JAKARTA - Pasar Kliwon, sebagai salah satu pusat perdagangan terbesar di Kota Kudus, Jawa Tengah, tak hanya dikenal sebagai tempat jual beli berbagai kebutuhan pokok, tetapi juga menjadi surga kuliner tradisional. Salah satu kuliner yang paling legendaris dan diminati pengunjung adalah Es Cendol Dawet Sido Mampir, yang telah menjadi ikon lantai 3 Pasar Kliwon.
Minuman tradisional berbahan dasar cendol ini telah memikat pelanggan dari berbagai usia. Terbuat dari kombinasi pati aren, santan, gula jawa, dan serutan es batu, Es Cendol Dawet Sido Mampir dikenal menyajikan rasa segar yang khas dan autentik.
Didirikan oleh almarhum Pak Maslikan, usaha ini kini diteruskan oleh sang istri, Bu Rukaiya, sejak tahun 2021. Dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu hanya Rp7.000 per porsi, es cendol ini tetap menjadi favorit para pengunjung pasar maupun pedagang setempat.
"Saya hanya ingin meneruskan usaha almarhum suami dengan jujur dan apa adanya. Alhamdulillah sampai sekarang masih banyak yang suka," ungkap Bu Rukaiya, Kamis, 19 Juni 2025, saat ditemui di gerainya.
Cita Rasa Legendaris yang Tak Pernah Pudar
Kesuksesan Es Cendol Dawet Sido Mampir tidak hanya karena harganya yang ramah di kantong, tetapi juga karena konsistensi rasa dan kualitas bahan yang digunakan. Santan kental dan gula jawa asli membuat rasa manisnya tidak menyengat, melainkan lembut dan menyegarkan.
Tak heran, Es Cendol Dawet ini telah memiliki pelanggan tetap dari kalangan pedagang di Pasar Kliwon. Salah satunya adalah Pak Selamet, seorang pedagang kelapa yang sudah berjualan di pasar sejak tahun 1999.
"Saya jual kelapa dari tahun 1999, kalau pengen dawet ya saya pasti ke sini. Rasanya beda, seger dan nggak eneg," ujar Pak Selamet kepada wartawan.
Peluang Pesanan untuk Acara Besar
Selain dijual langsung di pasar, Es Cendol Dawet Sido Mampir juga menerima pesanan untuk acara hajatan, syukuran, maupun kegiatan besar lainnya. Bu Rukaiya menyebut, permintaan pesanan kerap datang dari luar pasar, terutama saat musim pernikahan atau acara keagamaan.
“Kadang kalau ada yang punya acara besar, mereka pesen dawet banyak. Kita siap kirim, asalkan pesan dulu sebelumnya,” ujarnya.
Kapasitas produksi yang fleksibel memungkinkan usaha kecil ini tetap eksis dan bersaing di tengah gempuran minuman kekinian. Bahkan, sebagian pelanggan dari luar kota yang datang ke Kudus kerap menyempatkan diri mampir untuk menikmati segelas es cendol dawet khas Pasar Kliwon ini.
Mempertahankan Warisan Kuliner Kudus
Kudus dikenal sebagai salah satu kota yang kaya akan tradisi dan budaya kuliner Jawa Tengah. Keberadaan kuliner seperti Es Cendol Dawet Sido Mampir menjadi bukti bahwa warisan kuliner lokal masih mampu bertahan dan bersinar di tengah perkembangan zaman.
Meski tanpa promosi digital yang masif, kekuatan dari mulut ke mulut (word of mouth) menjadi kekuatan utama yang membuat kedai ini tetap ramai pengunjung. Kesederhanaan dan kehangatan pelayanan dari Bu Rukaiya menjadi nilai tambah yang jarang ditemui di tempat lain.
Kuliner Wajib Saat Berkunjung ke Pasar Kliwon
Bagi wisatawan atau warga Kudus yang sedang berkunjung ke Pasar Kliwon, mencicipi Es Cendol Dawet Sido Mampir adalah pengalaman yang wajib dicoba. Lokasinya yang strategis di lantai 3 pasar memudahkan pengunjung untuk menemukannya.
Selain menawarkan kesegaran, minuman ini juga memberikan pengalaman nostalgia akan cita rasa tradisional yang otentik, jauh dari bahan tambahan buatan seperti pemanis buatan atau pewarna sintetis.
Es Cendol Dawet Sido Mampir bukan hanya sekadar minuman pelepas dahaga di tengah hiruk-pikuk pasar, tetapi juga simbol keteguhan dan cinta terhadap tradisi kuliner lokal. Usaha yang diwariskan dari suami ke istri ini berhasil mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan modern.
Dengan harga terjangkau, cita rasa yang otentik, dan pelayanan yang hangat, tak heran jika Es Cendol Dawet Sido Mampir tetap menjadi primadona Pasar Kliwon Kudus hingga hari ini.