JAKARTA - Barcelona kembali bergerak cermat dalam jendela transfer musim panas ini. Setelah gagal mencapai kesepakatan dengan Nico Williams, kini mereka mengalihkan perhatian ke Denzel Dumfries, bek sayap kanan Inter Milan. Minat ini muncul usai terungkapnya klausul rilis Dumfries yang cukup terjangkau €25 juta (£22 juta/$29 juta) menjadi peluang emas bagi Barca yang tengah menyeimbangkan anggaran transfernya.
Menurut jurnalis ternama Fabrizio Romano, Barcelona menunjukkan “minat kuat” terhadap Dumfries. Namun hingga kini belum ada tawaran resmi dari klub Catalan tersebut kepada Inter Milan. Bahkan beberapa klub top Eropa lain, seperti Liverpool, Manchester United, Chelsea, dan Newcastle United, sudah memantau situasi sang pemain.
Dengan usia 29 tahun dan performa terbaiknya di Serie A musim lalu—11 gol dan 5 assist dalam 47 penampilan—Dumfries menawarkan kombinasi pengalaman, daya ledak serang, dan durabilitas. Situasi ini membuat klausul rilis €25 juta menjadi semacam jendela peluang langka sebelum opsi itu hilang di pertengahan Juli.
Keuntungan Ganda Bagi Barcelona
Bagi Barcelona, merekrut Dumfries kini adalah langkah strategis. Klub masih berada dalam kondisi keuangan terbatas dan harus menerapkan pendekatan transfer yang hemat serta efisien. Menengahi klausul rilis €25 juta terbukti lebih ekonomis daripada membayar mahal untuk target prioritas lain seperti Williams, yang klausulnya berkisar antara €58–62 juta.
Pelatih Hansi Flick diketahui memang memiliki preferensi lain di posisi sayap, tetapi Barca dapat memaksimalkan potensi Dumfries untuk berbagai peran. Di bawah kepelatihan Flick, pemain asal Belanda ini bisa menjadi bagian dari skema 3-4-3 maupun 4-3-3, memanfaatkan kecepatan, daya gempur, dan pengalamannya di kompetisi Liga Champions dan Serie A.
Selain itu, Barcelona juga bisa mengalihkan anggaran cadangan bagi target lain jika Dumfries sudah dipastikan datang. Strategi ini memungkinkan klub tetap menjaga fleksibilitas finansial saat menanti prospek jangka panjang dari pemain muda atau target utama lainnya.
Momen El Matador: Laga Epik Kontra Barcelona
Denzel Dumfries sempat menjadi momok menakutkan bagi Barcelona—secara harfiah. Pada semi-final Liga Champions musim lalu, Inter Milan menang agregat 7–6 atas Blaugrana, dan Dumfries berkontribusi besar dalam kemenangan berjuluk “Drama di Giuseppe Meazza.”
Grafik performanya di dua leg semifinal tersebut sangat baik: mencetak dua gol dan tiga assist—sekitar lima dari total tujuh gol Inter saat itu. Leg kedua pun menjadi penegasan betapa kehilangan dumfries bisa berbahaya. Klub Catalan tak bisa melupakan perannya dalam mengubur ambisi juara mereka.
Dengan momen itu, Barcelona tidak hanya melihat Dumfries sebagai tambahan talenta, tetapi juga sebagai alat untuk memperpanjang dominasi mereka atas rival-rival Eropa termasuk Inter.
Investasi Bijak atau Risiko Finansial?
Barcelona kini berada di persimpangan antara kebutuhan taktis dan keterbatasan ekonomis. Mendatangkan Denzel Dumfries akan menjadi perolehan cerdas: usia matang, performa terbukti, dan ketersediaan klausul rilis murah. Di saat yang sama, Barca tetap harus menghitung pro dan kontra, terutama karena target prioritas mereka seperti Nico Williams masih belum pasti dan kehadiran Dumfries bisa membuat penyesuaian skema tim jadi sulit.
Jika Barca mampu menuntaskan transfer ini, mereka akan mendapatkan bek sayap kelas dunia tanpa membebani neraca keuangan. Namun langkah ini patut dipantau karena bisa jadi ini hanya awal dari bukaan strategi transfer cerdas Blaugrana.
Keputusan Barcelona akan ditentukan sebelum pertengahan Juli—saat klausul rilis Dumfries aktif. Apakah mereka memilih untuk bergerak cepat mengejar peluang, atau menunggu target impian lainnya? Waktu dan tensi finansial akan menjadi penentu utama di balik opsi strategis La Masia ini.