koresponden di sana.

Kesempatan Terbuka bagi Semua Bank Devisa

Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono menjelaskan bahwa penunjukan khusus terhadap bank tertentu sebagai agen penyalur renminbi tidak diperlukan. Pasalnya, seluruh bank devisa yang sudah memenuhi persyaratan teknis dan jaringan internasional diberi ruang untuk berperan aktif dalam implementasi kebijakan ini.

"Selama bank devisa itu memiliki koresponden di Cina dan mempunyai nasabah maka bank itu bisa langsung mengeksekusi transaksi menggunakan renminbi," ujar Hartadi dalam rapat di gedung parlemen Jakarta.

Pernyataan ini menandai berlakunya sistem terbuka yang memungkinkan setiap bank devisa untuk menjalankan fungsi penyalur yuan tanpa perlu rekomendasi atau penunjukan resmi dari otoritas moneter. Hal ini diharapkan mampu mempercepat adopsi mata uang Tiongkok dalam transaksi internasional.

Latar Belakang Kerja Sama BCSA

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kerja sama Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) yang telah diteken antara bank sentral Indonesia dan bank sentral Tiongkok. Fasilitas pertukaran mata uang ini memiliki nilai total 100 miliar renminbi atau setara US$15 miliar.

Tujuan utama dari kerja sama ini adalah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar Amerika Serikat dalam transaksi perdagangan antara kedua negara. Seiring meningkatnya volume dagang Indonesia–Tiongkok, mekanisme pertukaran langsung menggunakan mata uang lokal dinilai lebih efisien dan mengurangi biaya konversi.

Hartadi menyebut bahwa mekanisme teknis penyaluran renminbi melalui sistem perbankan nasional sudah siap. Dengan demikian, bank-bank yang memiliki hubungan koresponden dengan bank di Cina tidak akan menghadapi hambatan berarti dalam melakukan transaksi tersebut.

Mendorong Transaksi Perdagangan yang Lebih Efisien

Langkah ini juga dimaksudkan untuk mendorong para pelaku usaha di sektor ekspor-impor agar mulai terbiasa melakukan transaksi langsung menggunakan renminbi. Dengan opsi ini, eksportir dan importir tidak perlu lagi mengonversi rupiah ke dolar AS terlebih dahulu sebelum ditukar ke yuan. Hal ini akan memangkas waktu dan biaya serta mengurangi eksposur terhadap volatilitas nilai tukar dolar AS.

Dengan tidak adanya ketentuan penunjukan bank tertentu sebagai agen, pelaku usaha diberikan keleluasaan lebih besar dalam memilih bank mana yang akan mereka gunakan untuk memproses transaksi dalam mata uang yuan. Kompetisi antarbank pun diharapkan dapat meningkatkan layanan dan efisiensi transaksi.

Langkah ini menjadi strategi pragmatis dan fleksibel dari Bank Indonesia yang sejalan dengan dinamika global, di mana banyak negara kini membuka kerja sama mata uang lokal untuk memperkuat stabilitas sektor keuangan dan perdagangan internasional.

Potensi Jangka Panjang

Penerapan mekanisme swap mata uang lokal seperti ini tidak hanya akan berdampak pada peningkatan efisiensi perdagangan, tetapi juga menjadi bagian dari strategi diversifikasi cadangan devisa Indonesia. Dalam jangka panjang, renminbi berpotensi menjadi salah satu mata uang utama yang digunakan dalam cadangan devisa global, terutama seiring dengan menguatnya perekonomian Tiongkok.

Dengan sistem terbuka ini, peran aktif dari sektor perbankan nasional akan menjadi krusial. Bank-bank devisa perlu meningkatkan kapabilitas mereka, baik dari sisi teknologi, operasional, maupun sumber daya manusia untuk mengelola transaksi lintas negara dengan baik.

Bagi nasabah korporasi, hal ini juga membuka peluang untuk memperluas pasar dan efisiensi transaksi, mengingat Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.

Dukungan Infrastruktur Perbankan

Bank-bank devisa yang memiliki infrastruktur korespondensi dengan bank-bank di Tiongkok dipastikan bisa langsung mengeksekusi transaksi renminbi. Dalam konteks ini, Bank Indonesia mendorong kesiapan sistem dan koordinasi antarbank untuk mendukung kelancaran implementasi kerja sama ini.

Dengan adanya fleksibilitas dari otoritas moneter, kini tinggal bagaimana masing-masing bank devisa merespons peluang ini. Beberapa bank besar nasional diperkirakan akan segera mengoptimalkan kerja sama ini dengan menawarkan layanan transaksi renminbi kepada pelaku usaha.

Sinergi Multisektor Sangat Diperlukan

Keberhasilan implementasi sistem ini tentu tak hanya bergantung pada kesiapan sektor perbankan, tetapi juga pada kesadaran dan pemahaman pelaku usaha. Sosialisasi dari pemerintah, asosiasi eksportir, dan pelaku industri menjadi kunci untuk memastikan bahwa peluang ini benar-benar dimanfaatkan secara optimal.

Dengan terbukanya akses langsung terhadap renminbi, diharapkan ketergantungan terhadap dolar AS bisa dikurangi secara bertahap. Ini menjadi langkah strategis dalam mendukung kemandirian sistem keuangan nasional di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi global yang terus berubah.

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen Pegawai Baru 2025

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:09 WIB

KUR BNI 2025 Solusi Pendanaan Ringan untuk UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:08 WIB

KUR BRI 2025 Menjadi Solusi Modal Usaha Ringan UMKM

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:07 WIB

KUR BSI 2025 Solusi Modal Syariah untuk UMKM Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:06 WIB

Skema Cicilan KUR BCA 2025 Pinjaman Rp100 Juta

Kamis, 11 September 2025 | 16:33:05 WIB