JAKARTA - Transisi energi saat ini tidak hanya soal pengembangan teknologi ramah lingkungan, melainkan juga mencakup upaya membangun masyarakat yang mandiri secara energi dan ekonomi. Pernyataan ini disampaikan oleh John Anis, Chief Executive Officer Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), dalam sebuah kesempatan wawancara terkait langkah strategis Indonesia menuju energi berkelanjutan.
Menurut John Anis, fokus utama dalam transisi energi tidak semata pada penggantian sumber energi fosil dengan energi baru terbarukan, tetapi juga bagaimana masyarakat dapat berperan aktif dan mandiri dalam ekosistem energi baru tersebut.
“Transisi energi bukan hanya mengenai teknologi, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang mandiri secara energi dan ekonomi,” ujar John Anis pada 16 Juni 2025.
Kemandirian Energi sebagai Kunci Keberlanjutan
John Anis menegaskan bahwa teknologi memang sangat penting dalam mendukung pemanfaatan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa. Namun, tanpa adanya kemandirian masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan sumber energi tersebut, transisi ini tidak akan berjalan optimal.
“Teknologi bisa datang dan pergi, tapi kemandirian masyarakat akan memastikan bahwa energi yang dihasilkan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat itu sendiri,” tambah John.
Hal ini juga sekaligus menegaskan pentingnya pendekatan sosial dan ekonomi dalam implementasi proyek-proyek energi baru terbarukan, agar tidak hanya pemerintah atau korporasi yang menikmati manfaatnya, tetapi masyarakat juga bisa berdaya dan memperoleh nilai tambah ekonomi.
Strategi Pertamina NRE dalam Mendukung Transisi Energi
Sebagai anak perusahaan Pertamina yang fokus pada energi baru dan terbarukan, Pertamina NRE telah menginisiasi berbagai proyek yang tidak hanya mengadopsi teknologi terkini, tetapi juga memberdayakan komunitas lokal. Contohnya adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di desa-desa terpencil yang sebelumnya kesulitan akses listrik.
John Anis menjelaskan, “Kami mengembangkan program yang mengintegrasikan teknologi dengan pelatihan dan pendampingan masyarakat, sehingga mereka tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga pengelola energi mandiri.”
Selain itu, Pertamina NRE juga berkomitmen untuk memperluas pemanfaatan energi terbarukan dalam skala rumah tangga dan UMKM, agar bisa mendorong produktivitas sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Dukungan Pemerintah dan Tantangan yang Dihadapi
Percepatan transisi energi di Indonesia mendapat dukungan penuh dari pemerintah, terutama dalam hal regulasi dan insentif untuk pengembangan energi bersih. Namun, tantangan besar yang masih harus dihadapi adalah bagaimana memastikan distribusi manfaat dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama yang berada di daerah terpencil.
John Anis mengungkapkan, “Kendala utama bukan hanya soal teknologi, tapi juga bagaimana kita membangun ekosistem yang inklusif agar masyarakat bisa menjadi bagian dari solusi energi berkelanjutan.”
Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat menjadi kunci sukses dalam proses transisi energi ini.
Menuju Masa Depan Energi Berkelanjutan
Dengan pendekatan yang mengutamakan kemandirian masyarakat dan penggunaan teknologi terbarukan, Indonesia diharapkan bisa mempercepat target pengurangan emisi karbon sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
John Anis menutup pernyataannya dengan optimisme, “Kita harus memastikan transisi energi ini tidak hanya hijau secara lingkungan, tetapi juga berkeadilan sosial dan ekonomi.”
Transisi energi bukan sekadar soal inovasi teknologi, melainkan juga transformasi sosial dan ekonomi yang melibatkan masyarakat secara aktif. Pertamina NRE, di bawah kepemimpinan John Anis, berupaya mendorong paradigma baru ini melalui proyek dan program yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberdayakan masyarakat agar mandiri energi sekaligus mandiri ekonomi.