JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menunjukkan tanda-tanda pemulihan signifikan di awal 2025. Maskapai pelat merah ini tidak hanya membukukan pertumbuhan pendapatan operasional konsolidasi, tetapi juga mencatat lonjakan tajam dari sektor penerbangan charter yang menjadi motor pertumbuhan baru di tengah upaya penyehatan kinerja.
Per 31 Maret 2025, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan operasional konsolidasi sebesar US$ 723,56 juta, naik 1,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini mencerminkan geliat positif yang terus dikembangkan Garuda Indonesia dalam mengoptimalkan potensi pasar layanan penerbangan nasional.
“Kinerja periode kuartal I 2025 terus mencatatkan hasil yang positif dan turut merefleksikan optimisme terhadap potensi Garuda Indonesia,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani.
Charter Flight Jadi Andalan Baru Garuda
Dalam penjelasannya, Wamildan menyoroti kontribusi signifikan dari sektor penerbangan tidak berjadwal atau charter. Pendapatan dari segmen ini melonjak hingga 92,88 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.
Pertumbuhan ini menunjukkan adanya permintaan yang kuat dari pasar terhadap layanan charter, baik untuk keperluan korporasi, pemerintah, maupun kebutuhan pariwisata yang bersifat fleksibel. Strategi diversifikasi ini menjadi salah satu faktor penting dalam menopang pendapatan Garuda di tengah upaya pemulihan yang sedang dijalankan.
Angkut Lebih dari 5 Juta Penumpang
Dari sisi operasional, kinerja grup maskapai nasional ini juga menunjukkan perbaikan. Sepanjang kuartal pertama 2025, Garuda Indonesia Group berhasil melayani total 5,13 juta penumpang. Jumlah tersebut terdiri dari 2,65 juta penumpang Garuda Indonesia dan 2,48 juta penumpang Citilink, anak perusahaan yang beroperasi di segmen low-cost carrier (LCC).
RUPSLB Perkuat Arah Restrukturisasi dan Transformasi
Tak hanya dari sisi pendapatan, momentum transformasi dan restrukturisasi Garuda Indonesia juga mendapat dukungan penuh dari para pemegang saham.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Senin, 30 Juni 2025, sebanyak 67,95 miliar lembar saham hadir atau diwakili. Dari jumlah tersebut, 74,29 persen pemegang saham memberikan persetujuan strategis atas berbagai agenda penting, termasuk upaya restrukturisasi menyeluruh dalam rangka penyehatan kinerja perusahaan.
Salah satu agenda utama yang disetujui adalah perubahan susunan pengurus perseroan. Langkah ini diambil untuk memperkuat kepemimpinan manajemen dalam menjalankan transformasi jangka menengah hingga jangka panjang.
“Persetujuan pemegang saham pada RUPSLB hari ini merupakan titik balik bagi Garuda Indonesia dan menjadi landasan utama bagi langkah untuk menjadi maskapai yang sehat, kompetitif, dan berkelas dunia," kata Wamildan Tsani.
Optimisme Pemulihan Penuh di Masa Depan
Dengan dukungan penuh dari pemegang saham dan pemerintah, Garuda Indonesia kini memasuki fase penting dalam upaya pemulihan. Menurut Wamildan, langkah-langkah strategis yang dijalankan akan berujung pada pencapaian jangka panjang, yakni menjadi maskapai yang tidak hanya mampu bersaing secara global, tetapi juga menjadi kebanggaan nasional.
"Makin dirasakan kehadirannya oleh masyarakat, dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di tingkat dunia,” ujar Wamildan menutup pernyataannya.
Sorotan Tambahan
Pertumbuhan charter flight 92,88% menjadi kunci pendongkrak pendapatan.
Total 5,13 juta penumpang diangkut sepanjang Q1 2025.
RUPSLB 30 Juni 2025 menandai dukungan besar pemegang saham untuk transformasi.
Garuda menargetkan pemulihan total dan ekspansi global dalam jangka menengah.
Kinerja positif Garuda Indonesia di kuartal I 2025 bukan hanya sekadar pencapaian finansial, tetapi juga mencerminkan keberhasilan strategi jangka panjang yang telah dirintis pascapandemi. Dukungan pemegang saham dan pemerintah, serta inovasi layanan seperti charter flight, memperkuat fondasi maskapai ini untuk kembali terbang tinggi sebagai pemain utama industri penerbangan global.